Siapa sangka Toko Pelangi Bunda, yang kini dikenal luas di Lumajang dengan cabang di berbagai lokasi seperti Pasirian dan Senduro, bermula dari dapur kecil di sebuah gang di Jalan HOS Cokroaminoto, Lumajang?. Toko yang kini mempekerjakan puluhan orang dan melayani ribuan pelanggan setiap bulan ini berawal dari impian sederhana dua insan: Mas Mamad dan Mbak Rina. Mereka memulai segalanya dari nol, dengan modal semangat, ketekunan, dan tentu saja, doa serta restu orang tua.
Kisah Pelangi Bunda dimulai dengan roti tawar buatan sendiri. Roti itu dibuat secara manual, tanpa alat modern, namun dengan cinta dan kesungguhan. Tak lama, mereka mulai menerima pesanan roti buaya, roti khas untuk hantaran pernikahan dan acara adat. Dari sinilah usaha kecil mereka mulai dikenal. Bukan karena promosi besar-besaran, melainkan karena kualitas rasa, kebersihan, dan harga yang ramah di kantong.
Yang tak kalah penting dalam perjalanan ini adalah peran orang tua. Ibu Mas Mamad, seorang guru SD yang dikenal sederhana dan penuh kasih, adalah sosok yang terus memberikan semangat dan arahan. Beliaulah yang sejak awal menanamkan nilai-nilai kerja keras dan kejujuran kepada Mas Mamad. Dalam setiap proses pembuatan roti, dari memilih bahan hingga membagikannya ke pelanggan, nilai-nilai itu terus dipegang teguh.
Begitu juga dengan kedua orang tua Mbak Rina. Mereka tidak hanya memberikan dukungan moral, tetapi juga turut membantu saat usaha ini masih di tahap merintis. Doa-doa yang terus mengalir dari orang tua menjadi kekuatan tersendiri bagi Mas Mamad dan Mbak Rina. Dalam kondisi jatuh bangun, mereka tidak pernah merasa sendiri. Ada keluarga yang selalu siap menopang dan mendoakan.
Sejauh apapun kita melangkah, tanpa restu dan doa dari orang tua, tiada keberkahan didalamnya
Perjalanan usaha ini tentu tidak selalu mulus. Tantangan datang silih berganti. Dari masalah modal, persaingan, hingga kendala produksi. Namun tekad mereka untuk menyediakan roti yang enak, bergizi, dan terjangkau membuat mereka terus maju. Kepercayaan masyarakat Lumajang pun tumbuh dari waktu ke waktu.
Puncak kebanggaan datang ketika roti buatan Pelangi Bunda dipercaya sebagai konsumsi resmi saat kunjungan Presiden Republik Indonesia ke Lumajang. Ini bukan sekadar prestasi usaha kecil, tapi juga simbol pengakuan atas kerja keras bertahun-tahun.
Kini, selain Pelangi Bunda, Mas Mamad dan Mbak Rina juga mengembangkan brand baru bernama Roti Bian, yang fokus pada kebutuhan hajatan dan acara besar. Langkah ini semakin memperkuat posisi mereka di industri kuliner lokal.
Namun di tengah kesibukan dan kesuksesan itu, mereka tidak lupa pada akar dan sumber keberkahan hidup mereka, kedua orang tua. Di sela-sela aktivitas bisnis, mereka rutin mengajak keluarga besar untuk makan bersama, berlibur, dan menikmati waktu berkualitas bersama. Hal ini menjadi wujud nyata rasa terima kasih mereka atas restu dan cinta yang tak pernah putus.