Mohon tunggu...
Nurul Khawari
Nurul Khawari Mohon Tunggu... Koki - Juru ketik, tinggal di Kartasura, Solo

http://www.facebook.com/nkhawari

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lagi, Pengusulan Jenderal Besar Soeharto Sebagai Pahlawan?

28 Mei 2012   07:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:41 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak empat belas tahun lalu, bulan Mei sering dianggap sebagai bulan yang “cukup politis”. Dibulan ini selalu ditandai dengan polemik seputar persoalan reformasi, persoalan harapan perubahan dan lain sebagainya. Diantara polemik dan gosip politik yang sering kita dengar adalah pertanyaan lebih baik mana antara era Soeharto dan era setelah reformasi. Polemik lain yang juga timbul tenggelam adalah tentang upaya pengusulan mantan Presiden Soeharto sebagai pahlawan pembangunan.

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) adalah salah satu organisasi yang cukup rajin menyuarakan pemberian gelar pahlawan bagi Pak Harto, meskipun usulan tersebut telah kandas. Dalam acara peringatan hari kebangkitan nasional di kampung batik Laweyan Solo beberapa waktu yang lalu,  Taufan EN Rotorasiko , ketua umum DPP KNPI, menandaskan keinginannya untuk kembali memperjuangkan lagi usulan pemberian gelar pahlawan bagi Pak Harto.  (Solo 20 Mei 2012, http://www.solopos.com/2012/solo/knpi-berniat-usulkan-kembali-soeharto-sebagai-pahlawan-nasional-187140)

Bagi penulis, kalaupun ingin mengusulkan seorang tokoh untuk menjadi pahlawan nasional, bagi KNPI lebih penting untuk mengusulkan pahlawan yang memberi inspirasi bagi anak muda daripada mengusulkan mantan penguasa era orde baru tersebut. Karena pemberian gelar pahlawan bukan semata mata penghargaan yang diberikan kepada tokoh tertentu. Namun pemberian gelar pahlawan sesungguhnya lebih dekat dengan mengangkat nilai kepahlawanan yang pantas untuk dicatat dan diteladani dari kiprah sang tokoh semasa hidupnya. Pertanyaanya adalah, apakah Pak Harto merupakan tokoh yang tepat untuk memberi inspirasi bagi anak muda ?

Tidak dipungkiri selama Pak harto menjabat sebagai presiden, ada banyak hal yang dilakukan yang hingga kini menjadi “prestasi” yang monumental. Namun tidak boleh dilupakan juga, dibalik semua itu ada banyak catatan sejarah juga yang menjadi noktah hitam perjalanan kepemimpinannya. Berbagai kasus pelanggaran HAM dan kekerasan atas nama militerisme terjadi sepanjang 32 tahun kekuasaan orde baru. Meskipun banyak diantara kita menderita amnesia sejarah, namun bagi korban pelanggaran HAM Orde Baru, ingatan hidup dibawah tekanan atau represifitas penguasa orde baru tidak akan mudah dilupakan.

Pahlawan adalah subyek yang seringkali diperdebatkan. Apalagi bila subyeknya memiliki keterkaitan dengan unsur unsur politis. Pak Harto dalam konteks saat ini tidak semata mata sebagai mantan presiden yang memiliki banyak jasa untuk bangsa ini. Namun Pak Harto juga menjadi symbol entitas politik tertentu yang cenderung menolak perubahan. Padahal perubahan itu sendiri adalah ruh dan identitas anak muda.

Pemuda Mencari Idola
Dalam masa pencarian identitas, anak muda memang memiliki kecenderungan untuk mencari tokoh idola yang akan dijadikan panutan. Tokoh inilah yang menjadi inspirasi unutuk mewujudkan obsesi tertentu. Namun nampaknya tidak mudah menentukan dan menciptakan siapa tokoh yang ideal untuk anak muda. Derasnya arus informasi memberikan banyak pilihan siapa yang bisa dijadikan tokoh idola atau panutan.
Kita masih ingat Osamah Bin Laden yang dimasa hidupnya menjadi musuh dunia (terutama Amerika) karena tuduhan sebagai tokoh dibalik berbagai aksi terorisme. Namun bagi kelompok tertentu, Osama justru menjadi idola dan dianggap pahlawan. Fotonya yang khas banyak di reproduksi dan menjadi symbol perlawanaan dan penanda identitas anak muda tertentu.

Hal yang sama barangkali juga terjadi pada sebagian pemuda yang mengidolakan Ernesto Che Guaevara. Seorang dokter dan aktivis politik revolusioner berhaluan Marxis yang menjadi pemimpin revolusi Kuba bersama Feidel Castro. Sampai saat ini banyak anak muda yang mengidolakan Che Guevara dan merasa gagah dengan memakai Pin, poster dan T shirt begambar Che Guevara. Kita dengan mudah dapat menemukan marchandis semacam itu di manapun.

Pemuda selalu menciptakan mitos kepahlawanan untuk dirinya sendiri. Barangkali sama dan sebangun ketika anak anak mengindolakan tokoh superhero yang diciptakan oleh industri. Sulit mengidentifikasi siapakah yang diinginkannya tentang pahlawan dalam hidupnya. Barangkali bagi anak muda yang penting bukan siapa yang menjadi pahlawan. Tapi nilai apa yang ditampilkan oleh sang tokoh.

* Penulis Litbang DPD KNPI Kota Solo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun