Oleh : Megawati, M.Keb
Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik yang tak tergantikan bagi bayi. Namun, tidak semua ibu dapat memberikan ASI eksklusif dengan lancar. Salah satu kendala utama adalah produksi ASI yang dirasakan sedikit atau bahkan tidak keluar, sehingga membuat ibu cemas dan memilih memberikan susu formula. Padahal, data menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Banjar masih rendah. Di wilayah kerja Puskesmas Karang Intan 2, angka cakupan hanya 45,5% pada tahun 2021.
Melihat kondisi tersebut, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin bersama Puskesmas Karang Intan 2 melaksanakan program pengabdian masyarakat pada Maret 2025 di Desa Awang Bangkal Barat. Program ini berupa pelatihan pijat Oketani dan pijat oksitosin untuk ibu nifas, dengan tujuan membantu melancarkan produksi ASI sekaligus meningkatkan rasa percaya diri ibu dalam menyusui.
Mengapa Pijat Ini Penting?
Pijat oksitosin adalah teknik sederhana di sepanjang tulang belakang hingga tulang rusuk yang bermanfaat merangsang hormon oksitosin, hormon yang memicu keluarnya ASI. Sedangkan pijat Oketani merupakan teknik pijat payudara asal Jepang yang membantu memperlancar saluran susu, memperbaiki elastisitas jaringan, serta meningkatkan kenyamanan ibu. Kedua metode ini terbukti efektif, aman, dan murah sehingga bisa dipraktikkan ibu secara mandiri di rumah.
Pelatihan yang Memberdayakan
Dalam kegiatan ini, ibu nifas diberikan edukasi mengenai pentingnya ASI eksklusif, demonstrasi teknik pijat, hingga praktik langsung dengan pendampingan dosen, bidan, dan mahasiswa kebidanan. Peserta juga mengikuti pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan. Hasilnya cukup menggembirakan: jumlah ibu dengan pengetahuan “baik” meningkat dari 40% sebelum pelatihan menjadi 80% setelah pelatihan.
Selain pengetahuan, keterampilan para ibu juga meningkat. Mereka kini mampu melakukan pijat secara mandiri di rumah. Sebagian peserta mengaku merasa lebih rileks setelah dipijat, dan produksi ASI mereka terasa lebih lancar.
Harapan dan Dampak
Program ini bukan hanya sekadar pelatihan teknis, tetapi juga upaya pemberdayaan. Ibu nifas yang sebelumnya cemas kini lebih percaya diri dalam memberikan ASI. Dengan dukungan keluarga, bidan desa, dan kader posyandu, diharapkan cakupan ASI eksklusif di Desa Awang Bangkal Barat dapat meningkat.
Langkah selanjutnya, tim pengabdian akan terus melakukan pendampingan melalui posyandu dan kunjungan rumah. Keberlanjutan program ini juga menjadi bagian dari strategi pencegahan stunting, yang masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia.
Penutup
Kegiatan sederhana seperti pijat Oketani dan oksitosin terbukti memberikan manfaat besar. Dengan sentuhan tangan, bukan hanya ASI yang mengalir lebih lancar, tetapi juga tumbuh rasa percaya diri dan kebahagiaan ibu. Semoga praktik ini semakin dikenal luas dan menjadi bagian dari budaya mendukung ASI eksklusif di Kabupaten Banjar dan daerah lain di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI