Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menggelitik Arus Politik "Kawan VsLawan" dan Sebaliknya?

25 Februari 2024   06:09 Diperbarui: 25 Februari 2024   06:43 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik itu "belajar muslihat untuk mengejar jabatan atau kedudukan tertentu" dengan cara janji-janji atau daulat, mengambil hati masyarakat Indonesia, hasrat tinggi dalam harapan untuk memenangkan tujuan pembelaan atas nama kepentingan rakyat.

Politik itu Kejam?
Politik itu Sandiwara?
Politik itu Kekuasaan?
Politik itu Pemerintahan?
Politik itu Tidak Punya Perasaaan Malu?
Politik itu Berpikir Licik? 

Menurut Aristoteles, "politik merupakan "master of science", maksudnya bukan dalam arti ilmu pengetahuan melainkan ia menganggap pengetahuan tentang politik merupakan kunci untuk memahami lingkungan. Politik tidak bisa dipisahkan oleh dua aspek yaitu konflik dan kerja sama".

Gambaran secara umum Politik "Kawan VS Lawan" ini pasti kita sudah memahami itu semua, tidak perlu tutup mata lagi karena masyarakat umum sudah tahu terutama seperti yang viral "saat Pak Prabowo VS Pak Jokowi" yang menjadi lawan dalam pertarungan Capres (Calon Presiden) tahun 2014 dan tahun 2019. 

Yang pada akhirnya Pak Jokowi menjadi pemenang kontestasi politik, sehingga terpilih jadi Presiden Republik Indonesia Ke-8. Dari sana bisa kita pelajari bahwa dalam dunia politik tidak ada yang permanen "Lawan tetap Lawan" atau "Kawan tetap menjadi kawan juga?

Sangat dinamis bisa-bisa terjadi "dari lawan menjadi kawan dan sebaliknya dari kawan juga bisa menjadi lawan contoh yang kita ketahui bersama, "Pak Prabowo menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) Pak Jokowi pada tanggal 23 Oktober 2019, gabung dalam kabinet Indonesia Maju dengan masa Jabatan 2019 - 2024.

Fakta dan nyata bahwa "Lawan menjadi Kawan" setelah adu debat dan gagasan yang sangat sengit, ternyata gabung kembali demi kebersamaan dalam membangun Negeri yang lebih maju dan berkembang di masa akan datang. Dalam pandangan kami, boleh-boleh saja "tapi sebagai pendukung sepertinya terkihat main-main pada saat debat seperti mau perang tapi tertipu setelah menjadi Menhan.

Mengapa tidak menjadi Oposisi? Supaya memberikan kritik dan saran kepada pemerintah yang tidak sesuai dengan pantauan dari pemaparan visi dan misi Presiden terpilih, terutama yang paling penting dari hasil debat yang tidak sesuai di implementasikan. Baik itu janji kepada masyarakat maupun terhadap Negara Republik Indonesia.

Hiruk pikuk situasi politik menjadi persepsi yang berbeda dari banyak pandangan, karena kami masyarakat-pun bisa menilai mana yang "Positif maupun Negatif" terhadap tindakan dan perbuatan oleh Pemerintahan yang terpilih melalui suara rakyat. Oleh sebab itu, meski semua tujuannya untuk Negara "Namun harus mempunyai perasaan malu" terhadap apa yang sudah dijanjikan.

Bagaimana dengan "Kawan jadi Lawan"? Seperti kita ketahui bersama juga tahun 2024 "Pak Anies Baswedan dengan Pak Prabowo" menjadi lawan untuk perebutan menjadi orang nomor satu di Republik Indonesia "Yakni menjadi Presiden". Mungkin jabatan dan kekuasan menjadi impian oleh semua kaum intelektual yang dianggap mampu untuk memimpin Negara Republik Indonesia.

Dunia politik tidak ada yang abadi? Maka dari itu "percaya atau tidak percaya", semua yang akan terjun politik "akan menghasilkan sesuai yang diharapkan seperti jabatan, kekuasaan, menyelamatkan usaha atau bisnis yang dimilikinya, nama baik, dan lain sebagainya. Ini menjadi alasan utama, mengapa harus berada di Dunia Politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun