Mohon tunggu...
Noval Kurniadi
Noval Kurniadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Speaking makes words, writing makes wor(l)ds

Passion is the fashion for ur ACTION. Passion without action is NO MENTION! | Kontributor wikipedia | www.valandstories.com | Novalku@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Ayo "Move On" dari Thomas-Uber Cup 2018 dan Bersiap untuk "Sweet Revenge"!

26 Mei 2018   09:30 Diperbarui: 27 Mei 2018   12:54 3017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.badmintonindonesia.org

Satu kata untuk hasil akhir dari Thomas-Uber Cup 2018: Sedih!

Yap, bagaimana tidak, di saat kita optimis bahwa tim Thomas dan Uber Indonesia dapat mengukir prestasi dan bahkan membawa pulang piala dalam ajang Thomas dan Uber Cup 2018, harapan kita justru runtuh. 

Tim Thomas dipaksa harus puas meraih perunggu setelah kalah babak semifinal oleh Tiongkok dengan skor 1-3. Sementara itu, tim Uber justru lebih nyesek lagi. Para srikandi bulu tangkis terpaksa harus mengakui keunggulan negeri 1000 pagoda di babak perempat final setelah kalah 2-3.

Kekalahan ini seolah sulit dilupakan. Hal itu dikarenakan Indonesia memiliki rekam jejak yang baik dalam bidang bulu tangkis. Jadi sudah barang tentu masyarakat menaruh ekspektasi tinggi terhadap para pebulutangkis yang berlaga di ajang Thomas dan Uber Cup 2018 di Bangkok, Thailand. 

Sepanjang sejarah, Indonesia telah mengoleksi 13 piala Thomas (dan bahkan menjadi negara dengan gelar terbanyak sampai saat ini) dan 3 piala Uber. Sayangnya, kejayaan itu telah menjadi masa lalu. Tim Thomas Indonesia terakhir kali meraih Piala Thomas pada 2002 dan Uber justru lebih lama lagi, yakni pada 1996. Setelah itu Indonesia selalu 'puasa gelar'. Saya kira setelah maghrib tim Thomas bakal 'buka puasa', namun ternyata malah puasa lagi sampai minimal 2 tahun ke depan. Hiks.

Melihat hasil ini tentu kita semua merasa sedih dan kecewa. Di sisi lain kita tetap harus mengapresiasi semua perjuangan tim Thomas dan Uber Cup Indonesia. Bagaimanapun mereka telah memberikan kemampuan terbaik yang mereka punya untuk mengharumkan nama bangsa namun apa daya waktu belum mengizinkan.

Sedih dan kecewa akan hasil Thomas dan Uber Cup itu adalah hal wajar. Namun janganlah sampai berlarut-larut karena itu tidak mengubah keadaan. Daripada melihat yang sudah terjadi dan hasilnya tidak pernah berubah, saatnya kita move on! 

Saatnya para pebulu tangkis merah putih untuk melakukan sweet revenge dengan menuai berbagai prestasi di turnamen-turnamen berikutnya. Buktikan bahwa kekalahan hari ini bukanlah akhir dari segalanya. Untuk kita, saatnya juga move on dan jangan pernah letih untuk memberikan doa dan dukungan agar Indonesia semakin harum di kancah perbulutangkisan dunia. 

Thomas dan Uber Cup 2018 memang ajang prestisius di dunia bulu tangkis dunia. Namun itu bukan satu-satunya. Dalam waktu 7 bulan tersisa di tahun 2018 ini beberapa turnamen bergengsi telah menanti. 

Dari sekian banyaknya turnamen, ini dia 4 ajang bergengsi bagi kita untuk melakukan sweet revenge dari kekalahan yang kita terima hari ini. 

4. Indonesia Open Super 1000

Salah satu e-flyer Indonesia Open 2018 (dok. blibli)
Salah satu e-flyer Indonesia Open 2018 (dok. blibli)
Indonesia Open Super 1000 menjadi ajang yang tak boleh dilewatkan nomor 4 untuk melakukan aksi balas dendam manis bagi para pebulutangkis Indonesia. Selain karena diadakan di negeri sendiri, turnamen ini juga merupakan turnamen dengan level tertinggi dalam dunia bulu tangkis di bawah Olimpiade dan Kejuaraan Dunia. 

Disamping itu, Indonesia Open Super 1000 juga merupakan turnamen dunia pilihan karena hanya ada 3 negara yang berkesempatan menggelar turnamen dengan level "Super 1000", yakni Inggris, Tiongkok dan Indonesia. Hanya bisa dihadiri oleh 32 pemain terbaik dunia tanpa babak kualifikasi, Indonesia Open juga menjadi turnamen dengan total hadiah tertinggi di antara turnamen tur dunia lainnya. Bayangin, total hadiah yang ditawarkan adalah sebesar $1.250.000! 

Dengan jumlah sebanyak itu, tentu saja siapapun pebulutangkisnya bakalan ngiler untuk jadi juara. Emang rela kalau 'duitnya' dibawa pulang pemain asing? Kalau saya sih enggak rela. Pengen ada pemain Indonesia yang menang.

Baik pebulutangkis yang terlibat dalam tim Thomas-Uber Cup 2018 atau tidak, sudah saatnya membuktikan yang terbaik dalam ajang ini. Bagi pecinta bulu tangkis, jangan lupa sisihkan tanggal 3-8 Juni 2018 dari sekarang karena Indonesia Open Super 1000 akan menjadi ajang pembuktian tim merah putih untuk menghapus luka lama dari kekalahan di Thomas-Uber Cup 2018.

3. BWF World Tour Finals

Logo BWF World Tour (dok. bwfworldtour.com)
Logo BWF World Tour (dok. bwfworldtour.com)
Di nomor tiga ada BWF World Tour Finals. Jika Indonesia Open bisa diikuti oleh 32 pemain dunia (di tiap sektor) dengan peringkat dunia tertinggi saat itu, maka BWF World Tour Finals hanya bisa diikuti oleh 8 pemain terbaik dunia berdasarkan ranking Tour Finals (bukan berdasarkan peringkat dunia) dan setiap negara hanya bisa mengirimkan maksimal 2 perwakilan per sektor. Pokoknya persaingannya ketat deh untuk bisa tampil di sini!

BWF World Tour Finals selalu diadakan di akhir tahun. Khusus tahun ini Guangzhou, Tiongkok menjadi tuan rumahnya dan diadakan pada 12-16 Desember 2018. Sepanjang sejarah setelah pertama kali diadakan pada 2008, Indonesia hanya pernah berhasil meraih 3 gelar. Dua gelar diraih oleh Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada 2013 dan 2015 sedangkan satu gelar lainnya diraih oleh Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Gideon Fernaldi pada 2017. 

Dibandingkan negara lain, pencapaian Indonesia di turnamen ini secara keseluruhan masih sedikit. Indonesia bahkan kalah total jumlah jika dibandingkan dengan Tiongkok (17 gelar), Denmark (10 gelar), Malaysia (9 gelar) dan bahkan Jepang (5 gelar). Masih minimnya gelar yang pernah didapatkan dan ketatnya persaingan membuat pebulutangkis terbaik Indonesia harus memberikan yang terbaik di sini.

2. Kejuaraan Dunia

Salah satu logo Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis (dok. BWF)
Salah satu logo Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis (dok. BWF)

Tidak ada alasan untuk tidak memasukkan Kejuaraan Dunia sebagai ajang pembuktian dari kekalahan yang kita terima kali ini. Walau tidak memperebutkan hadiah apapun, namun gelar yang didapatkan sangat bergengsi. 

Namanya saja Kejuaraan Dunia, pebulutangkis dari berbagai belahan dunia datang untuk meraih gelar guys! Sekadar informasi, Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia tahun ini akan diadakan pada 30 Juli hingga 5 Agustus 2018 di Nanjing, Tiongkok. 

Kalau dalam turnamen pada umumnya pemain yang bertanding biasanya dari negara-negara mainstream di bulu tangkis seperti Tiongkok, Jepang, Korea, Denmark dan sebagainya, nah di Kejuaraan Dunia lebih istimewa. Kenapa? Soalnya pebulutangkis terbaik dari negara-negara kurang familiar juga turut berpartisipasi. Sebut saja Finlandia, Vietnam, Nigeria, Bulgaria, Italia, Belanda, Ukraina dan bahkan Brunei Darussalam yang gaungnya kurang terdengar di bulu tangkis. 

Lebih beragamnya peserta ketimbang turnamen pada umumnya tentu menjadi kesempatan yang tak boleh dilewatkan. Seakan-akan menjadi penekanan bahwa "Gue loh yang terbaik dari seluruh pebulutangkis dunia!"

Dalam 4 penyelenggaraan terakhir (dari 2013-2017, kecuali 2016. Tahun 2016 tidak diadakan karena bertepatan dengan olimpiade), Indonesia telah meraih 4 gelar juara. Namun sayangnya, peraih gelar juara dunia selalu berasal dari nama-nama yang sama, yakni Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (2013 dan 2015) serta Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (2013 dan 2017).

Dengan penampilan terbaik para pemain saat membela merah-putih di Thomas-Uber Cup 2018, maka tidak menutup kemungkinan nama-nama lain akan menjadi juara berikutnya, seperti Greysia/Apriani, Jonathan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Fajar/Rian, Della/Rizki atau justru Gregoria Mariska. 

1. Asian Games 2018

Asian Games 2018 (dok. asiangames2018.id)
Asian Games 2018 (dok. asiangames2018.id)
Ini dia ajang sweet revenge yang harus banget dilakukan oleh para pebulutangkis Indonesia dan tidak bisa diganggu gugat: Asian Games 2018!

Kendati tidak melibatkan para pemain dari Eropa atau benua lain, Asian Games adalah ajang bergengsi kedua di bawah Olimpiade yang sudah seharusnya dimanfaatkan dengan baik oleh para pemain kita nanti. Tentu saja, Asian Games hanya berlangsung setiap 4 tahun sekali loh guys!

Asian Games 2018 juga merupakan momen yang tepat untuk mencetak sejarah karena bersifat sebagai ajang multievent dan tahun ini Indonesia kali kedua menjadi tuan rumah. Bulu tangkis pertama kali dipertandingkan juga saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962. 

Indonesia cukup gemilang dalam pesta olahraga terbesar se-Asia ini. Sejak 1994, tim bulu tangkis selalu menyumbang pundi-pundi medali emas (baik individu ataupun tim) untuk Indonesia. Setelah 4 tahun yang lalu Indonesia berhasil meraih dua gelar lewat Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, tentu meneruskan tradisi emas di Asian Games adalah suatu keharusan. 

Biarlah Indonesia pernah terputus tradisi emas dalam olimpiade (Olimpiade London 2012), asalkan  dalam Asian Games jangan. Kapan lagi mengibarkan bendera sendiri  dan menggaungkan lagu kebangsaan Indonesia Raya kalau bukan di Asian Games 2018?

Siapkan diri dari sekarang karena cabor bulu tangkis dalam Asian Games 2018 akan dipertandingkan di Istora Senayan pada 19-22 Agustus 2018 (tim) dan  23-28 Agustus 2018 (individu). 

***

Itulah 4 ajang pelampiasan "sweet revenge" bagi para punggawa bulu tangkis dalam membalas kekalahan Thomas-Uber Cup 2018. Tentu, ini bukan hanya tugas pebulutangkis yang masuk dalam tim Thomas-Uber Cup 2018 saja, melainkan juga bagi pebulutangkis Indonesia lainnya, para pelatih dan orang-orang di belakangnya. Tugas kita sebagai penonton hanyalah terus mendukung dan mendoakannya. 

Selamat move on dan membalas dendam!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun