Mohon tunggu...
Hasna Nisrina H
Hasna Nisrina H Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

just a beginner. happy reading, hope u enjoy!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Atasi Konflik dengan Negosiasi

28 Oktober 2021   19:19 Diperbarui: 28 Oktober 2021   19:46 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara soal konflik, pasti ada salah satu hal diantara banyak hal yang melatarbelakangi terjadinya konflik. Contohnya ketika terjadi perbedaan diantara para individu ataupun kelompok yang mana menyangkut keyakinan, pandangan, latar belakang atau bahkan ciri fisik antar individu. Namun dalam berinteraksi, konflik merupakan sesuatu yang wajar di dalam kehidupan bersosial ini, tidak satupun manusia yang bisa terlepas dari yang namanya konflik. Begitupun dalam hubungan kerja, tidak ada para karyawan dengan karyawan, atau bahkan dengan pimpinannya yang tidak pernah terlibat konflik. Semua manusia di dunia pasti pernah terlibat konflik, entah itu konflik dengan dirinya sendiri ataupun dengan orang lain.

Istilah konflik berasal dari bahasan latin yaitu "configure" yang artinya saling memukul. Dari segi sosiologis, konflik dapat diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua individu atau lebih yang mana salah satu pihak akan berusaha menyingkirkan pihak lainnya dengan menghancurkan ataupun membuat pihak lawannya menjadi tidak berdaya.

Berikut beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli, diantaranya yaitu:

  • Stoner dan Wankel (1998) menyatakan bahwasanya konflik organisasi adalah suatu oerbedaan pendapat diantara dua orang atau lebih, ataupun kelompok dalam suatu organisasi yang timbul dari kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber saya yang terbilang langka ataupun aktivitas kerja atau dari kenyataan bahwan mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai-nilai ataupun pandangan hidup sendiri-sendiri.

  • Para anggota organisasi ataupun karyawan dengan penempatan sub unit yang berbeda pendapat saling  mengelak dan berusaha untuk mempertahankan atau memenangkan kepentingan maupun pandangannya masing-masing.

  • Sedangkan menurut  Ranupandoyo dan Hasnan, (1990) menyatakan bahwasanya konFlik adalah bentuk ketidaksetujuan antara dua atau lebih individu ataupun kelopok-kelompok dalan suatu organisasi yang muncul karena mereka harus menggunakan sumber daya yang langka secara bersamaan, atau menjalankan kegiatan bersama-sama, atau memiliki perbedaan status, tujuan, nilai, dan persepsi masing-masing.

  • Menurut Robbin (1996), menyatakan bahwasanya eksistensi konflik di dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu maupun kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam suatu organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Namun sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi tersebut telah terjadi konflik maka konflik tersebut menjadi kenyataan.

Konflik dalam pandangan tradisional dianggap sebagai suatu hal buruk yang seeharusnya dihindari. Pandangan seperti ini mengaganggap jika konflik merupakan salah satu faktor penyebab terpecahnya suatu kelompok maupun organisasi. Bahkan seringkali konflik dikaitkan dengan emosi-emosi negatif, seperti kemarahan ataupun pemberontakan baik secara fisik maupun verbal. 

Apabila konflik telah terjadi, tentu saja akan memunculkan sikap emosi dari tiap individu di organisasi tersebut sehingga hal tersebutlah yang akan menimbulkan membesarnya konflik. Oleh sebab itu, pandangan tradisional dianggap suatu hal yang harus dijauhi.

www.dictio.id
www.dictio.id

Ivancevich (2007) mendefinisikan negosiasi sebagai sebuah proses dimana terdapat dua pihak/lebih yang memuliki perbedaan pendapat berupaya mencapai kesepakatan. 

Sedangkan Sopiah (2008) mendefinisikan negosiasi sebagai suatu proses tawar menawar antar pihak-pihak yang terlibar dalam suatu konflik. Sedangkan menurut Robbins (2008) menyimpukan bahwasanya negosiasi merupakan sebuah proses pertukaran barang ataupun jasa yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dan berusaha untuk bersama-sama menyepakati nilai tukarnya.

Negosiasi juga bisa kita definisikan sebagai sesuati yang kita lakukan setiap waktu dan hampir terjadi di setiap aspek lini kehidupan. Selain itu, negosiasi dinilai merupakan cara yang paling efektif untuk guna mengatasi dan menyelesaikan konflik.

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan diatas bisa kita simpukan bahwasanya negosiasi merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dan bermaksud untuk menemukan jalan keluar guna menyelesaikan permasalahan dan mencapai kesepakatan bersama. Negosiasi memiliki beberapa ciri-ciri utama, diantaranya yaitu:

  • Selalu melibatkan orang: entah itu individual, perwakilan organisasi/perusahaan, sendiri atau dalam suatu kelompok.
  • Berpotensi terjadinya konflik mulai dari awal hingga tercapai kesepakatan dalam akhir bernegosiasi.
  • Melakukan cara-cara pertukaran suatu barang atau jasa, baik berupa tawar menawar dan tukar menukar.
  • Senantiasa dalam bentuk tatap muka, yang mana menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh, maupun ekspresi wajah.
  • Negosiasi biasanya berkaitan dengan hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan diinginkan untuk terjadi.
  • Akhir dari proses negosiasi yaitu adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak yang bersangkutan, keseoakatan itu bisa berupa kedua belah pihak pihak yang sepakat untuk tidak sepakat,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun