Mohon tunggu...
Ninda N Ainundita
Ninda N Ainundita Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Nyctophile dan Selenophile

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bunda, Apa Bakatku?

27 September 2020   16:28 Diperbarui: 27 September 2020   16:32 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potensi inteligensia anak akan berkembang pesat apabila orang tua menyediakan perpustakaan untuk bahan membaca dan pengetahuan anak. Demikian pula dengan motorik diberikan permianan yang mengasah motorik anak dengan ruang dan fasilitas yang memadai. 

Menurut ahli psikologi bahwa kecerdasaan itu adalah kecerdasaan intelktual yang ditinjau dari aspek kognitif seseorang dan menentukan apakah anak dapat berprestasi atau tidak. 

Pola Pemikiran tradisional yang menekankan pada kemampuan logika dan bahasa memang sudah mengakar dengan kuat pada diri setiap guru di dalam menjalankan proses belajar mengajar. 

Pendidikan menekankan pada kecerdasaan akademik tanpa menyeimbangkan dengan kecerdasan lainnya. Belakangan ini Tes IQ digunakan untuk mengukur kecerdasaan seseorang padahal Tes IQ bukan hasil final dari kecerdasaan anak, karena seiring berjalannya waktu dapat menambah atau menurun.

Namun, sangat disayangkan saat ini banyak anak memiliki bakat tetapi tidak mendapatkan penguatan di sekolahnya. Banyak sekali anak pada kenyataannya dianggap sebagai anak "Learning Disable" saat pola pemikiran mereka yang unik tidak dapat diakomodasikan oleh pihak sekolah. Pihak sekolah hanya menekankan pada kemampuan logika dan bahasa.

Sekarang bermunculan sekolah yang mendidik anak sejak usia dini untuk menyalurkan menjadi anak yang menurut orang tua berbakat sepeti diberikan pendidikan vocal, bermain musik dan sebagainya. 

Tidak sedikit anak yang mengikuti berhenti ditengah jalan hanya karena merasa tidak memiliki bakat dalam hal tersebut. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah bakat muncul sejak lahir atau sengaa diciptkan lewat latihan-latihan tertentu?

Sejak lahir anak memiliki 100 miliar neuron dan 60 hari menjelang kelahiran neuron itibsudah berkomunikasi satu sama lain. Mereka bahkan membentuk jalinan yang dinamankan Axon kemudian terbentuk sebuah sinapsis. 

Ketika anak usia 3 tahun jaringan sinapsis dengan neuron lainnya ini lah hal menjadi awal mula munculnya bakat dengan tanda anak terlohat aktif luar baisa. 

Bahkan karena keaktifannya sering kali orang tua melabel dengan hal yang negatif, padahal yang terjadi anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga dia ingin mencoba terus mencoba. 

Kemudian saat usia 16 tahun hukum alam memutus separuh dari jejaringan sinapsis tersebut dan tidak ada manusia dapatbmembentuknya kembali secara utuh, namun hal ini justru bakat menjadi benar-benar terasah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun