Kuliah, Tuntutan Sosial Yang Bikin Depresi?

Kuliah merupakan impian bagi hampir semua siswa dan siswi setelah lulus dari sekolah menengah atas. Mendapatkan gelar adalah salah satu hal yang membanggakan bagi diri sendiri maupun orang disekitar kita. 

Ekspektasi kuliah selalu menyenangkan sekaligus mendebarkan bagi kaum muda, namun dunia sosial seringkali memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap kita. Tuntutan sosial tidak hanya datang dari luar saja, bahkan obsesi orang tua terhadap pendidikan anaknya adalah alasan anak untuk berkuliah. 

Karakter yang kita bangun seiring waktu akan terpengaruh dengan tuntutan sosial yang harus serba hebat dan gelar adalah kewajiban. Di kampus, mahasiswa juga diberi target akademik untuk mendapatkan nilai yang baik. Rasa stress akibat tuntutan yang tidak realistis untuk mencapai target akademik dapat berubah menjadi depresi. 

Menurut Sriati (2008), depresi adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan, yang ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran, dan juga ditandai dengan aktifnya sistem saraf pusat.

Mahasiswa menghadapi tekanan dan tantangan serta rasa cemas   akan beban belajar. Hal ini dapat menyebabkan seseorang menjadi kewalahan dan berkembang menjadi perasaan stres dan depresi. Selain itu, depresi sering terjadi pada mahasiswa yang jauh dari rumah, sehingga membuat mereka merasa seperti sedang berjuang sendirian. Tuntutan sosisal serta harapan orang sekitar ternyata dapat berimbas sejauh ini. Kuliah adalah sebuah pilihan, artinya kamu berhak untuk tidak memilihnya. 

Saat mengalami kesulitan dalam perkuliahan, cobalah untuk berkonsultasi dengan pihak konseling kampus. Isilah waktu luang dengan hobi, tidak perlu terus memaksakan diri untuk selalu mencapai hal-hal diluar kemampuan kalian. Istirahat sebentar dari kegiatan yang menyesakan juga tidak masalah. Yakinlah pada pilihan yang kamu pilih, buktikan bahwa kamu mampu berjuang atas apa yang kamu pilih.