Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Bahagia ala Saya: Euro 2012 dan Teater Kehidupan

13 Juni 2012   06:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:02 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

"Bang, istri saya marah-marah gara-gara Euro 2012. Berikan pencerahan tentang hakikat sepakbola dan Euro 2012," pinta Sabung tetangga saya tukang sabung ayam Bangkok.

Sabung itu ada-ada saja. Permintaan itu sungguh menarik untuk aku jawab. Tiba-tiba aku teringat Sindhunata dan Gus Dur ketika mengulas sepakbola. Indah sekali ulasannya. Filosofinya luar biasa.

"Masalahnya istri saya tak suka saya nonton sepakbola setiap malam, " tambah Sabung.

"Iya terus Bang Sabung malas kerja. Siangnya cuma mendengkur," teriak Dai dari balik jendela rumahnya.

"Bang, kok melamun? Bagaimana hakikat sepakbola itu aku jelaskan pada istriku?" rengek Sabung meminta pencerahan.

"Jelaskan saja bahwa sepakbola adalah teater kehidupan," sahutku memulai menjelaskan.

Sepakbola menggambarkan kehidupan manusia seutuhnya. Ada peraturan, namun ada yang mau melanggar. Yang melanggar dihukum. Pertandingan 2 X 45 menit menggambarkan hidup manusia yang dibatasi waktu oleh Tuhan. Maka semua pemain harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Siapa tidak memanfaatkan waktu dia akan menyesal. Gol adalah tujuan pemain. Sama dengan kehidupan manusia memiliki tujuan. Disebut tujuan karena ada syarat agar ‘gol' bisa disebut ‘gol'.

Sebelas pemain melawan sebelas pemain adalah lambang persaingan hidup manusia. Dari sebelas pemain kawan juga ada intrik dan perlu penyesuaian. Sebelas pemain ini gambaran keluarga atau negara. Terdapat bermacam karakter, sikap, sifat, kemauan, kecerdasan, ketrampilan dan pengalaman. Semuanya harus melakukan penyesuaian agar satu tujuan ‘menciptakan gol'.

Lalu apakah selamanya ‘tujuan atau goal atau gol' tercapai? Dalam sepakbola ada yang disebut ‘goalless' alias ‘tanpa goal'. Semua pemain akan paham bahwa ‘pertandingan' atau ‘kehidupan' selama 90 menit itu tak selamanya menghasilkan ‘goal'. Namun yang penting adalah usaha dan upaya yang telah dicurahkan selama ‘hidup' itu.

Pelanggaran terhadap aturan juga dibuat menurut derajat kesalahannya. Jika kesalahan dibuat di tempat dekat dengan ‘goal atau tujuan' maka hukumannya adalah ‘hukuman mati' atau ‘penalti'. Hukuman "penalti mati" tidak selamanya mematikan. Terkadang penjaga gawang menggagalkan algojo. Sama dengan ‘hukuman mati untuk narkoba' juga bisa lolos misalnya karena grasi. Di sini penjaga gawang sama dengan presiden.

Penegak peraturan selain peraturan pertandingan ada namanya wasit. Wasit adalah pengadil. Hakim yang memutus jika ada pelanggaran. Hakim pun dibantu oleh penjaga garis yang membantu menjalankan aturan. Dan, terkadang seperti dalam kehidupan para hakim juga bisa tidak berlaku adil. Bahkan menerima suap dan akhirnya bertindak berat sebelah. Akibatnya, pertandingan tidak berlangsung enak untuk ditonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun