Mohon tunggu...
Nira
Nira Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Epistemologi Filsafat

14 November 2018   16:16 Diperbarui: 14 November 2018   16:23 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Epistemologi Filsafat

Dalam epistemologi  filsafat yang dibicarakan ada tiga aspek yaitu apa yang dipikirkan (objek), bagaimana cara mencari pengetahuan filsafat dan mengukur kebenaran dalam ilmu filsafat.                      

Isi dalam cabang filsafat itu sendiri ditentukan oleh objek apa yang diteliti. Jika ia meneliti  pendidikan, maka hasilnya ya filsafat pendidikan, dan jika meneliti sosial maka nanti ya akan muncul filsafat sosial.Objek dalam penelitian filsafat lebih luas jika dibandingkan dengan objek penelitian sains.

Yang kedua adalah cara memperoleh pengetahuan filsafat itu sendiri, yang pertama-tama seorang filosof itu harus mempertanggung jawabkan cara mereka untuk memperoleh pengetahuan tersebut. Pada saat ini pun banyak para peneliti yang hanya mementingkan apa yang diperoleh, tanpa memikirkan bagaimana cara memperoleh pengetahuan tersebut, padahal seorang filosof itu tidak boleh gegabah dalam memutuskan sesuatu. Nah bagaimana manusia bisa berfikir secara filsafat? 

Dengan berfikir secara mendalam maka kefilsafatan seseorang itu bisa terjadi. Nah dalam proses berfikir secara dalam ini manusia terus mencari kebenarannya yang ada , bahkan sampai pada akar-akarnya. Tentunya dalam proses ini tidak bisa di butuhkan dalam waktu yang singkat, butuh beberapa waktu atau bahkan seumur hidup mereka untuk mencari suatu kebenaran.

Yang ketiga yaitu mengukur kebenaran dalam berfilsafat, dalam hal ini pengetahuan filsafat itu harus bersifat logis jika tidak logis maka jelas itu salah. Nah, kebenaran dalam teori filsafat itu juga ditentukan oleh logisnya teori itu sendiri. Ukuran logis dalam teori itu dilihat dari kesimpulan di akhirnya, maksudnya di dalam kesimpulan itukan terdapat beberapa argumen yang dikeluarkan nah tentunya itu bersifat logis dan bisa dinalar, lalu dijadikan satu kesatuan teori yang memang logis.

Nah di dalam epistemologi pengetahuan ini ada juga "Epistemologi pengetahuan mistik", pengetahuan mistik ini sendiri tidak melalui indera dan rasio, namun berdasarkan hati yang merasakannya. Dalam epistemology mistik ini yang menjadi objek adalah kekuatan supranatural, seperti alam gaib, Malaikat, Jin, Tuhan, dll. Ada beberapa objek yang biasanya ada dalam pengetahuan mistik yaitu seperti pellet, debus, ilmu kebal, ilmu putih, kejawen, dan masih banyak lagi. Hal ini jika dipikirkan secara logika memang tidak masuk akal karena tidak bisa dilihat dengan indera sendiri, namun ilmu-ilmu seperti ini memang ada di kalangan masyarakat. Lalu bagaimana cara memperoleh pengetahuan mistik ini? Mudah sekali, kita harus membersihkan rohani dalam diri manusia itu sendiri, sehingga dengan kita thareqat kita akan mendapatkan ilmu yang baik pula.

Berbeda lagi dengan epistemology sains, dimana objek pengetahuannya harus bersifat empiris. Objek kajian yang akan diteliti itu harus berdasarkan penemuan-penemuan dan hipotesis yang ada sebelumnya. Nah objek yang diteliti ini menggunakan indera manusia , objek yang diteliti yaitu manusia, hewan , tumbuhan dan alam-alam yang ada di kehidupan ini. Untuk memperoleh pengetahuan sains ini juga membutuhkan metode ilmiah dan eksperimen-eksperimen ilmiah dengan berberbagai penelitian. Karena, pengetahuan sains itu mutlak dan bisa di nalar dengan logika kita sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun