“Kita tak perlu sempurna, tapi harus kuat.”
Kekuatan bukan datang dari pemberontakan terhadap nilai lama, tapi dari kebijaksanaan memilah mana nilai yang perlu dipertahankan dan mana yang perlu disesuaikan. Perempuan hari ini punya kebebasan, tapi juga punya tanggung jawab untuk tidak larut dalam kebisingan yang dikira kebebasan itu sendiri.
Kita perlu kembali pada akar: tubuh yang sehat, jiwa yang jernih, dan pikiran yang kritis. Perempuan yang kuat bukan hanya yang bisa tampil percaya diri, tapi yang berani berenang melawan arus saat arus itu menyesatkan. Ia tak harus menolak semua hal modern, tapi juga tidak boleh menelan semua yang viral. Ia adalah penjaga nurani, bukan sekadar pengikut tren.
Dalam budaya yang gemar mengaburkan makna, memilih untuk berpegang pada kebenaran adalah tindakan revolusioner. Dalam dunia yang mendorong perempuan untuk menjadi segalanya kecuali dirinya sendiri, perempuan yang sadar akan jati dirinya akan menonjol, bukan karena tampil mencolok, tapi karena ia tahu arah. Ia bukan hanya penyintas dari kekacauan budaya, tapi penata ulang peradaban.
Dan bila perempuan bisa melakukan itu, ia bukan hanya menyelamatkan dirinya. Ia menyelamatkan generasi. Ia menjadi api kecil di tengah padamnya cahaya nilai, tempat anak-anaknya belajar kembali arti menjadi manusia,dalam dunia yang mengangkat kebohongan dengan megafon.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI