"Hidup itu memang perlu mencari muka - Biar orang lain tahu , ada identitas Anda di suatu tempat tertentu". - Noto Susanto.
Menunjukkan kepada orang lain bahwa sesungguhnya karyawan itu ingin diberikan pujian dan mendapatkan perhatian baik dari atasan maupun rekan kerjanya. Oleh sebab itu, mencari muka dalam hal yang positif seperti "posting gambar hadir lebih awal ditempat kerja dan update pekerjaan yang sudah selesai" dan lain sebagainya.
Kebiasaan karyawan atau sifat-sifat dalam pekerjaan "memang harus mencari muka" kalau tidak tampil didepan rekan kerja lainnya, atau Anda lebih sukanya menyendiri dan tidak ingin bergabung diantara rekan kerja yang lain, justru itu akan mendapatkan penilaian negatif dan menjadi tanda tanya besar?
"Kerja itu sewajarnya saja, karena loyalitas dan presentasi kerja akan kalah sama orang yang bermuka dua alias penjilat atau ABS (asal bapak senang) bisa melakukan apa saja ditempat kerja". Dunia Kerja & Noto Susanto.
Faktanya masih banyak karyawan yang mencari muka untuk kepentingan dirinya sendiri dengan mencoba mempengaruhi rekan kerja bahkan melaporkan kepada atasan tentang karyawan lain, tentunya hal yang negatif. Ini yang perlu dilakukan pencegahan, agar tindakan Anda tidak berlebihan terhadap sesuatu hal yang membuat rekan karyawan yang lain tidak suka kepada diri Anda.
Perlu digaris bawahi setiap karyawan mempunyai kepala sama hitam "tapi hati dan pikiran beda-beda" bisa terjadi di depan mata Anda orangnya baik, namun di belakangnya justru menjelek-jelekkan bahkan menfitnah terhadap hal yang tidak ada "di ada-adakan". Kesempatan ini, bisa terjadi kepada siapapun yang menjadi karyawan baik "atasan maupun bawahan".
"Mencari muka atau pencitraan pada dasarnya dilarang, namun dalam menuntut ilmu dibolehkan". - Pandangan Islam.
Dari uraian pandangan Islam, berarti mengingatkan kita semua bahwa cari muka berhubungan dengan kelimuan atau kalau ditempat kerja "itu boleh dan sha-sah saja" seperti "pelatihan internal, sertifikasi eksternal, sharing pengetahuan bersama karyawan lainnya" dan lain sebagainya.
Memposting dan membagikan hasil kegiatan, ini menjadi hal positif dengan tujuan karyawan lain tahu, bahwa ini kegiatan pelatihan karyawan atau kegiatan perusahaan lainnya yang berhubungan dengan karyawan internal maupun eksternal. Ini mencari mukanya lebih terhormat dibandingkan mencari kesalahan rekan kerja yang lain.
Tergantung penilaian dari rekan kerja yang lain, "jika pikiran positif terhadap individu diri Anda maka mereka akan positif, namun sebaliknya jika tidak suka terhadap diri Anda, maka akan mendapat hal yang negatif". Terkadang ada juga yang berpura-puran baik, tapi sebetulnya beraninya hanya ngomingin di belakang, tidak terus terang menujukkan ketidaksukaan kepada rekan kerja yang lain.
"Cobalah untuk tidak stres pada orang-orang curang yang mengkhianatimu. Saya tahu ini menyakitkan, tetapi kenyataannya mereka selalu busuk. Mereka tidak akan pernah berubah, dan kamu sebenarnya jauh lebih baik sekarang karena setidaknya, kamu tahu siapa mereka sebenarnya." - Bola.Com.
Jadi begini sajalah, lakukan yang terbaik saja dengan tulus dan ikhlas, laporan sesuai dengan tujuan yang sebenarnya "bahwa ini pelatihan untuk menambah ilmu pengetahuan karyawan" dan seterusnya. Maka dari itu, tidak perlu banyak memikirkan karyawan lain "urus saja diri Anda sendiri" dan tidak ikut campur pekerjaan karyawan lain.
Fenomena dari indikasi-indikasi yang mengakibatkan karyawan mencari muka "karena ketidaksukaan sama karyawan tertentu" dengan kepentingan posisi jabatan atau ada unsur kedekatan dengan pimpinan, lebih mudah untuk mengutarakan isi hatinya "agar karyawan tersebut mendapat penilaian negatif".
"Saya harap kamu tidak menjalani kehidupan ganda, berpura-pura menjadi jahat dan baik sepanjang waktu. Itu akan menjadi kemunafikan." - Oscar Wilde
Tidak bisa dihindari perilaku-perilaku karyawan seperti sulit di tebak, seperti yang sudah diuraikan diatas. Kepala sama hitam, intinya baik sih, enak diajak komunikasi, teman koordinasi, dan hal tidak yang diduga-duga. Ada juga yang karyawan yang baik yang ngadu "bahwa karyawa A begini dan begitu" singkat ceritanya ngomongin karyawan B dan karyawan C lainnya.
Solusi sederhana "bangun-lah persepsi positif" supaya Anda terlihat baik juga dimata karyawan lain dan yang paling penting jangan ikut-ikutan menjelek-jelekan dibelakang atau ikut memprovokasi karyawan tersebut. Ini sering terjadi, makanya berbuatlah yang baik-baik saja, fokus terhadap tugas dan pekerjaannya masing-masing.
"Lebih baik dimusuhi orang dari depan daripada punya teman yang menusuk dari belakang." - Brilio.Com
Percaya-lah "hukum karma" berlaku ditempat kerja dan akan menimpah kepada siapapun 'bagi karyawan' yang suka "melaporkan, menjelek-jelekkan, mengadu, memprovokasi, karyawan lain negatif". Kalaupun tidak ditempat kerja sekarang, nanti-nanti atau ditempat kerja yang lain akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Jadi, mencari-lah muka tempat kerja terhadap hal yang psotif seperti "melaporkan pekerjaan sesuai dengan target, kinerja yang memuaskan, perestasi kerja individu dan tim, ide-ide yang cemerlang, komunikasi yang penuh edukasi, bisa juga konsep atau strategi untuk perusahaan jangka panjang, dan lain sebagainya.
"Petuah penutup - Kita sholat meminta kepada Alllah atau tuhan Kita masing-masing, itu bagian dari mencari muka, agar semua do,a dikabulkan". Noto Susanto.
Salam Cari Muka yang Positif !!!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI