Mohon tunggu...
Nindyasasanti Maheswari
Nindyasasanti Maheswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Jakarta

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resesi Global Sebagai Ancaman Perekonomian Indonesia

18 Januari 2023   00:28 Diperbarui: 18 Januari 2023   09:56 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Presiden Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2022 (Dari laman youtube Kementerian Investasi-BKPM)


Presiden Negara Republik Indonesia, Joko Widodo, mengatakan bahwa pada tahun 2023 menjadi tahun yang di mana semua negara akan lebih sulit dibandingkan tahun sebelumnya dan pada awal tahun itu juga akan dipredeksi terjadi resesi global. Hal itu ia sampaikan sebagai pembuka di dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Investasi yang diadakan oleh Kementerian Investasi/BKPM di Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Mantan dari Walikota Solo itu juga mengatakan bahwa kita harus memiliki rasa yang sama untuk menghadapi permasalahan ini, yaitu permasalahan resesi global. Akibat dari itu, saat ini para investor menjadi rebutan semua negara karena semuanya memerlukan arus modal masuk. Karena dari arus modal yang masuk itulah diharapkan dapat membantu perekonomian yang sedang terancam saat ini. Presiden Jokowi dalam pembuka acara Rapat Koordinasi Nasional Investasi juga menegaskan kepada pemerintah Negara Republik Indonesia untuk mempermudah investasi yang akan masuk. Karena menurutnya, saat ini Indonesia sedang mendapatkan kepercayaan dari investor untuk menanamkan investasinya.

Setelah dunia dihadapkan dengan bencana pandemi Covid-19 yang telah menewaskan jutaan nyawa di seluruh dunia, saat kini kita akan dihadapkan lagi permasalahan baru, yaitu resesi global. Tak terkecuali bagi Negara Republik Indonesia. Permasalahan yang merupakan salah satu dari dampak adanya pandemi Covid-19 ini merupakan ancaman baru bagi perekonomian di seluruh dunia. Bagaimana tidak, banyak para pekerja yang kehilangan pekerjaannya akibat pandemi Covid-19 kemarin. Dan kini akan ada ancaman baru bahwa akan ada phk secara besar-besaran. Resesi global ini merupakan hal genting yang semua masyarakat harus memahami dan aware agar tidak terlalu terkena dampaknya. Sebelumnya, Indonesia juga pernah mengalami resesi ini, yaitu pada tahun 1963, 1998, dan juga pada tahun 2020.

RESESI

Resesi yaitu sebuah keadaan di mana perekonomian di sebuah negara mengalami penurunan dalam waktu yang lama, yang dapat mengakibatkan phk secara besar-besaran, kerugian dalam sebuah perusahaan, menurunnya daya beli pada masyarakat, meningkatnya harga jual. Hal ini juga dapat dilihat dari PDB (Produk Domestik Bruto) yang mengalami penurunan selama 2 kuartal berturut-turut.

Resesi ekonomi dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu:

  • Inflasi. Inflasi yaitu sebuah kondisi di mana harga barang dan jasa di suatu negara mengalami kenaikan selama kurun waktu tertentu.
  • Suku Bunga Tinggi.  Akibat dari inflasi yang tinggi tersebut, maka bank sentral menaikkan suku bunganya untuk melindungi nilai mata uang. Jika hal tersebut berlangsung lama, maka akan berakibat kolaps pada perbankan.
  • Pecahnya Gelembung Aset. Kondisi gelembung aset ini terjadi akibat para investor berlomba-lomba untuk memperbanyak saham atau properti mereka ketika perekonomian sedang bagus, dengan asumsi bahwa nilai jual saham atau properti mereka akan naik nantinya. Akan tetapi, ketika terjadi penurunan ekonomi, mereka secara besar-besaran menjual saham dan properti mereka. Hal ini terjadi ketika gelembung aset pecah, yaitu ketika investor memperbanyak saham atau properti mereka dan setelah gelembung aset pecah, maka banyak investor dengan segera menjual saham atau properti mereka (panic selling). Dan hal ini dapat berakibat pada resesi ekonomi.
  • Tidak Seimbangnya Produksi dan Konsumsi.

Jika resesi ekonomi pada tahun 2023 ini benar terjadi, maka cara untuk mempersiapkannya di antaranya:

1. Segera Membentuk Dana Darurat

Dana darurat akan digunakan sebagai cadangan dana jika nanti sewaktu-waktu perekonomian keluarga sedang menurun. Hal ini untuk mengantisipasi ketersediaan dana jika terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti phk, pemotongan gaji, kerugian dalam dagang, dll.

2. Membedakan Tabungan Pokok Dengan Tabungan Darurat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun