Ditulis oleh Normina
Prodi Ekonomi Pembangunan
Universitas Lambung Mangkurat
Pertanian adalah inti dari peradaban manusia, dan China merupakan salah satu negara yang pertaniannya telah membentuk dan mendukung perkembangan peradabannya selama ribuan tahun. China saat ini dikenal sebagai salah satu negara dengan sektor pertanian terbesar di dunia. Perjalanan panjang pertanian di China penuh dengan inovasi dan adaptasi, menjadikannya contoh bagaimana sebuah negara dapat berkembang pesat dalam bidang ini. Artikel ini akan mengupas sejarah pertanian di China, perkembangannya hingga menjadi nomor dua terbesar di dunia, serta bagaimana Indonesia dapat mencontoh beberapa strategi suksesnya untuk mengembangkan sektor pertaniannya sendiri.
Sejarah Pertanian di China
Zaman Prasejarah dan Dinasti Awal
Pertanian di China memiliki sejarah yang sangat panjang, dimulai sekitar 10.000 tahun yang lalu. Bukti arkeologis menunjukkan adanya domestikasi tanaman millet di Lembah Sungai Kuning dan padi di Lembah Sungai Yangtze. Pada masa Dinasti Xia, Shang, dan Zhou (sekitar 2100–256 SM), pertanian mulai terorganisir dengan lebih baik. Penggunaan alat-alat pertanian dari perunggu, pengembangan sistem irigasi, dan penanaman padi di sawah basah merupakan beberapa inovasi penting yang meningkatkan produktivitas dan stabilitas pangan.
Dinasti Han dan Perkembangan Selanjutnya
Masa Dinasti Han (206 SM – 220 M) menandai kemajuan signifikan dalam pertanian. Penerapan teknologi seperti bajak besi dan kincir air meningkatkan efisiensi lahan. Selain itu, kebijakan pemerintah yang mendukung pertanian melalui distribusi lahan dan penyediaan bibit unggul turut berperan dalam peningkatan hasil panen. Sistem pajak pertanian yang adil dan dukungan infrastruktur juga membantu memperkuat sektor ini.
Dinasti Tang dan Song
Dinasti Tang (618–907) dan Song (960–1279) dianggap sebagai masa keemasan pertanian di China. Pengenalan varietas padi cepat panen dari Vietnam memungkinkan peningkatan hasil panen yang signifikan. Pengembangan teknik irigasi yang lebih maju dan penggunaan pupuk alami turut menyokong pertumbuhan sektor pertanian. Selama periode ini, pertanian menjadi lebih diversifikasi dengan adanya budidaya teh, kapas, dan tanaman lainnya.
Dinasti Ming dan Qing
Pada masa Dinasti Ming (1368–1644) dan Qing (1644–1912), pertanian terus berkembang dengan diversifikasi tanaman dan peningkatan teknik budidaya. Introduksi tanaman baru dari Amerika, seperti jagung dan ubi jalar, memperkaya keanekaragaman pangan dan membantu mengatasi krisis pangan. Sistem pengelolaan air dan kebijakan agraria yang kuat memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas dan keberlanjutan pertanian.
Perkembangan Pertanian di Era Modern
Reformasi Ekonomi dan Kebijakan Pemerintah
Perubahan signifikan dalam pertanian China terjadi setelah reformasi ekonomi pada akhir 1970-an yang dipelopori oleh Deng Xiaoping. Kebijakan “Household Responsibility System” menggantikan sistem kolektif dan memberikan kebebasan lebih besar kepada petani untuk mengelola lahan mereka. Kebijakan ini memungkinkan petani untuk mendapatkan keuntungan langsung dari hasil kerja keras mereka, sehingga meningkatkan motivasi dan produktivitas. Hasilnya adalah peningkatan produktivitas yang signifikan dan peningkatan pendapatan bagi para petani.
Teknologi dan Inovasi
China sangat agresif dalam mengadopsi teknologi pertanian modern. Penggunaan pupuk kimia, pestisida, dan varietas bibit unggul telah meningkatkan hasil panen. Selain itu, mekanisasi pertanian, seperti traktor dan mesin pemanen, serta pengembangan infrastruktur irigasi yang lebih baik turut menyokong sektor ini. Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian terus dilakukan untuk menemukan cara-cara baru dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan pertanian.
Teknologi digital juga memainkan peran penting dalam modernisasi pertanian di China. Penggunaan drone untuk pemetaan lahan dan pemantauan tanaman, sensor tanah untuk memantau kelembapan dan nutrisi, serta aplikasi berbasis AI untuk analisis data pertanian telah membantu petani mengoptimalkan produksi mereka.
Pendidikan dan Riset
Investasi besar-besaran dalam pendidikan dan riset pertanian juga menjadi kunci kesuksesan China. Lembaga-lembaga riset pertanian mengembangkan teknologi baru yang membantu meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pertanian. Universitas-universitas dan institusi pendidikan lainnya memberikan pelatihan dan pendidikan yang diperlukan bagi para petani dan ahli pertanian, memastikan mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang up-to-date.
Kebijakan Pemerintah
Pemerintah China secara konsisten mendukung sektor pertanian melalui kebijakan yang pro-pertanian. Subsidi untuk bibit, pupuk, dan alat pertanian, serta program bantuan keuangan bagi petani, telah membantu mendorong produktivitas dan stabilitas sektor ini. Pemerintah juga aktif dalam mengembangkan infrastruktur pertanian, termasuk jaringan irigasi dan transportasi yang efisien untuk memastikan hasil panen dapat dengan mudah mencapai pasar.
Cara Indonesia Dapat Mencapai Kesuksesan
Kebijakan Pemerintah yang Mendukung
Indonesia dapat meniru kebijakan China dengan memberikan dukungan lebih besar kepada sektor pertanian. Kebijakan yang mendorong kepemilikan lahan oleh petani, penyediaan bibit unggul, dan dukungan finansial dapat meningkatkan produktivitas. Pemerintah juga perlu memastikan bahwa infrastruktur pendukung seperti irigasi dan jalan akses ke pasar diperbaiki dan ditingkatkan.
Pemerintah Indonesia bisa mengimplementasikan sistem yang serupa dengan “Household Responsibility System” China, di mana petani memiliki tanggung jawab langsung terhadap lahan mereka dan dapat menikmati hasil kerja keras mereka secara penuh. Reformasi agraria yang adil dan transparan juga diperlukan untuk memastikan distribusi lahan yang merata dan optimal.
Adopsi Teknologi Pertanian
Seperti China, Indonesia perlu mengadopsi teknologi pertanian modern untuk meningkatkan hasil panen. Penggunaan mekanisasi, irigasi yang efisien, dan teknologi digital dalam pengelolaan pertanian dapat membantu mencapai hal ini. Teknologi seperti drone untuk pemetaan lahan dan sensor tanah untuk pemantauan kelembapan dapat meningkatkan efisiensi dan hasil panen.
Indonesia dapat berinvestasi dalam teknologi pertanian presisi yang memungkinkan petani untuk menggunakan sumber daya secara lebih efisien. Misalnya, penggunaan sensor dan analisis data untuk menentukan kebutuhan pupuk dan air secara tepat dapat mengurangi pemborosan dan meningkatkan hasil panen.
Pendidikan dan Pelatihan
Investasi dalam pendidikan dan pelatihan pertanian sangat penting. Mengembangkan institusi riset pertanian dan program pelatihan bagi petani akan membantu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk pertanian modern. Program pendidikan pertanian yang berkelanjutan akan memastikan bahwa generasi petani berikutnya memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk menerapkan praktik-praktik terbaik dalam pertanian.
Pemerintah dan lembaga pendidikan dapat bekerja sama untuk menyelenggarakan kursus dan workshop tentang teknik pertanian modern, penggunaan teknologi, dan praktik pertanian berkelanjutan. Selain itu, program magang dan pertukaran dengan negara-negara maju dalam sektor pertanian dapat memberikan pengalaman praktis yang berharga bagi petani Indonesia.
Diversifikasi Tanaman dan Keberlanjutan
Diversifikasi tanaman dan penerapan praktik pertanian berkelanjutan akan memastikan ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan. Belajar dari China, Indonesia dapat mengintroduksi tanaman baru dan teknik budidaya yang ramah lingkungan. Praktik pertanian berkelanjutan, seperti rotasi tanaman dan agroforestri, dapat meningkatkan kesehatan tanah dan mengurangi dampak lingkungan negatif dari pertanian intensif.
Diversifikasi tanaman juga dapat membantu mengurangi risiko ketergantungan pada satu jenis tanaman dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim. Pemerintah dapat mendukung diversifikasi melalui penelitian dan pengembangan varietas tanaman yang tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem dan penyakit.
Peningkatan Infrastruktur Pertanian
Peningkatan infrastruktur pertanian sangat penting untuk memastikan hasil panen dapat disimpan dan didistribusikan dengan efisien. Pembangunan dan pemeliharaan sistem irigasi, jalan, dan fasilitas penyimpanan akan membantu mengurangi kerugian pasca-panen dan memastikan hasil panen dapat mencapai pasar dalam kondisi baik.
Investasi dalam infrastruktur digital juga penting. Jaringan internet yang kuat dan akses ke teknologi informasi dapat membantu petani mengakses informasi pasar, harga, dan teknik pertanian terbaru. Platform e-commerce pertanian juga dapat membuka pasar baru dan meningkatkan pendapatan petani.
Kerjasama Internasional
Kerjasama internasional dapat membantu Indonesia mengakses teknologi dan pengetahuan baru dalam bidang pertanian. Indonesia dapat menjalin kemitraan dengan negara-negara maju dalam sektor pertanian untuk pertukaran teknologi, penelitian bersama, dan investasi dalam proyek-proyek pertanian berkelanjutan.
Kerjasama dengan organisasi internasional dan lembaga donor juga dapat memberikan dukungan finansial dan teknis untuk program-program peningkatan kapasitas petani dan pengembangan infrastruktur pertanian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI