Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Produk Promo, Dibeli atau Dihindari?

26 April 2016   18:28 Diperbarui: 26 April 2016   20:37 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu, sila beli produk promo jika Anda memerlukannya dalam jumlah besar
Ini terutama berlaku untuk produk kebutuhan sehari-hari seperti produk toiletries (sabun mandi, sampo, pasta dan sikat gigi), sabun cuci, dan alat tulis ketika tahun ajaran baru (buku tulis, pensil, dan pulpen). Selama Anda tidak fanatik terhadap merk produk tertentu, penawaran produk promo yang dapat digunakan dalam aktivitas keseharian sangat layak dimanfaatkan sehingga tidak harus berulang kali membelinya jika hanya membelinya dalam jumlah satuan maupun eceran (hemat waktu dan tenaga). Apalagi jika rumah atau tempat tinggal Anda sering didatangi anggota keluarga atau teman. Ketika mereka menginap dan tidak membawa alat mandi khusus, produk promo berupa tersebut dapat mereka gunakan.

Dua, belilah produk promo untuk produk yang awet dan tahan lama
Kiat ini wajib diingat saat konsumen hendak membeli produk makanan dan minuman. Seperti yang telah diungkapkan di atas, produsen acap kali menjual produk promo berupa barang stok lama. Atau jika pakaian, produk tersebut sudah tidak sesuai tren yang akan datang di tahun berikutnya. Oleh karena itu, untuk produk makanan promo, lebih baik konsumen membeli produk yang baru diluncurkan karena kualitasnya masih prima. Akan tetapi, jika produk bukan merk baru, pastikan konsumen selalu memeriksa tanggal kadaluarsa pada produk promo yang dijual. Untuk produk pakaian, kualitas produk promo juga dapat diteliti atas kerapian jahitan dan kualitas kain yang digunakan –ada lubang atau tidak– sehingga bisa dipakai dalam waktu lama meskipun termasuk stok pakaian lama.

Tiga, membeli produk promo tetap harus memperhatikan kualitasnya
Mentang-mentang produk promo (biasanya ditandai dengan harga murah-meriah), bukan berarti para konsumen lantas melupakan faktor kualitas barang maupun jasa yang dipromosikan produsen. Misalnya barang berupa sepatu atau tas. Jika konsumen ingin memakai suatu tas atau sepasang sepatu dalam waktu lama, pikir ulang sebelum membeli produk promo. Kedua jenis barang tersebut sangat jarang yang berharga promo jika memang kualitasnya prima. Produsen tas dan sepatu tidak ingin berisiko dengan kehilangan konsumen loyal yang jauh lebih mementingkan faktor kualitas daripada kuantitas. Begitu pula dengan produsen jasa. Umumnya mereka akan menawarkan produk jasa promo yang terjangkau harganya dengan meminimalisasi faktor kenyamanan dan ketepatan waktu yang memang hanya diprioritaskan untuk konsumen yang memakai produk jasa non promo. Contoh nyatanya adalah pada jasa dalam bisnis travelling yaitu harga tiket pesawat dan hotel.

banner1newedit-571f4e85359773aa092b099c.jpg
banner1newedit-571f4e85359773aa092b099c.jpg
Produk promo meningkatan daya ingat atau "recall" konsumen terhadap keberadaan merk suatu barang atau jasa hingga 50% dibandingkan jenis bentuk iklan lainnya (Sumber Ilustrasi 3)

Apapun jenisnya, produk promo maupun non promo, konsumen intinya memang harus selalu bisa membedakan antara kebutuhan atau keinginan. Sekecil apapun harga suatu produk promo dan sebanyak jumlah barang atau jasa yang ditawarkan produsen, ingatlah selalu ada sejumlah uang (biaya) yang harus dikeluarkan konsumen untuk membelinya. Belum lagi dengan mempertimbangkan faktor waktu dan tenaga. Belanja itu hal yang biasa. Namun menjadi konsumen yang cerdas dan bijak itu baru luar biasa. 

Salam Kompasiana.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun