Idhafah adalah  penyandaran suatu kalimat isim kepada kalimat lain untuk menunjukkan kepada pengertian yang lebih khusus atau  penggabungan dua kalimat isim yang menyebabkan kalimat isim yang kedua tersebut dibaca jar selamanya. Kata pertama disebut Mudhaf, sedangkan kata yang kedua disebut Mudhaf Ilaih.  Dalam susunan kalimatnya, dikenal dengan istilah mudhaf (kata yang disandarkan) dan mudhaf ilaih (kata yang disandari). Contoh Idhafah :
Adapun Syarat-Syarat Idhofah yaitu :
a. Dalam susunan mudhof tidak boleh didahului alif lam ().
Contoh: Mudhof= mudhof ilaih= . Maka dalam Susunan idhofahnya menjadi :
b. Membuang nun mutsanna atau jamak pada mudhof dalam idhofah.
Contoh: mudhof= mudhof ilaihi= Susunan idhofahnya :
c. Idhofah tidak boleh tanwin.
Contoh: Mudhof= mudhof ilaihi= . Dalam Susunan idhofahnya menjadi,
Dan telah disebutkan dalam salah satu syair nahwi :
 . Â
"Aku seolah tanwin, sedangkan kamu adalah idhafah. Dimana saja kamu bertemu aku, maka kamu tidak boleh menumpang di tempatku."
Sehingga antara idhofah dan tanwin tidak pernah bersatu.
Syait tersebut juga mengandung arti asmara yaitu cinta yang tak sampai, dan kita sering menyebutnya dengan istilah tidak berjodoh.
Jodoh merupakan salah satu rahasia Illahi yang sering dipertanyakan oleh manusia. Terlepas dari itu semua, Allah sudah membocorkan rahasia tentang pasangan hidup kita dalam Al-Quran, sebagaimana firmannya:
"Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?""(QS.An-Nahl:72)