Mohon tunggu...
Erta Qurrota ayun
Erta Qurrota ayun Mohon Tunggu... mahasiswa ilmu komunikasi universitas UIN sunan kalijaga 24107030020.

musik untuk hidup

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

berkunjung ke jogja ga lengkap rasanya kalo belum ke malioboro

5 Juni 2025   13:30 Diperbarui: 5 Juni 2025   13:30 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Suasana malam hari di Malioboro (sumber: Dokumen Pribadi))

Yogyakarta adalah salah satu daerah istimewa di Indonesia yang memiliki status sebagai provinsi dengan keistimewaan dalam bidang pemerintahan. Kota ini dikenal sebagai pusat budaya Jawa, pendidikan, dan pariwisata. Yogyakarta memiliki sejarah panjang sebagai pusat kerajaan Mataram dan hingga kini dipimpin oleh seorang Sultan. Kota ini juga dikenal sebagai "Kota Pelajar" karena banyaknya institusi pendidikan, termasuk Universitas Gadjah Mada. Selain itu, Jogja merupakan salah satu destinasi wisata utama di Indonesia berkat warisan budaya, seni tradisional, serta situs sejarah seperti Keraton Yogyakarta, Candi Prambanan, dan tentu saja, Jalan Malioboro.

Apa yang kalian pikirin kalo di tanya tentang "Jogja", kebanyakan orang langsung teringat pada kawasan Malioboro Tempat ini begitu melekat dengan identitas Yogyakarta dan telah menjadi salah satu ikon wisata paling populer di kota tersebut. Malioboro bukan sekadar jalan biasa tempat adalah pusat aktifitas kota yang memadukan unsur sejarah, budaya, dan modernitas dalam satu ruang yang dinamis. Malioboro adalah salah satu jalan utama di pusat kota Yogyakarta yang sangat terkenal sebagai ikon wisata kota ini. Nama "Malioboro" berasal dari nama seorang kolonial Inggris, Marlborough, yang pernah tinggal di wilayah tersebut. Jalan ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda dan menjadi pusat kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat Jogja.Malioboro dikenal sebagai tempat belanja oleh-oleh, batik, kerajinan tangan, hingga jajanan khas. Di sepanjang jalan, pengunjung bisa menemukan pedagang kaki lima, pertokoan, dan pusat perbelanjaan. Malioboro juga kerap digunakan sebagai lokasi seni jalanan dan pertunjukan budaya, memperkuat citranya sebagai ruang publik yang hidup dan dinamis.

Malioboro merupakan salah satu destinasi wisata paling ikonik di Yogyakarta yang memiliki daya tarik lebih dari sekadar deretan toko oleh-oleh atau pedagang kaki lima yang menjajakan aneka cendera mata khas. Kawasan ini menjadi simbol kehidupan kota yang menyatu dengan nuansa budaya yang masi kental. Ketika berjalan menyusuri Jalan Malioboro, wisatawan tidak hanya akan menemukan barang-barang khas seperti batik, kerajinan tangan, atau aksesoris tradisional, tetapi juga dapat merasakan atmosfer budaya yang begitu hidup dan murni. Sepanjang jalan Malioboro, para pengunjung dapat melihat berbagai toko batik yang menjual kain maupun pakaian batik dalam berbagai motif dan warna, dari yang modern hingga klasik. Tidak sedikit pula galeri seni berdiri di kawasan ini, menampilkan karya-karya seniman lokal yang menggambarkan kekayaan budaya dan sejarah Yogyakarta. Galeri-galeri ini tidak hanya menjual lukisan, tetapi juga sering menjadi tempat pameran seni rupa dan pertunjukan musik tradisional. Suasana seni yang kental ini menjadikan Malioboro bukan hanya sebagai tempat berbelanja, tetapi juga sebagai ruang interaksi antara masyarakat lokal dan wisatawan dari berbagai daerah, bahkan mancanegara.

Selain pengalaman budaya dan seni, Malioboro juga menjadi surga bagi pecinta kuliner tradisional. Di sepanjang jalan, terdapat banyak tempat makan, dari warung tenda sederhana hingga restoran khas yang menyajikan makanan tradisional Yogyakarta. Wisatawan bisa menikmati berbagai hidangan otentik seperti gudeg, makanan khas Jogja yang terbuat dari nangka muda dimasak dengan santan dan rempah, yang biasanya disajikan dengan ayam kampung, telur, tahu, dan sambal krecek. Selain itu, sate klathak yang dibuat dari daging kambing muda dan dibakar menggunakan tusuk dari jeruji sepeda juga menjadi daya tarik tersendiri. Tidak ketinggalan, bakpia, kue kecil berisi kacang hijau atau varian rasa lain, yang kerap diburu wisatawan sebagai oleh-oleh khas Jogja.

(Penulis saat berkunjung ke Malioboro (Sumber Dokumentasi Pribadi))
(Penulis saat berkunjung ke Malioboro (Sumber Dokumentasi Pribadi))

Namun, daya tarik Malioboro tidak hanya pada produk budaya atau kuliner. Salah satu hal yang membuat tempat ini begitu istimewa adalah keramahan penduduk lokal. Masyarakat Jogja dikenal dengan sikapnya yang santun, ramah, dan hangat dalam menyambut para pengunjung. Interaksi sederhana antara wisatawan dan warga lokal sering kali meninggalkan kesan mendalam dan membuat pengalaman berkunjung menjadi lebih berkesan dan personal. Secara keseluruhan, Malioboro merupakan kawasan wisata yang menghadirkan pengalaman menyeluruh wisata belanja, budaya, kuliner, dan interaksi sosial yang harmonis. Keunikan ini menjadikan Malioboro bukan hanya sebagai tempat tujuan wisata, tetapi sebagai cerminan dari karakteristik Yogyakarta itu sendiri kota yang penuh dengan nilai-nilai tradisional, kreativitas seni, serta keramahan yang tulus dari masyarakatnya.

"Keunikan Malioboro semakin terasa saat malam menjelang. Berbeda dengan siang hari yang cenderung panas dan tidak terlalu ramai, ungkap Gilang, salah satu wisatawan." malam hari justru menjadi waktu favorit bagi para pengunjung. Lampu-lampu jalan yang menyala, suara musik dari pengamen, serta aroma makanan dari pedagang kaki lima menciptakan suasana yang khas: damai, ramai, namun tetap terasa romantis. Banyak orang memilih datang ke Malioboro saat malam untuk menikmati suasana santai sambil berjalan kaki, duduk di kursi-kursi yang tersedia, atau sekadar mengobrol bersama teman dan keluarga.

Suasana malam Malioboro memiliki pesona tersendiri. Jalanan yang diterangi lampu kuning temaram memberikan kesan hangat dan nostalgia. Para wisatawan sering kali mengabadikan momen-momen ini dengan berfoto atau sekadar menikmati pertunjukan seni jalanan yang sering di sajikan secara langsung. Malioboro juga menjadi tempat favorit untuk berburu oleh-oleh di malam hari, karena banyak toko dan pedagang yang tetap buka hingga larut malam. Secara keseluruhan, Malioboro adalah jantung wisata Yogyakarta yang tidak pernah sepi pengunjung. Tempat ini bukan hanya menawarkan belanja, tetapi juga menghadirkan pengalaman budaya yang autentik dan tak terlupakan. Bagi siapa pun yang datang ke Jogja, belum lengkap rasanya jika belum menyusuri Malioboro, terutama saat malam hari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun