Mohon tunggu...
eny mastuti
eny mastuti Mohon Tunggu... -

Ibu dua orang remaja. Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Geliga Krim, Solusi Dampak Olahraga Tanpa Pemanasan dan Pendinginan

20 Oktober 2017   18:46 Diperbarui: 21 Oktober 2017   05:26 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : geligakrim.com

Tidak ada waktu. Itulah salah satu alasan banyak orang - termasuk saya-,    malas atau tidak mampu berolah raga secara teratur. Padahal ketika lama tak berolah raga, tubuh terasa tidak nyaman. Ada saja keluhan yang muncul.  Seperti :   punggung pegal, leher dan pundak kaku, serta kaki terasa berat untuk melangkah.  Dan yang paling menjengkelkan adalah tubuh terasa lemas dan tidak bergairah.  Padahal seringkali pekerjaan yang datang tidak mau tau kondisi kita dan jelas tidak mau ditunda.

Dulu saya mengira, keluhan -- keluhan yang muncul itu karena terlalu lama duduk di tempat kerja. Ternyata, pendapat itu tak sepenuhnya benar. Buktinya, ketika dalam beberapa hari saya harus wara-wiri  selama jam kantor dan bahkan seperti tak sempat duduk, ternyata keluhan itu tidak pergi juga.

Akhirnya, dari perbincangan dengan teman, konsultasi kepada dokter dan membaca artikel, sampailah saya pada kesimpulan bahwa rasa tidak nyaman itu akibat saya jarang sekali berolah raga.  Maklum, jika saya teliti, rutinitas saya sebagai ibu cukup lah padat.  Pagi hari sebelum berangkat kerja, sibuk dengan urusan rumah tangga.  Bekerja di kantor  sampai siang menjelang sore.  Sepulang kerja kembali ke profesi sebagai ibu rumah tangga dan menyelesaikan beberapa tugas atau pekerjaan sampingan. Begitu seterusnya, dari hari Senin sampai Sabtu . Sementara hari Minggu, yang katanya prei atau libur, malah  selalu full dengan kegiatan keluarga, acara sosial dan aktivitas lain, yang menyita waktu juga.

Maka  untuk menyiasati, saya pilih berolah raga di rumah saja. Di tempat saya, ada stasiun TV lokal yang pada jam 7 pagi selalu menyiarkan program olah raga / fitnes. Ada pemandu atau instruktur serta beberapa peserta senam di belakangnya.

Tiga kali seminggu saya ikuti program tersebut. Saya posisikan diri sebagai peserta.  Bersiap di depan TV, mengikuti semua gerakan dan arahan instruktur. Berusaha disipilin dan rajin. Hasilnya, saya merasakan tubuh lebih bugar, gerakan lebih lincah (meskipun karena faktor U, kini tak lagi selincah bola bekel).  Ibarat komputer, kondisi itu bagi saya semacam performa hardware  pada tubuh saya.  Sementara dari sisi software nya: suasana hati yang anti galau,  semangat cetar membahana dan ide yang mengalir sampai jauh mewarnai hari-hari ketika olah raga dilakukan secara benar.

Namun apa daya, namanya juga di rumah, acara senam di depan TV  sering menemui hambatan. Misalnya, menjelang acara dimulai,  ternyata tugas rumah belum rampung. Sehingga saya  terlambat mengikuti senam, akibatnya sesi pemanasan terlewat.

Atau, di tengah acara tiba-tiba ada tamu atau telpon yang tak bisa ditolak. Maka kegiatan pun harus terhenti mendadak. Tanpa melalui proses peregangan atau pendinginan. Ingin melakukan peregangan sendiri, waktu tak mencukupi. Karena harus siap-siap berangkat kerja.

Hal-hal seperti itulah yang kemudian menimbulkan masalah baru pada tulang dan sendi saya. Salah prosedur, mungkin itu istilah kerennya. Dari halosehat.com  saya tahu bahwa  :  olahraga tanpa melakukan pemanasan dapat menyebabkan terjadinya kram otot. Karena otot-otot tubuh yang masih kaku dan belum mengalami  pemanasan,  kaget ketika langsung melakukan olahraga. Hal ini dapat memicu berbagai macam hal, seperti otot yang tertarik, terjepit, terlipat, dan kram pada otot.

Sedangkan info dampak buruk olah raga tanpa pendinginan atau peregangan, saya dapatkan dari Kompas.com : Jika menghentikan aktivitas otot-otot tubuh dengan tiba-tiba usai olahraga yang intens, maka suhu tubuh akan menjadi dingin dengan tiba-tiba. Ini akan menyebabkan rasa sakit keesokan harinya. Kerugian lainnya adalah, kondisi ini akan membuat olahraga yang kemarin menjadi sia-sia.

Saya mengalami dampak kedua hal tersebut. Dan memang itu salah saya  sih..., tidak perlu mencari kambing hitam untuk rasa njarem(bahasa Jawa) yang saya alami. Nyeri pada paha depan dan pergelangan kaki, kaku pada leher dan punggung. Atau otot lengan yang terasa susah digerakkan. Jika hal itu terjadi, saya langsung mencari Geliga Krim  . Karena Geliga krim memang solusi terbaik saya untuk  membantu meredakan rasa sakit pada tubuh, kelelahan otot dan persendian, kram dan masalah otot lainnya.

Selalu setia pada geliga krim karena terbukti  mudah digunakan, tidak lengket dan tidak menimbulkan noda pada pemakaian. Yang membuat ketagihan adalah, panas nya  pas apalagi jika sambil dipijat secara perlahan, wah,nyaman sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun