Mohon tunggu...
Noval Kurniadi
Noval Kurniadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Speaking makes words, writing makes wor(l)ds

Passion is the fashion for ur ACTION. Passion without action is NO MENTION! | Kontributor wikipedia | www.valandstories.com | Novalku@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Guardians of The Tomb", Film Australia-Tiongkok tentang Serbuan Laba-laba di Makam Kaisar

4 April 2018   16:35 Diperbarui: 4 April 2018   17:22 1547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu adegan dalam film

Tak seorang pun di antara kita yang  ingin kehilangan orang terkasih. Hal itu pulalah yang dialami oleh Jia  (Li Bingbing; juga berperan sebagai produser). Pasca mendapat kabar bahwa adiknya, Luke (Wu Chun) hilang  dalam sebuah ekspedisi pencarian bahan pembuatan obat di daerah gurun  di Tiongkok, Jia berusaha menyelamatkannya. Bersama CEO perusahan  farmasi tempatnya bernaung, Mason (Kelsey Grammer) dan rekan-rekan  kerjanya yakni Chen (Jason Chong), Milly (Stef Dawson) dan Gary (Shane  Jacobson), mereka terbang dari Australia ke Tiongkok untuk memastikan  kabar Luke. Tak ketinggalan, spesialis penyelamatan yang telah  berpengalaman di Nepal, Ridley (Kellan Lutz) juga ikut. Bagi Jia, cukup  orang tuanya saja yang telah pergi, namun tidak dengan adiknya.

Misi yang mereka lakukan ternyata tidak semudah yang dikira. Selagi mengendarai mobil off road di tengah-tengah gurun, mereka  menemukan seekor binatang sejenis domba  gurun mati terpakar di atas gurun. Keadaan menjadi tidak wajar karena  jumlahnya tidak hanya satu melainkan banyak. Tak lama setelah itu  tiba-tiba badai gurun menghadang dengan kencang. Adanya barang-barang  tambang di lokasi tersebut menimbulkan berbagai ledakan yang dapat  membahayakan nyawa mereka. Demi menyelamatkan diri, akhirnya mereka  langsung masuk ke dalam mobil dan tancap gas untuk pergi sejauh-jauhnya.

Jia  dan kawan-kawannya dapat bernapas lega. Di tengah kepungan badai dan  ledakan yang masih terjadi, mereka menemukan sebuah rumah tak terawat  sehingga mereka dapat berlindung di dalam sana. Sayangnya rumah tersebut  justru membawa malapetaka lainnya. 

Selain  menemukan mayat manusia dengan kondisi mengenaskan, beberapa ekor  laba-laba beracun muncul dan bahkan sampai melukai Chen. Jia yang merupakan ahli binatang beracun awalnya menduga bahwa itu  adalah laba-laba jenis funnel web, laba-laba yang berasal dari  Australia. Namun setelah Chen diberikan obat antivenom, Jia menduga  bahwa ada yang aneh dari laba-laba tersebut. Dengan antivenom,  seharusnya racun yang ditimbulkan oleh laba-laba funnel web dapat lebih  cepat diatasi, namun kenyataannya lebih lama. Jia bahkan harus  memberikan dosis tambahan agar nyawa Chen selamat.

Funnel web, laba-laba Australia yang mengancam Jia dkk. saat mencari Luke (dok. theherald.com.au)
Funnel web, laba-laba Australia yang mengancam Jia dkk. saat mencari Luke (dok. theherald.com.au)
Di  saat kondisi Chen belum benar-benar pulih, tiba-tiba laba-laba yang  bermunculan makin banyak. Bersama seorang gadis Tiongkok yang ditemukan  Jia sedang bersembunyi di dalam sebuah lemari, mereka pun berusaha  menyelamatkan diri dari ledakan-ledakan akibat badai gurun dan serbuan laba-laba dengan masuk ke ruang bawah tanah di rumah itu. Sebenarnya niat mereka hanya mengamankan diri, namun ternyata tindakan itu justru mengantarkan mereka pada penemuan yang tidak diduga sebelumnya.  Ternyata ruang bawah tersebut menghubungkan pada kekaisaran yang telah  berlangsung 200 tahun sebelum masehi!

Tak  ada pilihan lain, mereka terus menyusuri ruang bawah tanah tersebut.  Naas, masuknya mereka ke sana tidak otomatis membuat mereka menjadi  aman. Ruangan demi ruangan yang dahulunya merupakan tempat kekaisaran  tersebut ternyata telah menjadi 'kuburan' yang dijaga oleh ribuan atau  bahkan jutaan laba-laba beracun. Mereka keluar satu per satu dan siap  melukai siapapun yang ada di dekat mereka. Sekali si laba-laba mengeluarkan racun, nyawa pun melayang. Mampukah Jia dan kawan-kawannya selamat dari teror laba-laba pencabut nyawa yang terus membuntuti mereka di makam kaisar? Mampukah pula mereka menemukan Luke  yang hilang? Apa pula rahasia yang tersembunyi di tempat tersebut? Semuanya akan terjawab dalam "Guardians of The Tomb"!

Para pemeran
Para pemeran
Film ini bukan satu-satunya dan bukan film pertama yang bercerita  tentang serangan hewan berbahaya kepada manusia. Film sebelumnya yang bercerita seperti itu sebenarnya sudah banyak, seperti Anaconda yang menampilkan ular sebagai 'tokoh antagonis' dan  Alligator yang menampilkan buaya sebagai 'si jahat'. Walau binatangnya  berbeda-beda, film-film tersebut memiliki kesamaan, yakni tentang  bagaimana binatang menyerang manusia dan manusia berusaha sekuat mungkin  untuk bertahan hidup dan menyelamatkan diri. Penonton pun juga akan dibuat degdegan dengan aksi-aksi menegangkan yang ditampilkan. Film ini pun sebenarnya demikian, bahkan idenya lebih unik karena memasukkan unsur budaya  Tiongkok. Sayangnya, eksekusi dalam film ini sangat kurang. 

Dalam hal ini saya merasa Kimble Rendall sebagai sutradara kurang peka dalam memainkan adrenalin  penonton. Seharusnya jantung saya dibuat terpacu karena adanya serangan  laba-laba yang ingin menyerang manusia sebagaimana saya merasa terancam  saat saya menonton film Anaconda atau Alligator, namun sepanjang film  diputar, saya tidak merasakannya. 

'Gangguan' lainnya juga saya rasakan pada latar tempatnya. Kekaisaran  jaman dulu mungkin memang memiliki banyak ruangan. Tapi banyaknya  ruangan yang harus dilalui oleh Jia dan kawan-kawannya membuat saya  lelah. Ternyata tidak hanya Hayati saja yang lelah, saya yang menonton  film ini pun juga. Ini kapan kelarnya dari tadi masuk ke ruangan, keluar ruangan terus masuk ke ruangan lagi? Padahal pembukaannya terasa meyakinkan dan membuat saya  merasa penasaran untuk  tahu apa yang terjadi selanjutnya. Namun semakin ke tengah-tengah  cerita, rasa penasaran dan semangat untuk menontonnya perlahan demi  perlahan menurun. 

Jia dkk saat memasuki salah satu ruangan kekaisaran tersembunyi (dok. joblo.com)
Jia dkk saat memasuki salah satu ruangan kekaisaran tersembunyi (dok. joblo.com)
Ini bukan film yang sempurna. Namun bagi kamu yang bosan dengan film hollywood dan ingin merasakan citarasa film  kolaborasi Australia-Tiongkok, "Guardians of The Tomb" ini bisa menjadi jawabannya.  Lewat film ini kita juga dapat melihat bagaimana bintang film lintas negara, seperti Australia (Stef Dawson),  Amerika (Kellan Lutz), Brunei Darussalam (Wu Chun) dan tentu saja  Tiongkok (Li Bingbing) menunjukan tajinya di dunia seni peran. Bagi kamu yang kangen dengan film bertema binatang berbahaya melawan manusia, film ini juga tak ada salahnya kamu masukkan sebagai bucket list. Per 4 April 2018 film ini sudah dapat kita saksikan di  bioskop-bioskop terdekat seperti Cinemaxx, CGV dan Flix Cinema.  

Pada akhirnya, beda ladang memang beda belalang. Di Tiongkok, film yang sempat berjudul Nest ini meraih prestasi dengan meraih posisi box office keempat  dan pendapatan total selama tiga hari sebanyak $6.11 juta. Namun di  Indonesia, saya rasa penonton Indonesia akan memiliki tanggapan berbeda. Kamukah salah satunya? Selamat menonton tapi jangan terlalu tinggi dalam menaruh ekspektasi!*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun