Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Orang Tua Bermain HP, Anak Juga Akan Gemar Bermain HP

17 Agustus 2025   23:02 Diperbarui: 17 Agustus 2025   23:02 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Si Cantik Elena (Sumber: noenky pribadi)

Tahukah Ayah dan bunda, anak-anak tidak hanya mendengarkan apa yang kita katakan, tetapi juga meniru apa yang kita lakukan. Mata kecil mereka selalu mengawasi apa yang orang tuanya lakukan dihadapan mereka. Begitu pula dengan kebiasaan ayah bunda dalam menggunakan layar, baik itu HP maupun Laptop, akan memengaruhi kebiasaan mereka dengan cara yang mungkin tidak di sadari oleh ayah dan bunda. 

Anak-anak Adalah peniru yang ulung. Mereka belajar melalui peniruan yang dilihat oleh mata kecilnya. Jika mereka melihat ayah dan bundanya sering menggulir layar, memeriksa notifikasi, atau menonton TV, mereka mulai menganggap penggunaan layar sebagai aktivitas default. Dimulai dengan cara menirukan ayah bunda dalam melakukannya, hingga dipraktekkan langsung dengan mengambil HP orang tuanya. Pernah juga cucu saya yang berumur 2,5 tahun, saat kami berjalan-jalan pagi dan ia melihat seorang kakek yang berjalan dengan membungkuk, dengan segera ia juga meniru sang kakek dengan berjalan membungkuk. Ini membuktikan bahwa mata kecil mereka terus menerus mengawasi apa yang terjadi di sekelilingnya.

Kebiasaan yang dilakukan oleh ayah dan bunda di rumah, menentukan standar apa yang dianggap 'normal'. Jika layar selalu menyala di latar belakang, anak-anak akan menganggap bahwa penggunaan layar yang konstan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Dan ini sangat berbahaya. Karena menormalisasi waktu layar yang ayah dan bunda lakukan dihadapan ananda. Lebih buruk lagi anak akan kecanduan bermain HP. Ayah dan bunda harus mewaspadai ini. Karena kecanduan HP pada anak dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.

Ketika layar mengganggu kita selama percakapan atau kegiatan makan di meja makan, anak-anak akan memperhatikan hal itu. Hal ini dapat mengajarkan kepada mereka bahwa perangkat lebih diutamakan daripada koneksi dunia nyata.   Anak-anak memperhatikan bagaimana layar memengaruhi suasana hati Orang tuanya. Jika mereka melihat frustrasi, stres, atau kebahagiaan yang terkait dengan ponsel atau TV yang ada di rumah, mereka mulai mengaitkan emosi dengan penggunaan layar. Dampak pada perhatian ketika anak yang sudah mulai kecanduan HP atau gawaijuga akan terbiasa mendapatkan kesenangan dengan pola satu arah. Yakni anak lebih suka bermain sendiri menggunakan Hp ketimbang bermain Bersama teman-temannya.

 Lalu darimanakah Batasan dalam penggunaan HP atau gawai dimulai? Aturan layar yang sehat dimulai dengan contoh. Misalnya dengan menyimpan ponsel ayah atau bunda ditempat lain yang tidak terlihat dari jangkauan mata saat makan atau saat tidur. Ini akan  membantu anak-anak memahami kapan layar tidak pantas digunakan, dan kapan layar HP pantas digunakan.

 Momen-momen tanpa layar, seperti saat jalan-jalan keluarga atau permainan bersama, menunjukkan bahwa koneksi dan kesenangan tidak harus melibatkan perangkat. Banyak hal bisa dilakukan secara Bersama-sama untuk membangun koneksi antara orang tua dan anak. Misalnya dengan menata meja makan secara Bersama-sama sesaat sebelum makan, memilih piring dan sendok sebagai perangkan makan Bersama, menuangkan minuman ke dalam tempatnya agar siap saat menyantap makan Bersama, dan lain-lain. Pilihan-pilihan kecil ini membentuk kebiasaan yang bertahan lama dan membangun koneksi pada hubungan keluarga.

Sudah banyak psikolog yang bersuara dan mnyarankan pada orang tua dengan balita atau anak, agar orang tua tidak memberikan HP atau gawai sama sekali pada anak dibawah usia dua tahun. sedangkan untuk anak usia tiga tahun sampai dengan 8 tahun. sebagai ganti nya ayah dan bunda sebaiknya mengarahkan anak-anaknya untuk melakukan banyak permainan yang melibatkan motorik, melakukan permainan motorik, persepsi visual spasial, dan sensori. Ingin mereka memiliki hubungan yang seimbang dengan layar? Mulailah dengan merefleksikan penggunaan pada orang tua secara pribadi. Perubahan kecil yang sadar pada ayah dan bunda  dapat membuat perbedaan besar bagi mereka. 

Semoga Bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun