Setiap daerah mendapatkan anggaran dari pemerintah untuk mengembangkan daerahnya supaya lebih maju fasilitas dan masyarakatnya. Tapi kapan diberikannya ke warga setempat baik dalam bentuk perbaikan dan peningkatan desa atau memajukan SDM-nya, itu terkadang semacam misteri. Walaupun pastinya sudah dijadwalkan kapan harus disalurkan. Namun, memang sebaiknya tidak berharap banyak. Didoakan saja. Bukan berarti pasrah, tapi ya begitulah.
Desa Talang Babungo Solok adalah sebuah desa yang merasa capek nungguin bantuan pemerintah yang tidak jelas. Mereka pun mandiri bergotong royong memajukan daerahnya. Jika sebelumnya tertinggal dan terisolir, sekarang KBA (Kampung Berseri Astra) Tabek Talang Babungo Ds. Jorong Tabek, Kel. Nagari Talang Babungo, Kec. Hiliran Gumanti, Kab. Solok, Padang, Sumatera Barat berkolaborasi dengan Astra menjadi desa wisata, destinasi budaya, edukasi, dan UMKM. Destinasi ikoniknya adalah Rumah Pintar, sebuah Rumah Panggung berukuran 4 x 20 meter yang dibangun pada tahun 2019 hasil gotong royong masyarakat setempat.
Astra membantu perawatan dan pelatihan ke warga sekitar, seperti mengembangkan Rumah Produksi Gula Semut, produk turunan gula aren yang beraroma harum tidak semanis gula pasir, dengan produksi 50 kg/hari yang dikelola sekitar 20 keluarga. Produk unggulan KBA Talang Babungo Solok ini hasilnya dipasarkan tidak hanya di Sumatera Barat dan Batam, tapi juga Jakarta. Ini tidak hanya meningkatkan perekonomian masyarakat, tetapi juga meningkatkan harga diri masyarakat daerah tersebut, karena produk mereka bisa bersaing dengan produk lainnya.
Masyarakat Nagari Talang Babungo, Kec. Hiliran Gumanti juga mengelola limbah produksi gula menjadi pakan magot yang bernilai. Bisa untuk pakan ternak maupun pupuk. Sedangkan, limbah anorganik dikasih ke Bank Sampah yang dikelola warga. Dana yang dihasilkan dikelola untuk kesehatan, pendidikan, hingga beasiswa untuk anak-anak berprestasi.
Tokoh penggerak daerah tersebut, Pak Kasri Satra mengatakan jika jualan nira saja akan terbatas produk dan pemasarannya, tapi Astra membantu kampungnya dengan peralatan dan pendampingan. Sehingga terbentuk produk unggulan gula semut. Selain pelatihan usaha dan promosi produksi UMKM, juga ada 45 unit homestay. Kini daerah yang memiliki potensi pariwisata alam dan pertanian karena memiliki ribuan lahan tebu, tidak hanya menggantung ekonominya pada hasil panen tebu, tapi juga pendapatan dari desa wisata.
Pemandangan alam yang indah dan situasi lingkungan desa yang tertata baik membuat para pengunjung yang butuh healing dengan suasana adem vibes lokal bisa lupa sama stres! Karena tidak hanya bisa menginap di homestay dengan pemandangan yang menenangkan, tapi juga bisa belajar membuat gula semut, memanen tebu, menikmati tebu hangat, makan makanan tradisional, dan mempelajari budaya lokal. Traveling sekaligus belajar budaya setempat dan cara mengelola lingkungan.
Sebelum pandemi, pengunjung yang datang ke KBA Talang Babungo Solok ramai sekali, dan kini setelah pandemi pun mulai ramai lagi. Anak-anak berlatih menari tarian daerah ditengah modernisasi, sebagai upaya menjaga warisan budaya, sehingga tidak hilang jati diri. Nantinya mereka akan tampil ketika ada acara di kampung atau saat ada tamu.