Mohon tunggu...
Nisrina Agisya Sugiri
Nisrina Agisya Sugiri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Fakultas Ekologi Manusia IPB University

Mahasiswa S1 Fakultas Ekologi Manusia IPB University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keseimbangan Karier dan Keluarga: Tips Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Keluarga Double Income

23 April 2024   13:07 Diperbarui: 23 April 2024   13:16 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Dalam sebuah keluarga, suami identik sebagai pencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup seluruh anggota keluarga. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, jumlah wanita yang bekerja semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan timbulnya tipe keluarga baru yang disebut dengan double income family. Double income family adalah tipe keluarga yang suami-istri bekerja dan sumber penghasilannya lebih dari satu. Tipe keluarga double income family ini memiliki dampak terhadap struktur keluarga. Suami-istri yang bekerja harus membagi peran serta tanggung jawab dalam berbagai aspek seperti pengasuhan anak, kebutuhan rumah tangga, pengasuhan anak, dan lain-lain. Apabila manajemen sumberdaya manusia pada keluarga double income tidak terkelola dengan baik maka, sewaktu-waktu dapat terjadi konflik yang tidak diinginkan antar anggota keluarga.

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

Menurut Flippo (1994), manajemen sumber daya manusia adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, dan lain-lain dengan sumber daya manusia guna mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat. Marwansyah (2010) mendefinisikan sumber daya manusia sebagai suatu kegiatan yang menggunakan sumber daya manusia dalam organisasi melalui fungsi-fungsi merencanakan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, mengemban sumber daya manusia, merencanakan dan pengembangan karir, kompensasi dan kesejahteraan. Selain itu, manajemen sumber daya manusia menurut Sastrohadiwiryo (2002) merujuk pada pendayagunaan, pembinaan, pengaturan, pengurusan, dan pengembangan. Dengan demikian, manajemen sumber daya manusia merupakan proses-proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengontrolan terhadap sumber daya manusia dalam organisasi secara efektif dan efisien. Menurut Flippo (dalam Pasarela 2023), manajemen sumber daya manusia memiliki beberapa fungsi yang secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu fungsi manajemen dan fungsi operasional.

Pengertian Manajemen Sumber Daya Keluarga (MSDK)

Keluarga memiliki sumber daya seperti manusia, materi, waktu, dan uang yang tentunya membutuhkan pengelolaan yang dapat disebut juga dengan manajemen sumber daya keluarga. Manajemen sumber daya keluarga merupakan studi tentang pengambilan keputusan individu dan keluarga terkait alokasi dan pengelolaan sumber daya yang dimiliki seperti manusia, uang, aset, materi, energi, dan lainnya untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen sumber daya keluarga ini mencakup cara seorang individu ataupun keluarga dalam pengambilan keputusan, perencanaan, atau pengelolaan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan tugasnya masing-masing. Pengambilan keputusan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah risiko. Risiko ini merupakan kemungkinan seseorang mengalami kerusakan, penderitaan, bahaya, bahkan kehilangan. Risiko tersebut dapat dihindari apabila keluarga dapat mengelola sumber dayanya dengan baik dan benar.

Apa itu Keluarga Double Income?

Menurut Duvall dan Logan (1986), keluarga merupakan individu-individu yang diikat oleh tali perkawinan, kelahiran, serta adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, memelihara budaya, meningkatkan perkembangan fisik, emosional, dan mental setiap anggota keluarga. Sedangkan, keluarga double income menurut Harpell (dalam Rustham 2019) adalah sebuah kondisi dalam suatu keluarga pada saat suami dan istri sama-sama bekerja untuk mencari nafkah. Keluarga double income memiliki kondisi finansial yang terbilang cukup lebih besar daripada keluarga dengan single income pada umumnya. Namun, dibalik keuntungan tersebut terdapat tantangannya tersendiri. Tantangan tersebut mencakup kurangnya waktu bersama keluarga terutama anak dan pasangan, kurangnya komunikasi secara langsung, kehilangan momen kebersamaan dengan anak dan pasangan. Tantangan lain yang seringkali dirasakan adalah timbulnya beban kerja ganda yang dialami oleh istri atau suami, serta munculnya konflik atau pertengkaran antara suami dan istri.

Bagaimana Kesejahteraan Keluarga Double Income?

Menurut Wahbi et al. (2020), kesejahteraan rumah tangga tergantung pada tingkat pendapatannya. Selain itu, peningkatan pendapatan keluarga dan pembagian tanggung jawab pekerjaan rumah tangga secara konsisten berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan subjektif keluarga double income (Siswati dan Puspitawati 2017). Keluarga double income kemungkinan memiliki tingkat kesejahteraan keluarga yang lebih tinggi dibandingkan keluarga dengan pendapatan sama dengan salah satu anggota keluarga double income tersebut.

Gambaran Nyata Kondisi Keluarga Double Income

Berdasarkan wawancara dengan istri dari keluarga double income dengan tingkat pendapatan kurang dari 5 juta rupiah per bulan, diketahui informasi tentang pengelolaan keuangan, pembagian kerja, dan tingkat stres. Para istri merasa sudah efektif dalam pembagian tanggung jawab keuangan rumah tangga. Lalu, para istri merasa sudah cukup adil dalam pembagian kerja domestik dan mengurus anak. Dan, ada istri yang merasa stres saat terjadinya konflik serta merasa komunikasi dapat efektif dalam menyelesaikan konflik.

Rentan Menghadapi Konflik

Keluarga double income memiliki waktu untuk keluarga lebih sedikit dari keluarga single income sehingga rentan terkena konflik karena kurangnya waktu bersama keluarga terutama anak dan pasangan, kurangnya komunikasi secara langsung bersama pasangan, kehilangan momen kebersamaan dengan anak dan juga pasangan. Tak jarang pula keluarga dengan double income ini mengalami pertengkaran. Biasanya pertengkaran disebabkan oleh adanya miss-communicate dari pasangan suami istri. Waktu bersama anak-anak pun menjadi kurang, karena suami dan istri sibuk untuk bekerja. Hal tersebut dapat menurunkan tingkat kesejahteraan keluarga. 

Tips Mengelola Konflik Keluarga Double Income

Kemampuan mengelola konflik dalam keluarga menjadi landasan manajemen sumberdaya keluarga menjadi lebih baik. Keluarga dengan double income harus bisa memanajemen stresnya dengan baik agar tidak mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Keluarga dapat membangun interaksi yang menyeimbangkan peran kerja dan peran keluarga. 

Tips Manajemen Sumber Daya Keluarga Double Income

Keluarga dapat menggunakan beberapa strategi untuk mengelola sumber daya keluarga. Pertama, memperhatikan manajemen waktu antara kerja dan keluarga. Kedua, menjaga komunikasi dengan pasangan yang terbuka. Ketiga, membuat rencana keuangan bersama pasangan untuk kebutuhan dan keinginan di masa depan. Keempat, melakukan pembagian kerja dan tanggungjawab bersama pasangan yang disepakati bersama.

Kesejahteraan keluarga pada keluarga double income itu dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan pembagian peran serta tanggungjawab dalam mengelola sumber daya keluarga. Dengan demikian, upaya yang perlu dilakukan oleh keluarga double income untuk mencapai kesejahteraan keluarga adalah membagi dan mengelola tugas rumah tangga dan mengasuh anak, manajemen konflik dengan komunikasi, dan mengelola stres. 


Disusun oleh: 

Kelompok 16 Selasa Siang

Nurina Laili Izzati  (I2401221082)

Nisrina Agisya Sugiri (I2401221083)

Nadiva Amanda Prawiraatmaja (I2401221084)

Annisa Nurul Fadilla (I2401221085)


Dosen Pengampu:

Dr. Irni Rahmayani Johan, SP, MM dan Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun