Mohon tunggu...
eny mastuti
eny mastuti Mohon Tunggu... -

Ibu dua orang remaja. Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Melanggar Mitos Dianggap Durhaka

3 November 2017   16:26 Diperbarui: 3 November 2017   21:46 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : ngomongbae.com

Di beberapa daerah di Indonesia, warisan nenek moyang berupa adat istiadat, tradisi dan budaya, merupakan tatatan yang berpadu menjadi tuntunan bermasyarakat. Mulai dari urusan umum seperti etika bersosialisasi hingga hal yang lebih bersifat pribadi,  misalnya kesehatan. Tatanan dan tuntunan ini kemudian melahirkan MITOS.

Wikipedia bahasa Indonesia menulis, dalam pengertian lebih luas, mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional. Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya.

Umumnya, mitos dipercaya karena pengalaman : bahwa patuh pada mitos membawa kebaikan,  dan sebaliknya, melanggar mitos dinilai membangkang bahkan durhaka. Agar tulisan ini lebih obyektif,  saya ingin menyatakan bahwa tidak semua mitos keliru, pun sebaliknya tak semua mitos benar. Intinya, tidak pada tempatnya mengkultuskan mitos sebagai ajaran yang tak pernah salah, dan tak bijak juga menuduh mitos sebagai seratus persen kebohongan.

Ada beberapa mitos (Jawa) yang meskipun sekilas terkesan kurang masuk akal, namun ketika ditelusuri lebih dalam, sejatinya ada maksud positif. Misalnya : anak gadis suka makan sayap ayam, akan susah cari jodoh.    Hm...., benang merahnya nya dimana ya?

Ternyata ini dia jawabannya : Sayap ayam mengandung banyak lemak. Dikhawatirkan, remaja (anak gadis)  yang hormonnya sedang tidak stabil akan jerawatan setelah makan sayap ayam terlalu banyak (suka). Kalau kulit muka tak bersih, gadis dianggap sulit dapat pacar. Itulah yang dimaksud jauh dari jodoh. (idntimes.com)

Di daerah pedesaan,  mitos  dipegang teguh.  Tujuannya untuk menjaga kearifan lokal agar tradisi leluhur lestari meskipun jaman terus berkembang. Contoh : mitos kesehatan.  Mitos dalam bidang ini 'tersedia' untuk segala usia. Sejak bayi berstatus janin di dalam kandungan, kemudian lahir dan tumbuh menjadi balita, remaja, manusia dewasa hingga usia tua.

Mitos Tentang Kehamilan

Ada mitos tentang si ibu hamil itu sendiri, perkembangan si jabang bayi, persalinan dan berbagai tahapan setelahnya.

Misalnya,  jenis kelamin bayi dipengaruhi oleh makanan, atau jenis kelamin bayi bisa dilihat dari bentuk perut ibu nya. Harus makan dengan porsi dobel karena ada dua nyawa yang harus diopeni.  Air es,  daging kambing, nanas, tape dan durian serta makanan pedas adalah daftar menu pantangan. Menggunting dan menjahit kain selama hamil, bisa mengakibatkan bayi lahir dengan bibir sumbing.

Sepertinya, daftar mitos seputar kehamilan paling banyak sekaligus paling ribet. Salah satu sebabnya, mungkin karena kehamilan dinilai sebagai satu tahapan maha penting dalam hidup. Akan lahir generasi penerus keluarga, di dalamnya akan mengalir darah keluarga, di dalamnya pula akan ditentukan kualitas keturunan.

Jika bayi lahir normal, baik, bermutu, maka separuh PR keluarga besar, seolah terselesaikan sudah.  Tetapi sebaliknya jika ada kekurangan, maka deretan perkerjaan rumah sudah terpampang di depan mata. Karena si jabang bayi diprediksi tidak akan mampu mandiri dan kelak menjadi beban keluarga, selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun