Mohon tunggu...
Noeradji Prabowo
Noeradji Prabowo Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Konsultan manajemen dengan pengalaman lebih dari 30 tahun membantu berbagai industri/jasa perusahaan di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa dan Mengapa Program 5S Berubah Menjadi 9S?

21 Februari 2024   16:13 Diperbarui: 22 Februari 2024   10:04 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Toyota Way, Second Edition: 14 Management Principles from the World's Greatest Manufacturer 2nd Edition - Jeffrey Liker – (https://s.id/22ev1 )

          

              Ada yang menanyakan, apa betul kalau sekarang program 5S berubah menjadi 9S? Untuk itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu apa itu 5S,

-Masaaki Imai - Kaizen: Key to Japan's Competitive Success- menuliskan di bukunya, 5-S diambil dari inisial lima kata Jepang yang dimulai dengan huruf S yaitu: Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke –di Indonesia diterjemahkan dengan awal huruf R yaitu: Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin-, sebagai bagian dari program visual management. -visual management tujuannya adalah membuat informasi mudah diakses, dipahami, dan dapat ditindaklanjuti, sehingga dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kinerja secara keseluruhan.-

Adapun rincian dari masing-masing huruf S adalah sebagai berikut

Seiri (Sort)

  • Identifikasi dan singkirkan barang-barang yang tidak diperlukan dari tempat kerja.
  • Kategorikan barang-barang penting dan hilangkan sisanya.
  • Hal ini membantu menciptakan ruang kerja yang bebas dari kekacauan dan terorganisir.

Seiton (Set in order)

  • Mengatur dan mengatur barang-barang yang diperlukan secara sistematis dan mudah diakses.
  • Tentukan dengan jelas lokasi penyimpanan peralatan, bahan, dan perlengkapan.
  • Langkah ini berkontribusi terhadap efisiensi dan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk mencari item.

Seiso (Shine)

  • Membersihkan dan memelihara ruang kerja secara teratur.
  • Menetapkan jadwal dan tanggung jawab pembersihan.
  • Tempat kerja yang bersih dan terawat akan meningkatkan keselamatan dan efisiensi.

Seiketsu (Standardize)

  • Mengembangkan dan menerapkan praktik dan prosedur kerja standar.
  • Memastikan prinsip-prinsip 5S diterapkan secara konsisten di seluruh organisasi.
  • Standardisasi membantu mempertahankan perbaikan dalam jangka panjang.

Shitsuke (Sustain)

  • Menumbuhkan budaya perbaikan terus-menerus dan disiplin.
  • Melatih dan mendidik karyawan tentang pentingnya mempertahankan perbaikan.
  • Audit dan penilaian tempat kerja secara berkala untuk memastikan kepatuhan berkelanjutan terhadap prinsip-prinsip 5S.

Kemudian -Kiyoshi Suzaki - The New Manufacturing Challenge- menjelaskan perlunya manajemen memahami manfaat menerapkan 5S:

  • Orang yang bangga dengan tempat kerjanya cenderung menghasilkan produk berkualitas tinggi.
  • Customer yang mengunjungi pabrik (area kerja) akan melihat pekerja  berkomitmen pada organisasi tempat kerja, kualitas kerja, dan efisiensi
  • Dengan berkeliling ke gemba sering kali memberi tahu kita lebih banyak tentang kondisi perusahaan daripada laporan keuangan
  • Tingkat kegiatan perbaikan dapat dinilai dari cara penyimpanan peralatan, sampah dan serpihan dari mesin ditangani, meja kerja diatur, titik inspeksi ditunjukkan, pabrik lantai disapu, mesin dibersihkan, barang-barang pribadi disimpan, dan sebagainya.
  • Seorang manajer yang tidak memperhatikan sampah yang berserakan di sekitar pabrik akan mempengaruhi karyawan dengan cara yang sangat berbeda dengan orang yang memastikan adanya sampah diambil setiap kali ditemukan.
  • Lantai dan mesin tidak boleh dibersihkan hanya untuk kepentingan penampilan –ini salah satu jebakan dalam penerapan 5S- Permukaan lantai atau mesin  yang bersih akan memperlihatkan masalah –nampak secara visual- seperti kebocoran oli dan retak sehingga tindakan perbaikan dapat diambil sedini mungkin.
  • Kekacauan yang tidak perlu harus dihindari. Misalnya kelebihan material yang bertumpuk di lorong dapat mengganggu kelancaran transportasi bahan.

Sebagai orang Amerika - Jeffrey Liker - The Toyota Way: 14 Management Principles from the World's Greatest Manufacturer 1st Edition –, menuliskan pengalamannya mengenai 5S,

  • Ketika orang Amerika melakukan kunjungan ke pabrik-pabrik di Jepang pada tahun 1970an dan 80an, reaksi pertama yang selalu tertuju pada mereka adalah pabriknya sangat bersih sehingga Anda bisa makan langsung di lantai pabrik.
  • Bagi orang Jepang, hal ini suatu kebanggaan. Mengapa? apakah kamu ingin tinggal di kandang babi? Namun upaya mereka lebih dari sekadar membuat pabrik terlihat bersih dan teratur, karena melalui program 5S akan menghilangkan pemborosan yang berkontribusi terhadap kesalahan, cacat, dan cedera di tempat kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun