Mohon tunggu...
Ni Nyoman Alit Putri Wardani
Ni Nyoman Alit Putri Wardani Mohon Tunggu... Guru

Hobi saya mempelajari sesuatu yang baru untuk pengembangan kompetensi diri agar bermanfaat untuk kehidupan orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Murid Sebagai Individu Homo Complexus : Aliran Progressivisme Filsafat Pendidikan Modern

12 Oktober 2025   13:38 Diperbarui: 12 Oktober 2025   13:38 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Murid adalah individu manusia yang memiliki keunikan tersendiri yang dibawa sejak lahir. Memiliki akal dan budi serta kecerdasan yang terus berevolusi  di setiap generasi untuk menciptakan karya, memecahkan masalah dan membentuk peradaban sosial. Selain itu setiap individu manusia juga dilengkapi dengan perasaan emosional dan spiritualitas sehingga manusia adalah kompleksitas yang melibatkan sejumlah faktor biologis , psikologis, sosial dan spiritual (Adler, 1954)

Siswa sebagai individu/ manusia  biasa adalah individu kompleks yang mempunyai berbagai hal yang disematkan dalam pribadinya, seperti ( siswadi 2024 ):

  • Animal Rational : makhluk rasional yang memiliki kemampuan unik untuk berpikir ( kratif dan inovatif), merenung, bernalar dan membedakannya dengan makhluk lainnya ( Sitohang, 2018 ).
  • Homo Religius : mencerminkan dimensi spiritual dan kecendrungan bathiniah.
  • Homo Viator : makhluk  yang selalu dalam perjalanan atau pencarian, menjelajahi makna hidup , menghadapi tantangan  dan terus berkembang sepanjang perjalanan hidupnya.
  • Homo Economicus : manusia bertindak berdasarkan pertimbangan rasional dan egois dalam upaya memaksimalkan keuntungan pribadi dan kepuasan individu di dalam konteks ekonomi.
  • Homo technologicus : merupakan manifestasi dari manusia modern yang tercermin dalam hubungan erat dan tak terpisah dengan teknologi ( Francis,2008 ).
  • Homo socius : manusia sebagai makhluk sosial terus membangun struktur sosial yang kompleks , membentuk masyarakat dengan norma, nilai, dan peran yang mampu memandu interaksi antar individu.
  • Homo Faber : manusia mempunyai sifat kreatif dan produktif yang terwujud melalui kemampuan untuk menciptakan , memodifikasi dan memanfaatkan seni serta teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
  • Homo Ludens : manusia yang mengembangkan kegiatan bermain sebagai bagian esensial dalam kehidupannya ( Ludens et al, 1938).
  • Homo Mensura : manusia sebagai pengukur. selalu mengukur, memahami dan memberi arti pada dunia sekitarnya.
  • Homo Symbolicum : manusia sebagai pengguna symbol dengan memnfaatkan symbol, tanda dan Bahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan ide.
  • Homo Educandum : manusia yang harus dididik, dituntun kemampuan yang telah dimiliki sejak lahir agar tumbuh dan berkembang lebih sempurna. .
  • Homo Ridens : manusia sebagai mahluk tertawa sebagai reaksi kegembiraan, mengilangkan stress, memperkuat ikatan social, dan menciptakan suasan lebih ringan antar indiidu ( Heatubun, 2014 ).
  • Homo Volens : manusia yang mempunyai kemauan, menonjolkan kemampuannya untuk memiliki keinginan dan tujuan dalam perjalanan hidupnya.

Adil dan keberpihakan kepada murid merupakan salah satu tujuan dari pendidikan yang berkualitas. Peranan filsafat pendidikan sangat penting dalam pembentukan kebijakan pendidikan. Salah satu aliran dalam filsafat pendidikan modern yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan yaitu Progressivisme yang menekankan pada kemampuan diri manusia yang harus dikembangkan. Dalam dunia pendidikan aliran progressivisme menekankan suasana belajar yang kondusif dan aman bagi murid untuk mengembangkan potensi, minat dan bakat yang dimilikinya ( Jalaluddin, Abdullah Idi. 1997) . 

Pada pembelajaran di lingkungan sekolah maupun di kelas, guru akan menemukan keanekaragaman keunikan minat dan bakat dari masing masing murid sebagai manusia homocomplesus. Keunikan tersebut tidak bisa disamakan satu dengan lainnya sehingga dalam pengembangannya murid membutuhkan pelayanan yang berbeda satu sama lainnya. Pelayanan tersebut dapat diberikan antara lain melalui diferensiasi konten, proses, produk dalam  pembelajaran, pembelajaran dalam kelompok heterogen untuk melatih kemampuan bersosialisasinya, dan lain sebagainya.  Apabila pelayanan yang mereka terima sesuai dengan apa yang mereka butuhkan tentunya akan berdampak positif terhadap pengembangan kemampuan kognitif maupun kemampuan sosial mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun