Mohon tunggu...
Nityaswari
Nityaswari Mohon Tunggu... Lainnya - english 21

human life

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keistimewaan Hari Raya Kuningan Terutama untuk Masyarakat Bali

21 November 2021   04:53 Diperbarui: 21 November 2021   04:58 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hallo Sobat Kompas, mengulik kembali ke masa kecil dimana kita selalu bergembira ketika akan menyambut hari raya. Segala persiapan kita lakukan dengan maksimal untuk tampil kece didepan teman-teman. 

Apakah Hari Raya Kuningan itu? Hari Raya Kuningan atau biasa dikenal sebagai Hari Raya Galungan dan Kuningan? Secara umum Hari Raya Kuningan adalah perayaan yang tepatnya pada hari ke sepuluh dalam Hari Suci Galungan. Makanya, masyarakat banyak menyebutnya sebagai Galungan-Kuningan. 

Perayaan suci ini mengartikan sebagai perayaan kemenangan Dharma dalam melawan Adharma. Hari Raya Kuningan, diperingati oleh masyarakat Hindu Bali pada tanggal 20 November setiap tahunnya. Sedangkan Hari Raya Galungan diperingati setiap tanggal 10 November setiap tahunnya. Galungan-Kuningan sendiri juga dirayakan dalam 2 kali pada satu tahun kalender Masehi.

Jika dihitung dalam kalender Bali, Galungan sendiri jatuh pada hari Rabu pada wuku Dungulan, sedangkan Kuningan jatuh pada setiap hari Sabtu pada saat Kuningan. Perayaan Galungan dan Kuningan ini identic dengan dipasangnya penjor ditepi jalan untuk menghiasi jalanan yang nuansanya masih alami. 

Penjor sendiri adalah bamboo yang dihias sedemikian rupa oleh warga setempat. Umat Hindu di Bali biasanya merayakan Galungan yang berada di Pantai Padanggalak, Denpasar dan hari Kuningan di Pura Jagatnatha di jantung Kota Denpasar dengan mengenakan busana adat Bali. Tetapi, pada Sebagian masyarakat melakukannya di Pura Sakenan yang berada di daerah Serengan. Upacara Kuningan dilakukan sejak pagi hari hingga sore hari. Lalu, secara filosofis mengapa ada Hari Raya Galungan-Kuningan adalah dapat mampu membedakan dorongan hidup antara Adharma dengan Budhi Atma atau Dharma yang artinya kebenaran.Dan karena itu dengan mencapai kebenaran maka akan mencapai kebahagiaan pula. 

Terlihat pula dari sisi momen saat upacara dilaksanakan yaitu sebagai mengingat momen spiritual maupun ritual agarv selalu mengalahkan Adharma dan menegakkan Dharma atau kebenaran. Kuningan sendiri juga dapat disebutkan menjadi hari untuk merenungi diri sendiri serta introspeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik dan benar.

Dapat disimpulkan adalah arti dari Galungan-Kuningan adalah menyatukan kekuatan secara rohani agar umatb Hindu memiliki pendirian serta pikiran yang terbuka dan terang yang itu sendiri merupakan wujud Dharma dalam diri manusia atau umat Hndu. Sedangkan pada hari Juma't Wage Kuningan juga biasa disebut sebagai hari Penampahan Kuningan. Lalu Sundarigama menyebutkan bahwa ini hanyalah seperti berupa anjuran saja agar melakukan sebuah kegiatan rohani dalam lontar yang disebut Sapuhakena Malaning Jnyana atau artinya adalah Lenyapkanlah pikiran yang buruk atau kotor. 

Lalu pada keesokan harinya yaitu hari Sabtu Kliwon atau ditetapkan sebagai Kuningan upacara penghantaran sesaji atau sesajen ini sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan menghindari dilakukannya pada siang atau tengah hari karena dianggap Dewata dan Dewa Pitara telah Kembali ke Swarga.

Asal-usul Hari Raya Galungan dan Kuningan memang sulit dipastikan kapan bermulanya akan tetapi hari ray aini sudah diadakan oleh masyarakat Hindu Bali dari sebelum Pulau Bali dikenal. Tetapi, menurut Purana Bali Dwipa, pertama kalinya Galungan-Kuningan dirayakan adalah pada hari Purnama Kapat, pada tahun 882 Masehi. Nah, Hari Kuningan ini ada tahapan atau urutannya seperti akan dalam melaksanakan hari raya Galungan. Yang pertama adalah dilakukan saat hari masih pagi dan tidak diperbolehkan sejak matahari telah turun ke barat. Karena, sang dewa hanya memberkahi dunia dan umat manusia sampai jam 12 siang saja.

 Yang kedua adalah setelah melewati bajeg surya akan dilakukan masa pengembalian asal terutama pada energi alam semesta akan menurun dan pada saat malam hari adalah waktu istirahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun