Pesantren adalah lembaga pendidikan agama Islam yang memiliki peran penting dalam membentuk identitas Santri. Identitas santri adalah konsep yang merujuk pada sifat-sifat, nilai-nilai, dan perilaku yang di anggap sebagai karakteristik santri.Â
Dalam konteks pesantren, konstruksi maskulinitas sangat penting karena santri laki-laki diharapakan menjadi pemimpin dan teladan dalam masyarakat. Namun, kontruksi maskulinitas di pesantren juga telah menjadi topik perdebatan. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa konstruksi maskulinitas di pesantren dapat memperkuat stereotip dan diskriminasi terhadap perempuan.Â
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi maskulinitas di pesantren sangat di pengaruhi oleh nilai-nilai agama dan budaya . Santri laki-laki diharapakan memiliki sifat-sifat seperti kekuatan, keberanian, dan kepemimpinan. Namun, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa konstruksi maskulinitas di pesantren seringkali diharapkan menjadikan santri laki-laki dominan dan memiliki otoritas atas perempuan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengubah konstruksi maskulinitas di pesantren sehingga lebih inklusif dan tidak diskriminatif terhadap perempuan. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan yang lebih berfokus pada keadilan gender dan hak-hak perempuan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI