Mohon tunggu...
Yunita Maesyaroh
Yunita Maesyaroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kelompok 108 KKN RDR 77

Mahasiswa yang sedang melaksanakan kegiatan KKN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Moderasi Beragama di Lingkungan Sekolah

25 November 2021   20:34 Diperbarui: 25 November 2021   20:41 14144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengapa moderasi beragama itu penting? Apakah moderasi beragama itu diperlukan di lingkungan sekolah? Bagaimana implementasi moderasi beragama di lingkungan sekolah itu sendiri? Nah, untuk mengetahui jawaban dan pentingnya moderasi beragama ada baiknya penting bagi kita untuk memahami dulu arti dari moderasi beragama itu sendiri.

Menurut Dr. Joni Tapingku, M.Th, Rektor IAKN Toraja, dalam artikel opini "Moderasi Beragama sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa", kata "moderasi" memiliki korelasi dengan beberapa istilah. Dalam bahasa inggris sendiri, kata "moderasi" berasal dari kata moderation, yang berarti sikap tidak berlebih-lebihan, sikap sedang. Jadi, ketika kata "moderasi" di gabung dengan kata "beragama", menjadi "moderasi beragama".

Maka istilah tersebut berarti merujuk pada sikap mengurangi kekerasan, atau menghindari keekstriman dalam praktik beragama. Sikap moderat atau moderasi beragama itu adalah sikap dewasa yang baik dan sangat diperlukan. Radikalisasi dan radikalisme, kekerasan dan kejahatan, termasuk ujaran kebencian dan hoax, terutama atas nama agama merupakan sikap kekanak-kanakan, jahat dan memecah belah dan termasuk sikap merusak kehidupan.

Moderasi beragama itu penting karena keragaman dalam hal beragama itu tidak mungkin dihilangkan. Ide dasar dari moderasi adalah mencari persamaan dan bukan mempertajam perbedaan. Alasan mengapa kita perlu ber-moderasi beragama itu yang pertama, moderasi beragama menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, tidak serta merta hanya mengangungkan nama Tuhan dan mengesampingkan nilai kemanusiaan. 

Kedua, agar peradaban manusia tidak musnah akibat konflik berlatar agama. Yang ketiga, khusus dalam konteks Indonesia, moderasi beragama diperlukan sebagai strategi kebudayaan kita dalam merawat ke-Indonesia-an, hal ini disebabkan karena masyarakat Indonesia yang heterogen, berbangsa-bangsa, dan bersuku-suku.

Apakah moderasi beragama itu diperlukan di lingkungan sekolah? Jawabannya iya. Di era modern sekarang ini penyebaran paham radikal di kalangan pelajar terus digencarkan oleh kelompok radikal, terutama melalui media social. Apalagi di masa pandemic, pembelajaran harus dilakukan dengan metode daring yang mana memudahkan pelajar dalam mengakses informasi internet, tidak terkecuali konten berbau radikalisme. 

Para pelajar juga dapat dijadikan regenerasi yang menjanjikan untuk terus beroperasinya gerakan kelompok radikal terorisme. Hal ini terjadi seringkali dimulai dengan pemahaman yang dangkal terhadap ajaran agama. Karena itu, penanaman dan pengembangan moderasi beragama sangat penting sebagai cara pandang generasi millenial dalam memahami dan mendalami islam. Sehingga mengajar itu agama tidak hanya membentuk keshalehan individu, tapi juga mampu menjadikan paham agamanya sebagai instrument untuk menghargai umat agama lain.

Nah, sekarang kita masuk di bagian intinya, implementasi atau hal yang dapat dilakukan dalam ber-moderasi beragama di lingkungan sekolah adalah sekolah perlu menerapkan beberapa aksi, antara lain :

Pertama, mengembangkan budaya lokal sekolah, misalnya kejujuran, saling menghargai, sopan santun, dan lain-lain, yang merupakan perpaduan nilai-nilai, asumsi, pemahaman, keyakinan, dan harapan yang diyakini oleh stakeholders sekolah serta dijadikan pedoman perilaku dalam pemecahan masalah baik secara internal maupun eksternal yang mereka hadapi. Sedangkan pengembangan budaya agama dalam komunitas sekolah berarti mengembangkan ajaran agama wasathiyah (tengah-tengah) di sekolah sebagai pijakan nilai, sikap, semangat, dan perilaku bagi para guru, tenaga pendidikan, orang tua murid, dan murid itu sendiri.

Kedua, untuk membangun rasa saling pengertian sejak dini antara peserta didik yang mempunyai keyakinan keagamaan yang berbeda, maka sekolah harus berperan aktif mengadakan dialog keagamaan atau dialog antar umat beragama yang tentunya tetap berada dalam bimbingan guru-guru dalam sekolah tersebut. Dialog antar umat beragama semacam ini merupakan salah satu upaya yang efektif agar peserta didik dapat membiasakan diri melakukan dialog dengan penganut agama yang berbeda.

Ketiga, hal lain yang penting dalam penerapan moderasi beragama yaitu kurikulum dan buku-buku pelajaran yang dipakai, diterapkan di sekolah sebaiknya kurikulum yang memuat nilai-nilai pluralisme (ke-Bhinneka Tunggal Ika-an) dan toleransi beragama. Buku-buku agama yang dipakai di sekolah juga sebaiknya buku-buku yang dapat membangun wacana serta pemikiran peserta didik tentang pemahaman keberagaman yang inklusif dan moderat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun