Mohon tunggu...
Nor Qomariyah
Nor Qomariyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar stakeholder engagement, safeguard dan pegiat CSR

Senang melakukan kegiatan positif

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Super App Indonesia: Membangun Ekosistem "Kehidupan Sosial" di Dunia Digital

19 Juli 2022   22:10 Diperbarui: 22 Juli 2022   08:15 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi android user (Sumber: businessinsider.com via kompas.com) 

Dalam perjalanan ke Jakarta, seorang penumpang bus yang duduk di bagian paling depan, sibuk memutar lagu dan mencari berbagai koleksi lagu yang bisa dinikmati oleh seluruh penumpang. Akan tetapi karena lagu yang dicarinya tidak ketemu, ia lalu bertanya kepada seorang sopir, "Pak, ada spotify?" 

Sang sopir menjawab, sambil tetap memegang setir bus, bahwa dia memiliki berbagai aplikasi musik yang bisa dibuka di HP yang memang menjadi salah satu fasilitas bus, lengkap dengan sound system sebagai satu kesatuan demi peningkatan pelayanan kepada penumpang dan menjadi daya tarik tersendiri.

Benar saja, ketika lagu 'Kok Iso Yo' punya Denny Caknan feat Bagus Guyon Waton diputar, semua penumpang yang mayoritas berasal dari Semarang ini merasa 'happy'. 

"Iki wae mas enak iki lagune", kata penumpang yang duduk di bangku ketiga dekat kaca jendela dan diamini oleh penumpang lainnya. Lagu koplo Jawa ini memang menjadi salah satu lagu favorit di tahun 2022 dan selalu menghiasi layar Youtube maupun Spotify.

Aplikasi App, kini menjadi kebutuhan hampir seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang kelas sosial dan batasan usia.  

Di daerah pedalaman pun akan sangat mudah kita jumpai berbagai smartphone lengkap dengan berbagai fitur aplikasi. Apalagi hari ini, hampir semua kebutuhan kitab Isa dipenuhi dengan App. 

Dari yang awalnya kebutuhan transportasi ojek, kini bertransformasi dengan 'market'. Dari sekadar 'alat mendengarkan musik' kini menjadi 'podcast super asyik', atau bahkan dari yang sekadar jasa 'pengantaran' kini menjelma pelayanan 'super canggih one stop services'. Semua perubahan ini karena kecanggihan 'Super App'.

Super App pada awalnya diperkenalkan oleh perusahaan etknologi China, Tencent Holding, dengan mengadopsi Supper App pada aplikasi WeChat. 

Markey.id menyebut, WeChat yang tadinya hanya perpesanan bersifat mobile dan disebut sebagai kombinasi yang menggabungkan media sosial seperti WhatsApp, Facebook, PayPal, berkembang manjadi Super App yang menyediakan berbagai fitur bagi pelanggan, mulai dari kesehatan, pengantar makanan, pemesanan transportasi online hingga layanan lainnya. Tak ketinggalan adalah layanan game didalam WeChat yang turut menyumbangkan sekitar 32% dari total pendapatan di tahun 2008.

Aplikasi ini dinilai menarik dan akan mampu memenuhi semua kebutuhan, tanpa harus mengistal berbagai macam aplikasi ke depan, ditambah ketergantungan bagi para penggunanya. 

Asia Tenggara khususnya kini mulai berlomba memperebutkan pasar ini yang diperkirakan akan mencapai U$D 240 miliar di tahun 2025 (markey.id). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun