Mohon tunggu...
Nikolas Mauladitiantoro
Nikolas Mauladitiantoro Mohon Tunggu... Lainnya - hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan

Seorang introvert pecinta kuliner dan terkadang mengamati permasalahan yang ada di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Punya Anggota Suka Cawe-cawe, Siapa yang Salah?

1 Februari 2021   13:26 Diperbarui: 1 Februari 2021   13:27 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: istock.com

Tahun 2017 lalu saya ditunjuk sebagai pemimpin suatu komunitas yang cukup besar. Sebelumnya, saya memang memiliki pengalaman menjadi ketua kelas selama 4 tahun berturut-turut di SD, ketua OSIS di SMP maupun SMA dan menjabat sebagai ketua HIMA di kampus. Setidaknya pengalaman saya menjadi pemimpin terbilang tidak sebentar.

Saya bersyukur bisa dipercaya menjadi pemimpin di komunitas, lumayan kan ada pengalaman dan tantangan yang sebelumnya belum pernah ditemui? Di dalam komunitas yang saya pimpin ini terbagi menjadi beberapa bidang yang masing-masing memiliki "kepala"nya. Dalam memilih "kepala" di setiap bidangnya, saya memiliki beberapa kriteria yang wajib dimiliki oleh calonnya, salah satunya yaitu harus memiliki latar pendidikan yang sama dengan saya. Biar kalau diskusi, nyambung gitu lho percakapannya.

Namun akhir-akhir ini, masalah muncul. Dua "kepala" yang saya percayai dapat memimpin di bidangnya, mencari masalah. Berbagai komplain dari anggota, komunitas lain hingga klien mengenai kinerja kedua "kepala" ini datang menyerbu saya. Tunggu dulu! Saya sendiri pun bingung dan tidak tahu apa-apa tentang komplain dari mereka.

Kita sebut saja kedua "kepala" ini Budi dan Reni. Mentang-mentang saya sibuk kesana kemari mengurusi segala hal, Budi dan Reni malah memanfaatkan kesempatan ini untuk cawe-cawe yang bukan ranahnya mereka. Beberapa anggota mengompori saya, mereka bilang seperti ini, "Hati-hati, mereka tuh dekat sama kamu sekalian panjat sosial. Nanti kalau mereka sudah terkenal, kamu bakal ditinggal deh."

Saya tidak bisa menyangkal kalau Budi dan Reni memiliki strategi kerja yang bagus, dapat berpikir secara kritis, orang intelektual banget, deh. Tipe menantu idaman banget, kan? Namun semakin ke sini, apa yang anggota saya katakan selalu menghantui pikiran. Setelah saya lihat, Budi dan Reni memang semakin eksis dimana-mana. Jangan-jangan..mereka ingin menggeser posisi saya sebagai ketua komunitas?

Saya bingung, sebenarnya siapa yang salah dalam kasus ini. Apakah seharusnya sebagai ketua komunitas tugas saya untuk mengontrol kepala-kepala di seluruh bidang terlalu longgar atau justru menjadi kesalahan Budi dan Rosi yang memang senang cawe-cawe tanpa sepengetahuan saya?

Duh, jangan bilang saya gagal nih jadi pemimpin? Menjalankan salah satu tugasnya untuk mengontrol bawahannya saja tidak bisa. Bisa-bisa posisi saya terancam!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun