Mohon tunggu...
Norberth Javario
Norberth Javario Mohon Tunggu... Konsultan - Pengelana Ilmu

Menulis semata demi Menata Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kenapa Jerman yang Bakal Jadi Juara Piala Dunia 2022?

20 November 2022   01:26 Diperbarui: 11 Januari 2023   16:18 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tulang Punggung Tim Jerman.  Foto dari Goal.com

Sebentar lagi turnamen sepak bola akbar nan bergengsi sejagat raya dimulai. Masih agak mengherankan, sih, turnamen yang bergeser jadwalnya akibat Covid ini terselenggara di Qatar, sebuah negara anak bawang dalam sepak bola internasional. Tapi keputusan sudah dibuat. Satu-satunya alasan masuk akal kenapa mereka ditunjuk adalah semata faktor fulus. Sebagai negara kaya raya, nampaknya mereka bisa melakukan apa pun yang mereka mau.

Saya sendiri menjagokan timnas Jerman yang bakal merengkuh trofi juara. Yakinlah, di detik terakhir final nanti - saat peluit panjang ditiup wasit - seniman yang dikontrak panitia akan segera mematri nama Jerman di piala itu sebagai kompensasi bagi sang juara. Setidaknya ada 6 alasan yang mendasari. Nomor 4 bikin miris.

1). Negara yang harus kita coret pertama dari daftar juara adalah juara bertahan Prancis. Ada fakta menarik sejak PD 1998 di mana tim juara bertahan selalu tersungkur di babak penyisihan. Kutukan ini berturut-turut menimpa Prancis, Brazil, Italia, Spanyol, dan Jerman. 

Naga-naganya, bayangan gelap itu masih berlaku sebab aspek teknisnya sangat mendukung. Paul Pogba dan N'Golo Kante, duo nyawa lini tengah dipastikan absen karena cedera. 

Memang masih ada nama menjanjikan lainnya seperti Eduardo Camavinga, Aurelien Tchouameni, atau Adrien Rabiot, namun Piala Dunia selalu membutuhkan sosok matang yang mampu menjadi pembeda. Ingatlah bahwa Prancis 2 kali merengkuh mahkota Piala Dunia karena lini tengah mereka diisi nama-nama berpengalaman. 

Bisa dikatakan Prancis tanpa Pogba bagai White Lion tanpa Vito Bratta. Meski Mike Tramp menggandeng gitaris full skill lain sebagai rekan konsernya namun cabikan gitar mereka tak pernah bisa menggantikan pesona Vito Bratta.

2). Argentina juga kita coret dari daftar. Sejujurnya, Lionel Messi dan kolega tampil sangat impresif. Dengan rekor 36 kali tak terkalahkan yang disandangnya jelas membuat calon lawan gemetar dingin ketakutan. 

Mereka berpeluang memecahkan rekor Italia yang tak terkalahkan dalam 37 pertandingan sebab akan segera tampil di Piala Dunia dengan lawan-lawan "hanya" Arab Saudi, Meksiko, dan Polandia. 

Tapi saya meragukan untuk babak selanjutnya.  Mempertahankan tren tak kalah dengan begitu banyak pertandingan adalah hal yang teramat sulit. Menorehkan sejarah baru adalah hal berat dan kita tahu, belum ada tim nasional yang tak kalah lebih dari 40 pertandingan.

Memang EA Sport FIFA meramalkan Argentina sebagai juaranya. Berbasis sains, simulasi yang dibuat terbukti jitu dalam meramalkan 2 edisi Piala Dunia sebelumnya. Artinya, ramalan mereka sahih dijadikan rujukan. Namun harus pula diingat, sampai saat ini tak ada mesin yang mampu meramalkan masa depan manusia akurat 100%.

Di luar itu, ada satu hal mendasar lagi yang membuat Argentina dianggap tak bisa juara, dan ini yang paling penting. Ajang Piala Dunia ini kemungkinan besar jadi PD terakhir dua mega bintang yang tak henti-hentinya jadi sorotan: Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Saya percaya, semesta mengatur dua makhluk ini untuk tak mudah dibandingkan hingga mereka gantung sepatu nanti. Mendebatkan siapa yang lebih unggul hanya menguras energi belaka. Saya yakin, jika salah satu dari Portugal atau Argentina menjadi  juara PD edisi ini, akan mudah untuk menasbihkan siapa yang terbaik. Jika Argentina juara, sudah pasti tak ada keraguan bahwa Messi lebih baik dibanding Ronaldo dan tak ada satu orang pun yang bisa menyangkalnya. Tetapi dengan premis awal bahwa mereka akan selalu sulit dibandingkan, mencoret Argentina dan Portugal dari daftar juara adalah hal yang bisa diterima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun