Hai teman-teman, perkenalkan nama saya Nisrina Bannowati biasa dipanggil Nisrina. Saya adalah mahasiswi pariwisata di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti jurusan Usaha Perjalanan Wisata dan merupakan salah satu penerima Beasiswa KIP Kuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti. Kali ini saya akan berbagi informasi menarik tentang salah satu wisata bersejarah di Bogor.
Teman- teman mungkin tidak banyak yang tahu kalau di Bogor terdapat tempat wisata bersejarah yang menghasilkan produk unik, bernilai seni tinggi dan sudah menembus pasar Internasional. Gong Factory Pancasan atau yang lebih dikenal Gong Pancasan. Di namakan Gong Pancasan karena pabrik ini berlokasi di Jalan Pancasan No. 17, Pasir Jaya, Bogor Barat.Â
Gong Pancasan ini merupakan pabrik yang menjadi saksi sejarah perkembangan kesenian budaya sunda. Gong Pancasan sudah berdiri lebih dari 3 abad yaitu sekitar 370 tahun lamanya, sejak zaman kolonial Belanda. Usaha turun-temurun ini kini telah diturunkan kepada Bapak Krisna Hidayat sebagai generasi ke-sembilan, untuk terus mempertahankan warisan leluhurnya.Â
Pabrik gong satu-satunya di Jawa Barat ini merupakan sisa-sisa dari rangkaian panjang sebuah peradaban zaman. Teknik dan cara pembuatannya juga masih dipertahankan sama dan tak berubah sejak dahulu. Tak ada mesin atau alat canggih yang digunakan untuk membuat gong, tetapi tangan terampil para pekerja yang membentuk karya seni budaya ini.
Pekerja yang membuat gong di pabrik ini juga merupakan keturunan dari pekerja-pekerja sebelumnya. Sehingga para pekerja ini telah mengetahui dengan baik bagaimana komposisi logam yang tepat untuk membuat gong dan alat musik lainnya.Â
Kini, tidak hanya gong yang ditawarkan oleh pabrik gong pancasan. Pabrik yang menggunakan bahan logam dari timah dan tembaga sebagai bahan dasar pembuatan berbagai macam alat musik ini juga memproduksi alat musik saron dan bonang. Tak hanya itu mereka juga membuat ukiran kayu sebagai pelengkap alat musik yang mereka ciptakan.
Dalam sehari, dua gong besar dapat dihasilkan. Mulai dari mencampurkan timah dan tembaga sebagai bahan dasarnya, kemudian mencetaknya dengan bantuan cetakan tanah liat, menempanya, hingga dibersihkan dari kerak oksidasi yang menghitam. Untuk menyelesaikan satu set gamelan siap pakai lengkap beserta dudukan gong, bonang, dan saron yang berukir diperlukan waktu satu bulan penuh.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat Gong adalah tembaga dan perunggu, yang berasal dari Bangka Belitung. Hal ini yang membuat harga gong mahal berkisar dari Rp 35 juta hingga Rp 40 juta untuk setiap satu set Gamelan Degung yang terdiri dari Bonang, saron, Jengglong dan satu gong kecil. Harga ini dapat berubah sesuai dengan harga logam. Tak hanya peminat dalam negeri, pabrik gong ini juga mengirim beberapa set alat musik ke Amerika dan Jerman.