Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan sehari-hari secara universal. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan keinginannya, tujuan, harapannya dan lain-lain secara lisan. Bahasa juga bisa mengekspresikan perasaan seseorang, misalnya sedang marah, gembira, sedih bahkan terluka. Pengertian bahasa secara umum adalah sistem komunikasi manusia yang dinyatakan melalui susunan suara atau ungkapan tulis yang terstruktur untuk membentuk satuan yang lebih besar, seperti morfem, kata, dan kalimat.Â
Menurut Wibowo (2001), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Sedangkan fungsi bahasa yaitu sebagai alat komunikasi yang dimiliki manusia berupa sistem lambang bunyi yang berasal dari alat ucap atau mulut manusia tau dengan kata lain bahasa merupakan kumpulan kata-kata yang memiliki makna yang diucapkan oleh mulut manusia.Â
Karena sebagai alat komunikasi yang penting bagi manusia berarti setiap manusia pasti memiliki bahasa terutama bahasa ibu yang secara tidak langsung diajarkan dari semenjak dilahirkan. Bahasa ibu pasti dipengaruhi oleh letak geografisnya, dengan kata lain letak geografis sangat menentukan variasi bahasa, letak geografis juga berkaitan erat dengan kebudayan suatu daerah. Â
Menurut  (Harsoji, 1984: 11) bahwa bahasa dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan, pada dasarnya seluruh kebudayaan manusia itu ada karena ada bahasa sebagai pendukungnya. Bahasa itu merupakan bagian dari kebudayaan, tetapi ada pula yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua hal yang berbeda. Namun, mempunyai hubungan yang sangat erat, sehingga tidak dapat dipisahkan.
Berbicara mengenai letak geografis tidak dapat dipungkiri bahwa daerah pantura (pantai utara) atau daerah pesisir khususnya wilayah Brebes mempunyai bahasa ibu ngapak atau biasa disebut dengan dialek ngapak. Masyarakat Brebes terkenal dengan kengapakannya . tidak hanya bahasa ngapak yang mendominasi bahasa di wilayah Brebes, tetapi bahasa sunda juga dominan di wilayah ini karena secara geografis wilayah Brebes berdekatan dengan provinsi Jawa Barat yang mana bahasa yang digunakan yaitu bahasa Sunda. Wilayah Brebes termasuk daerah yang ikut provinsi Jawa tengan tetapi terletak di ujung barat.Â
Daerah-daerah di Jawa Tengah contohnya Surakarta menggunakan bahasa yang sangat bertolak belakang dengan wilayah Brebes. Bahasa Jawa yang digunakan oleh penutur di wilayah Yogyakarta dan Surakarta digolongkan ke dalam bahasa Jawa standar. Jadi, di Jawa, orang mengakui bahasa Jawa yang baku adalah Bahasa Jawa  dialek Solo dan Yogyakarta (Sumarsono, 2007: 28). Bahasa Jawa di daerah ini memiliki tingkat tutur berbeda, yaitu kromo inggil, madya, dan ngoko. Adanya tingkat tutur tersebut mempengaruhi jumlah kosakata bahasa Jawa.  Maka tidak mengherankan jika orang Solo dan Jogja fasih dalam menggunakan Bahasa Jawa.
Berbeda dengan wilayah Brebes yang jauh dari pusat budaya jawa, eksistensi penggunaan bahasa jawa sangat kurang sekali. Ada beberapa fakor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, diantaranya : 1). Merupakan wilayah yang jauh dari pusat bahasa jawa, 2).Jarang digunakannya bahasa jawa untuk berkomunikasi sehari-hari, 3) Banyak yang beranggapan bahasa jawa itu sulit dan tidak penting.Â
Menyikapi fenomena-fenomena tersebut mengenai upaya yang harus dilakukan agar bahasa jawa tetap eksis di wilayah Brebes yaitu harus menggalakan penggunaan bahasa jawa untuk berkomunikasi sehari-hari misalnya menggunakan bahasa jawa krama maupun krama inggil ketika berbicara dengan orang lain atau orang yang lebih tua sebagai bentuk penghormatan kepada orang lain. Walaupun terlihat tindakan sederhana, tetapi hal tersebut secara signifikan bisa mempengaruhi eksistensi bahasa jawa di daerah Brebes.
Nimas Sa'diyahÂ
(Guru Bahasa Jawa di Brebes)