Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rahasia Andin

28 November 2020   09:21 Diperbarui: 28 November 2020   09:24 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

    "Mbok ambilkan minum dingin ya," tawar mbok Yem Ketika melihat tanganku mengibas-ngibaskan wajahku yang berkeringat. Tanpa menunggu jawabanku, mbok Yem masuk ke rumah.

    "Ini minuman kesukaan mas Juna," ujar mbo Yem sambal menyodorkan segelas jus jeruk dingin. Kemudian mbok Yem duduk di hadapanku sambal menonton aku minum.

    "Mbok, Andin ada?" tanyaku kembali kepadanya. Mbok Yem memandangku dengan wajah sedih. Ikh...ini ada apa sih? Ada rahasia apa di keluarga ini.

     "Sebentar ya, mas. Nanti mas Juna tanyakan saja kepada bapak ya. Dia sedang shalat dulu," ujar mbok Yem kemudian bangkit dan masuk ke rumah meninggalkan banyak pertanyaan di benakku.

     Aku mengitari pandanganku ke seluruh halaman depan rumah Andin. Sejak SD dulu kami selalu bermain sama-sama. Di taman depan ada gazebo yang kami pakai untuk bermain, belajar atau sekedar bercanda bersama teman-teman. Rumah Andin menjadi markas besar bagi kelompok kami. Kami dulu punya sahabat karib, kelompoknya ada lima orang. Mereka itu Andin, aku, Tio, Vera, dan Joni. Hanya aku dan Andin yang masih sekolah di tempat yang sama. Tio,Vera dan Joni bersekolah di tempat lain.

     "Assalamualaikum, Juna," sapa seseorangmengusik lamunanku. Ternyata oom Dewo, papanya Andin.

     "Waalaikumussalam,Oom," jawabku sambil mencium tangan oom Dewo. Oom Dewo duduk di depanku dan menyerahkan sebuah amplop.

     "Ini dari Andin. Oom diminta untuk memberikannya kepadamu. Kamu harus membacanyadi rumah," ujar Oom Dewo kepadaku. Oom Dewo memandangku lesu. Tampaknya ada kesedihan yang menggelayuti hatinya.

     "Terima kasih,Oom," jawabku singkat. Aku melihat Oom Dewo bangkit dan akanmasuk ke dalam rumah.

     "Maaf,Oom. Benar Andin ke Singapura ?' tanyaku pelan. Oom Dewo hanya menganggukan kepalanya.

     "Sakit apa sebenarnya Andin,Oom?'tanyaku lagi. Oom Dewo tak menjawab pertanyaanku. Dia hanya berlalu dan masuk ke dalam rumah. Biasanya Oom Dewo sanat ramahkepada para tamunya termasuk kepadaku. Tapi hari ini sepertinya dia tidak mau diganggu. Ada sesuatu yang membebani hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun