Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Cari Muka, Budaya atau Etika Kerja?

13 Januari 2021   16:13 Diperbarui: 13 Januari 2021   16:17 2079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
photo popular-world.com dan photo lifestyle.okezone.com


Oleh : Noto Susanto, SE, MM, CSTMI, CPHCM, CNHRP, CHLP, CPS.

Konotasi cari muka terkesan kearah negatif yang sangat dikenal di dunia kerja. Branding individual yang cari muka membiasakan diri pada orang yang selalu menempel pada atasan, sikap dan perilakunya baik untuk mendapatkan hasil yang memuaskan atasan atau rekan kerja lainnya. 

Harapan dari cari muka untuk mendapatkan imbalan secara personal demi keuntungan dalam nilai-nilai pribadi seperti promosi, bonus, tunjangan, gaji, dan lain sebagainya. Individu yang paling menonjol seakan-akan paling di depan dan paling paham dibandingkan dengan rekan kerja yang lain. 

Pandangan dari cari muka, sebetulnya tidak menjadi persoalan untuk Individu karyawan yang melakukan aktifitas cari muka tersebut. Namun harus di sikapi dari rekan kerja yang lain, karena setiap karyawan memiliki pandangan yang berbeda-beda baik dari komunikasi, perilaku, prosedur kerja, budaya kerja, iklim organisasi, dan lain sebagainya. 

Artinya carilah muka yang positif dengan menunjukan prestasi kerja tentunya didukung kerja secara profesional, sehingga penilaian dari rekan kerja yang lain menjadi lebih positif.

Persepsi cari muka di tempat kerja, menjadi perbincangan yang tidak terlalu rumit, artinya masih bisa di atasi oleh individu karyawan itu sendiri. Karena tidak signifikan mengganggu aktiftas pekerjaan, namun akan berpengaruh terkait perasaaan, pikiran, emosional, dan lain sebagainya. 

Hal tersebut secara tidak langsung menganggu konsentrasi individu karyawan yang lain. Namun bukan dari sisi pekerjaaan tapi dari hubungan personal antara individu karyawan menjadi tidak berjalan harmonis.

Analisa kegiatan cari muka di tempat kerja akan mempengaruhi beberapa faktor yang akan membatasi ruang lingkup pekerjaan, terhadap pelaku atau karyawan yang sering mencari muka untuk kepentingan personal atau keperluan pribadi, adalah :

1.Keterbatasan Rekan kerja :

Keterbatasan rekan kerja adalah rekan kerja yang lain akan membatasi persahabatan terhadap karyawan tersebut yang suka mencari muka, biasanya berteman dengan karyawan yang sama karakternya dengan rekan kerja yang lain, untuk saling mendukung apa yang akan di kerjakan oleh masing-masing individu karyawan.

Contohnya :Karyawan tidak mau berteman dengan rekan kerja yang pelaku cari muka, walaupun berteman akan menjaga jarak hanya sebatas di tempat kerja saja.

2.Keterbatasan komunikasi :

Keterbatasan komunikasi adalah rekan kerja yang lain akan membatasi komunikasi dengan pelaku cari muka, sehingga komunikasi tersebut seperlunya saja, seadanya apa yang perlu disampaikan, di khwatirkan apa yang komunikasi akan disampaikan kepada rekan kerja yang lain, sehingga menjadi penilaian negatif terhadap pimpinan maupun rekan kerja yang lain.

Contohnya :rekan kerja yang lain berkomunikasi seperlunya, karena menjaga hasil dari komunikasi tersebut diterima yang lain menjadi negatif.

3.Keterbatasan Informasi :

Keterbatasan informasi adalah rekan kerja akan membatasi informasi yang akan di sampaikan tentunya ini berawal dari komunikasi, pelaku cari muka tetap mencari jalan lain untuk mendapat informasi dari rekan kerja yang lain, mencari cara untuk mendapatkan semua informasi dijadikan bahan laporan atau diskusi dengan atasan atau rekan kerja lain yang membutuhkan.

Contohnya : Dari kegiatan apapun pelaku cari muka tetap semangat berkomunikasi untuk mendapatkan informasi, namun pelaku cari muka belum sadar bahwa rekan kerja yang lain sudah membatasi apa yang disampaikan diatas.

Dari uraian diatas terutama tiga poin yang membatasi dari pandangan rekan kerja, komunikasi, dan informasi, bisa menjadi persepsi yang seolah-olah pelaku cari muka selalu mementingkan diri sendiri sehingga orang lain tidak benar di mata individu yang pencari muka tersebut. 

Hal ini bisa disebut juga dengan istilah bermuka dua berpura-pura baik di depan namun di belakang berbeda dan tidak sesuai dengan fakta, artinya individu karyawan seperti ini perlu di hindari jangan diajak berteman, jika tidak ada pilihan lain, harus disikapi dengan bekerja secara profesional.

Selanjutnya bagaimana mengatasi bila rekan kerja sang pencari muka yang suka melaporkan kepada atasan yang lebih tinggi, berikut uraiannya :

1.Tetap Disiplin :
Dengan individu yang disiplin baik dari kehadiran atau dalam melaksanakan tugas, kecil kemungkinan untuk di jadikan gosip sang pencari muka, walaupun hanya rekan kerja sendiri.

2.Tetap Konsisten :
Dengan pekerjaan rutinitas akan menjadi lebih baik, apabila karyawan fokus dan tidak menghiraukan rekan kerja yang lain. Tetap peduli apa yang menjadi pekerjaan dari karyawan tersebut.

3.Tetap Prosedur :
Tetap bekerja sesuai dengan aturan menjalankan pekerjaan sesuai instruksi kerja, sehingga tidak ada waktu untuk memikirkan rekan kerja yang kurang baik.

4.Tetap Berkomunikasi :
Menjalankan komunikasi kepada siapapun yang berada di dalam ruang lingkup pekerjaan, karena komunikasi bagian profesional dalam hubungan kerja, artinya komunikasi dilaksanakan setiap hari, tanpa komunikasi akan meneghasilkan persepsi negatif, sehingga setiap bahasa dan kalimat yang kita keluarkan menjadi kekuatan kata-kata.

Dengan demikian dari uraian diatas, dapat diberikan kesimpulan bahwa didalam organisasi perusahaan atau lembaga apapun pasti menemukan individu karyawan yang "Cari Muka". Maka dari itu tunjukan diri secara profesional terutama dalam menjalankan pekerjaan terutama tugas, tanggung jawab, prosedur, budaya kerja, iklim kerja, komunikasi efektif, dan lain sebagainya.

Semoga bermanfaat, mohon maaf jika ada yang keliru.
Salam Pencari Muka...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun