Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

[Catatan Reflektif] Berani Tidak Disukai?

29 September 2022   04:58 Diperbarui: 30 September 2022   08:15 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi artikel : Pertemuang dengan orangtua siswa/Dok.Pri (Sriyanti Wahyono)

Namun demikian hingga kini, hal itu tidak dan bukan menjadi sebuah penyesalan, sebaliknya hal itu saya olah menjadi lebih baik dalam memaknai proses pendidikan. Teguran bagian penting juga dari proses pendidikan.

Saya sangat meyakini bahwa proses dalam sebuah alur pendidikan menjadi hal yang harus dilalui, karena belajar itu juga proses. Tidak langsung matang, tidak instant. Menegur, memberikan koreksi, memberi evaluasi, mendampingi, menjadi teman mereka dalam proses tersebut menjadi sebuah kemutlakan.

Benar bukan menjadi hakim, namun mereka -- siswa, ya tetap harus menerima teguran jika ada sesuatu yang tidak pas dan bukan malah mendiamkan, bahkan melemparkan tanggung jawab mendidik itu pada pihak lain.

Berani untuk menyatakan kesalahan dan menegur siswa menjadi sebuah seni yang terus harus diamplas sehingga siswa tahu bahwa saat kita tegur, bukan karena kita tidak mengasihinya, justru sebaliknya karena teguran itu, kita ingin mereka terhindar dari sesuatu yang buruk di depan sana.

Pemaknaan semacam ini bukanlah hal yang baru sebenarnya, hanya saja perlu untuk terus digemakan agar selalu ingat -- tidak amnesia, bahwa pendidikan dan proses-prosesnya itulah arti belajar yang sesungguhnya. 

Pendidikan yang merdeka, selayaknya memang menjadi sebuah pendidikan yang bukan hanya membidik kulit luar, tetapi juga kedalaman makna dan nilai hidup.

Bukan mekanis, apalagi hanya untuk kepentingan gengsi semata -- kepentingan korporasi sehingga melacurkan maknanya. Pendidikan yang merdeka harus lepas dari kepentingan-kepentingan atau ego penguasa - atau yang sok berkuasa! 

Tentu saja tidak ada yang sempurna dalam proses ini -- yang idealis cenderung akan terbentur -- tetapi lentur dalam bersikap tanpa menghilangkan makna pendidikan itu sendiri nampaknya menjadi sebuah formula. Jangan takut untuk tidak disukai, berani belajar berintegritas, sebuah esensi proses pendidikan.

-sebuah catatan untuk pengingat diri-

Terima kasih

Salatiga, 29 September 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun