Mohon tunggu...
Norbertus Sereming
Norbertus Sereming Mohon Tunggu... Universitas PGRI Sumatera Barat

Saya adalah mahasiswa universitas PGRI Sumatera Barat yg jurusan sains data fakultas sains dan teknologi tepatnya digunung Pangilun

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Anak Sekolah Mongan Tepuk

20 Juli 2025   23:56 Diperbarui: 21 Juli 2025   08:26 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


    Di tengah laju pesatnya transformasi digital di perkotaan, masih ada anak-anak Indonesia yang harus menyeberangi sungai, berjalan lewat sungai dengan sampan yang mesinnya pompong berjam-jam, bahkan meninggalkan rumah selama beberapa hari hanya untuk menyentuh teknologi dasar: belajar menggunakan komputer.

Inilah kisah nyata dari beberapa  anak dusun Mongan Tepuk, sebuah kampung adat terpencil di wilayah Kepulauan Mentawai. Hari ini, 20 Juli 2025, mereka masih tekun belajar di sebuah rumah sederhana di Sagulubbeg, tempat terdekat yang memiliki fasilitas komputer. Ini bukan kisah tentang keterbelakangan, tapi tentang tekad, harapan, dan semangat belajar yang tak pernah padam.

Perjalanan Mencari Ilmu

Demi bisa belajar komputer, mereka harus menempuh perjalanan sejauh 1,5 jam dari Dusun Tepuk ke Sagulubbeg, menyusuri sungai dengan menggunakan pompong---perahu kecil bermesin tempel yang menjadi satu-satunya sarana transportasi air.

Setelah tiba di Sagulubbeg, mereka tinggal beberapa hari di rumah kerabat atau relawan. Mereka belajar di atas tikar, dengan laptop seadanya, tanpa jaringan internet yang memadai. Tapi semangat mereka membara. Meski harus berbaring tengkurap di lantai, mereka terus belajar mengenal huruf di keyboard, menggunakan touchpad, membuka dokumen, dan mengenal dunia yang luas di balik layar laptop.

Ketimpangan Akses Teknologi

Kisah ini adalah cermin dari realitas ketimpangan digital di negeri kita. Saat sebagian besar anak-anak di kota sudah mengenal coding dan kecerdasan buatan, masih banyak anak di pelosok negeri yang baru belajar mengetik namanya sendiri di komputer.

Dusun Mongan Tepuk belum memiliki akses komputer, belum ada jaringan internet yang stabil, dan bahkan untuk listrik pun masih sangat terbatas. Namun, keterbatasan tidak menjadi alasan bagi anak-anak ini untuk menyerah. Justru dari kekurangan itulah muncul semangat luar biasa.

Ajakan Kepada Semua Pihak

Cerita ini kami sampaikan bukan untuk mengadukan nasib, melainkan untuk mengingatkan kita semua bahwa hak atas pendidikan dan teknologi adalah hak seluruh anak Indonesia. Mereka yang di pelosok pun berhak mendapat akses, dukungan, dan peluang yang sama.

Kami berharap pemerintah, lembaga pendidikan, pegiat literasi digital, dan masyarakat luas dapat melihat dan turut serta membuka jalan. Agar anak-anak dari Mongan Tepuk dan pelosok lainnya bisa belajar tanpa harus pergi jauh, tanpa harus meninggalkan rumah, dan tanpa harus mempertaruhkan keselamatan di sungai.

Penutup

Hari ini, beberapa  anak dari Mongan Tepuk sedang mengetik huruf demi huruf. Mereka sedang belajar, berjuang, dan berharap. Dan kita---yang membaca kisah ini---bisa menjadi bagian dari perjuangan mereka.


Karena dari sungai yang tenang dan kampung yang sederhana, akan lahir anak-anak bangsa yang tangguh.
Karena dari dusun kecil seperti Mongan Tepuk, masa depan Indonesia juga disemai.


 20 Juli 2025

Norbertus Sereming
Mahasiswa Sains Data
Universitas PGRI Sumatera Barat
norbertussereming@gmail.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun