Potret Kehidupan Sosial Budaya di Mongan Tepuk Sakuddei, Mentawai** Penulis: Norbertus SeremingPendahuluan
Kepulauan Mentawai merupakan salah satu kawasan yang kaya akan keberagaman budaya dan kearifan lokal. Di wilayah ini, terdapat sebuah dusun kecil bernama Mongan Tepuk yang terletak di Desa Sagulubbeg, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dengan jumlah penduduk sekitar 40 kepala keluarga atau sekitar 140 jiwa, Mongan Tepuk dihuni oleh berbagai kalangan usia, mulai dari lansia hingga anak-anak. Masyarakat di sana hidup dalam suasana kekeluargaan yang kuat, serta masih menjunjung tinggi nilai sosial dan tradisi warisan leluhur.
Asal Usul dan Persebaran Penduduk
Mongan Tepuk dulunya dikenal dengan nama Sakuddei, sebutan yang melekat sejak awal pembentukan dusun tersebut. Sebagian besar penduduknya merupakan warga pindahan dari wilayah Siberut Selatan, khususnya daerah yang dikenal dengan nama Sarereiket. Selain itu, ada pula yang berasal dari muara Sagulubbeg. Perpindahan ini memperkaya latar belakang sosial dan budaya masyarakat, menciptakan integrasi antar kelompok yang tetap menjaga ciri khas masing-masing.
Budaya dan Kehidupan Sosial
Masyarakat Mongan Tepuk memiliki kehidupan sosial yang erat dengan nilai gotong-royong dan kekeluargaan. Budaya Sakuddei yang masih lestari menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan, sejumlah peneliti asing pernah datang untuk mempelajari tradisi dan budaya setempat. Salah satu budaya yang masih hidup adalah kekeluargaan, yang menjadi simbol hubungan masyarakat dengan alam dan leluhur. Jiwa sosial masyarakat sangat tinggi; mereka saling membantu dalam pekerjaan sehari-hari, dalam kegiatan adat, hingga dalam menghadapi musibah.
Aspek Pangan dan Tradisi Makan
Salah satu kekuatan masyarakat Mongan Tepuk adalah kemandirian dalam hal pangan. Tradisi makan mereka masih banyak mengandalkan hasil alam seperti sagu, ikan, dan tanaman lokal lainnya. Tidak hanya sebagai kebutuhan konsumsi, pola makan juga menjadi bagian penting dari identitas budaya mereka. Dalam banyak acara adat, makanan tradisional menjadi simbol persatuan dan penghormatan terhadap leluhur.
Kesimpulan dan Harapan
Dusun Mongan Tepuk adalah potret masyarakat adat yang hidup dalam harmoni bersama alam dan tradisinya. Mereka adalah bagian dari Indonesia yang kaya akan nilai luhur, namun sering terlupakan dari perhatian pembangunan. Dokumentasi seperti ini penting untuk membuka mata publik, akademisi, dan pembuat kebijakan agar lebih peduli terhadap komunitas-komunitas terpencil yang menyimpan kekayaan sosial-budaya luar biasa. Harapannya, pembangunan yang merata dapat mencapai Mongan Tepuk tanpa menghapus kearifan lokal yang telah dijaga sejak lama.
Profil Penulis Norbertus Sereming adalah anak muda asal Mongan Tepuk Sakuddei, Mentawai, yang tengah menempuh pendidikan tinggi di Universitas PGRI Sumatera Barat. Ia aktif menulis dan mendokumentasikan kehidupan sosial masyarakat adat di Mentawai.