Mohon tunggu...
Nisman
Nisman Mohon Tunggu... Lainnya - Content writer

Menulis Diskusi mengobrol dan membaca buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Model Demokrasi ala Pedesaan dan Pengaruh Adat Istiadatnya

15 Agustus 2022   14:45 Diperbarui: 15 Agustus 2022   14:54 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Salah satu alasan mengapa topik ini saya tuliskan adalah tidak lainnya karena saya sendiri menetap tinggal di desa, suasana yang damai,aman dan menyenangkan serta keramah tamahan warga setempat melambangkan kebersamaan dalam situasi berdemokrasi.

Jika kita lihat dari aspek kultural di Indonesia pedesaan selalu saja mempunyai cara tersendiri dari kalangan masyarakatnya dengan cara yang berbeda beda, baik ia segi adat, budaya ,dan cara mereka berdemokrasi dalam mengambil kebijakan demi tujuan tercapainya hasil hasil musyawarah.

Salah satunya acara syukuran panen hasil sawah di kampung saya yaitu desa Huraba kecamatan Siabu, para kepala rumah tangga akan melaksanakan musyawarah dalam mengambil kebijakan yang terdapat  beberapa usulan, masukan, serta evaluasi dari kegiatan pada panen yang telah dilaksanakan pada sebelumnya.  Kerena Semua kebijakan maupun keputusan yang ada didesa kami selalu mengutamakan proses musyawarah mufakat.

Paranan masyarakat yang selalu berparsipatif  di kehidupan berdemokrasi didesa juga di dorong oleh semangat kekeluargaan yang harmonis, mengapa demikian? Nah, kita lihat hampir setiap hari  atau paling minimnya sekali sebulan  masyarakat/ warga desa selalu di pertemukan oleh  situasi momentum perhelatan  adat istiadat, maupun kegiatan keagamaan. Dengan alamiahnya maka masyarakat desa itu terbangun dengan harmonisasi yang begitu erat, apalagi jika di tinjau dari segi kesukuan / marga / klan antara masing masing keluarga yang telah ada di desa itu sendiri, oleh karena itu prinsip yang terbangun adalah gotong royong, partisipasi, transparan.

Dalam komplesitas demokrasi desa itu juga selain dari pada pemerintahan yang selalu bertanggung jawab atas pengembangan demokrasi di desanya, pengaruh adat istiadat sangat erat di kehidupan masyarakat itu sendiri.

Contoh lainnya adalah dalam pemilihan Badan Permusyawatan Desa yang ada didesa saya, adalah masyarakat desa selalu hadir dalam berpartipasi untuk memilih kandidatnya meskipun kebiasaan musyawarah yang dtempuh,akan tetapi hasil dari musywarah itu sendiri di tetapkan untuk mengadakan pemilihan secara langsung dengan suara terbanyak dari jumlah calon BPD yang mendaftar.

Saya melihat Calon BPD itu melakukan kampanye dengan secara menyampaikan langsung kepada kaum satu marganya, kahangginnya (baca: kaum kerabat yang dekat sanak family) ,serta kepala adat yang ada di desa itu, sebagai kepala adat walaupun memang  bukan sebagai pengambil kebajikan dalam penentuan siapa calon yang didukung akan tetapi sekedar menyampaikan restu dan nasehat secara adat di kalangan kaumnya.

Perkembangan kultur demokrasi di desa saya itu dapat berlangsung dengan cara yang sederhana, karena prinsip yang terjalin erat dengan keberagaman, keharmonisan, silaturrahmi  yang  ada didesa telah terbentuk oleh pengaruh adat istiadat desa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun