"Mari, Tan , Juna antarkan," jawabku sambil mendampingi Tante Indah menemui Bu Ina di ruang guru.
Setelah mengantarkan tante Indah,aku menunggu di luar ruangan. Kok tidak biasanya tante Indah datang ke sekolah tanpa diundang. Biasanya para orang tua datang ke sekolah bila diundang,misalnya mengambil rapot, atau rapat awal tahun. Kali ini tante Indah datang ke sekolah.
"Apakah ada hubungannya  dengan sikap Andin hari ini ya? Ada apa sebenarnya?" tanyaku dalam hati.
"Juna!" Bu Ina memanggilku dari pintu ruang guru. Aku segera menghampirinya, "Tolong, panggilkan, Andin ya. Ibunya menjemput."
"Siap,Bu!" Â ujarku kemudian berlari menuju kelas 8a.
"Andin, mamamu menjemput. Kamu disuruh ke ruang guru," jawabku saat tiba di depan bangku Andin .Dia segera bangkit dan membawa tasnya kemudian berlalu tanpa bicara apa-apa.
"Andin, ada apa?" tanyaku sambil menjejeri langkah Andin. Andin diam saja.
"Andin, please deh ceritakan kepadaku ada apa?" aku mendesak Andin yang tetap diam saja sampai tiba di ruang guru. Andin masuk ke ruang guru dan menemui mamanya dan Bu Ina. Aku hanya menunggu di luar sambil bertanya-tanya dalam hati.
Kulihat Andin dan mamanya bersalaman dengan Bu Ina kemudian mereka pergi keluar. Aku ingin sekali mendekati mereka namun rasanya tidak sopan bila aku ingin tahu urusan mereka berdua. Aku tak sempat menanyakan kepada Andin yang cepat-cepat pergi dan meninggalkan seribu pertanyaan di benakku.
"Maaf, Bu Ina, boleh saya bertanya sesuatu?" Tanyaku saat bertu dengan Bu Ina di ruang guru. Bu Ina memandangku.
"Mengapa Andin pulang Bu? Ada apa sebenarnya?". tanyaku ragu-ragu. Bu Ina tersenyum melihatku.