Rusa atau kijang harusnya menjadi hewan yang dilindungi di beberapa wilayah Indonesia namun di Aceh serta Meurauke, daging rusa adalah sajian lezat yang sering dihidangkan. Populasi rusa memang masih belum langka di Aceh namun ingat mengambil secukupnya dari alam adalah lebih baik.
Nah, kebetulan baru menyantap rusa geprek, jadi pengen berbagi rasa nih. Oh ya, geprek itu berasal dari bahasa Jawa loh artinya dipukul, ditekan, atau dilumatkan. Lumrahnya, yang digeprek ini adalah ayam.
Sajian ayam geprek yang sudah kondang ini berasal dari Jogjakarta loh.
Rusa geprek? Daging rusa yang beraroma lembut, teksturnya lebih keras semacam ampela dan rasanya sedikit manis, sedikit mengalami tekanan dan dibubuhi cabai yang banyak. Rasa manis daging rusa ini bercampur dengan pedasnya cabai campuran antara cabai merah dan cabai rawit bersatu padu di lidah. Sensasinya gokil sih. Itu pertama sekali mencoba rusa geprek.
Saya memesan rusa gepreknya Ayani, diantar ke rumah dibungkus daun pisang (meski dilapisi pembungkus nasi tekstil sih-duh anorganik). Rasa segamnya daun pisang sangat menggoda selera. Ah iya, harga Rp.30.000/porsi sudah lengkap dengan nasi sih kata Ayani, sang owner. Untuk daerah Blangpidie free ongkir.
Sekian, semoga menggugah selera