KEDIRI-di hebohkan dengan di bukanya tempat wisata baru dengan nuansa Amerika kuno, kampung ini menjadi tempat wisata favorit bagi semua kalangan Mulai dari anak-anak hingga dewasa. Meskipun tempat wisata ini baru di buka pada pertengahan bulan Agustus lalu, tempat ini tak pernah sepi pengunjung apalagi di hari libur, para pengunjung berbondong-bondong mengunjungi kampung Indian , mencari objek foto yang menarik atau sekedar menikmati suasana.Â
Sebenarnya, Indian merupakan  suku atau penduduk asli Amerika Serikat. Bagi yang suka hunting foto, tempat ini merupakan tempat yang tepat untuk di kunjungi, pengunjung bisa menyewa baju dan topi khas suku indian yang terbuat dari bulu unggas dan merak. Topi bulu ini memiliki makna spiritual yang tinggi, kepercayaan, kekuatan, dan juga kebebasan. Â
Kampung ini  terletak  di Desa Sempu, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri Jawa Timur Dengan luas area sekitar 0,56 Hektar dan berada di lereng gunung kelud yang Menambah suasana lebih sejuk, apalagi di kelilingi pohon sengon yang menjulang tinggi dan buah nanas yang membuat suasana menjadi lebih menyenangkan.
Kampung Indian kini menjadi objek andalan Kota Kediri karena selain meningkatkan pendapatan masyarakat atau daerah, juga memperkaya pengetahuan dan wawasan. Pemandangan yang terlihat dari ketinggian sungguh menakjubkan. Mifta selaku pengelola, sengaja mendirikan tempat wisata ini agar semua orang bisa menikmati suasana kota Indian kuno tanpa harus pergi ke tempat yang sebenarnya.
Harga tiket kampung Indian tidak perlu merogoh kocek yang dalam, cukup dengan membayar RP.5000 pengunjung sudah bisa menikmati panorama kampung Indian. Jam buka kampung Indian setiap hari mulai pukul 07.00-16.00 WIB. Bagaimana, anda tertarik bukan untuk mengunjungi wisata Kampung Indian ? seperti yang kita ketahui, refreshing atau rekreasi sangat bermanfaat dan perlu di lakukan di sela-sela kegiatan. Sesorang yang gemar berlibur, mampu memperkecil peluang terjadinya perasaan tertekan, tegang, serta rasa lelah begitu juga sebaliknya, seseorang yang mengabaikan hari liburnya, lebih rentan terjangkit penyakit stress. Â
Malang, 29 Oktober 2017.