Lagi-lagi gerakan pengacau NKRI, kelompok separatis Papua, bikin ulah. Menebar teror dalam kehidupan masyarakat Papua yang ingin tenang dalam "pelukan" NKRI.
Separatis Papua secara mendadak dan sporadis menembaki pasukan TNI yang mendekat dan ingin mengepung markas 'musuh NKRI' di kampung Olenki Muara, Distrik Mabugi, Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, 17 September lalu.
Diserang dan ditembaki tiba-tiba begitu, pasti membuat pasukan TNI mencari perlindungan dulu. Alhasil: terjadilah saling tembak antara keduanya. Dan informasi beredar: ada 3 warga masyarakat sipil tewas.
Eits, tidak usah langsung nyinyir. Buru- buru menyalahkan TNI dan pemerintah Indonesia. Pokoknya asal kritik, menyudutkan TNI dan alasan-alasan lain yang tidak rasional atas nama HAM.
Cek kronologisnya. Separatis Papua tiba-tiba dan sporadis memulai penyerangan dan penembakan ke pasukan TNI. Jelas berarti siapa yang lebih awal meletuskan peluru dan melakukan kekerasan bersenjata. Ya, para kelompok separatis itu!
Pasukan TNI kan baru mendekat. Diam-diam ingin mengepung pos musuh. Logikanya: kalau merayap senyap ingin masuk ke pos musuh, kan tidak mungkin melepaskan tembakan. Kontraproduktif dengan strateginya.
Selanjutnya, setelah terjadi aksi saling tembak pasukan TNI -separatis Papua, bisa dibayangkan kacaunya situasi dan kondisi yang mengerikan. Pasti sasarannya adalah musuh. Separatis Papua adalah musuh TNI dan begitu juga sebaliknya.
Dapat dipahami berarti tidak ada yang membidik orang-orang di luar musuh. Apalagi TNI sebagai penjaga pertahanan NKRI dan mencintai rakyat. Semua sasaran baku tembak adalah musuh masing-masing.
Tidak ada niatan membunuh masyarakat, terutama dari pasukan TNI. Jadi jangan berspekulasi dan asal cuap menuding negatif. Kalaupun ada peluru yang menembus tubuh warga sipil dan menewaskan, belum diketahui pelakunya. Saat itu keadaan perang.
Namun yakinlah, TNI itu mencintai rakyat dan tidak ingin kedaulatan NKRI hancur. Jika memang ada kesalahan prosedur oleh TNI pasti dihadapi dengan ksatria sesuai Sumpah Prajurit dan Sapta Marga. TNI bakal bertanggungjawab.
Biarkan mekanisme pemeriksaan dilakukan menyikapi tewasnya 3 warga di Papua akibat baku tembak pasukan TNI - separatis Papua. Jangan gara-gara kebencian ke pemerintah, menghilangkan kejernihan berpikir. Yang penting logis memandang kronologis baku tembak.