Mohon tunggu...
Ni Ketut Ayu Sari Utari Dewi
Ni Ketut Ayu Sari Utari Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Komunikasi

Mahasiswi Komunikasi yang baru memulai menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Salahkah Terobsesi dengan Jumlah "Like" di Media Sosial?

13 Januari 2021   20:49 Diperbarui: 17 Januari 2021   23:11 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi(sumber: unsplash.com /@kate_torline)

Hal spontan yang sering kali kita lakukan sesaat setelah bangun pagi pastilah mencari smartphone, lalu meluncur ke aplikasi Instagram. Secara tidak sadar, hal ini telah menjadi sebuah rutinitas yang melekat pada diri kita. Apalagi beberapa menit setelah mengunggah foto atau video baru, jari kita akan otomatis menggeser layar kembali ke atas untuk menyegarkan feed Instagram agar dapat melihat sudah bertambahkah jumlah penyuka unggahan kita tersebut.

Kini, Instagram sangat digandrungi oleh anak milenial dan disebut sebagai album foto yang dapat dinikmati semua orang. Foto atau video yang diunggah dapat dilihat, dibagikan ulang, disukai, hingga diberi komentar oleh setiap pengguna media sosial ini. Akibatnya, dapat muncul sifat obsesif terhadap jumlah like yang didapatkan pada setiap unggahan kita.

Unggahan pada Instagram sering kali berupa segala sisi menyenangkan yang kita lakukan, seperti momen liburan, nongkrong cantik di kafe, hingga foto bergaya estetis dengan pencahayaan serta sudut pengambilan foto yang sempurna.

Melalui unggahan "sisi menyenangkan" ini, kita berharap akan mendapatkan pujian dan jumlah like yang banyak, yang diharapkan menimbulkan rasa senang.

Tindakan membagikan sisi menyenangkan kehidupan yang kemudian mendapatkan jumlah like banyak sebagai timbal balik positif ini, membuat kita ketagihan untuk terus mengunggah foto yang sekiranya disukai orang lain. Kita cenderung terus menunggu like yang banyak, lalu merasa senang karena merasa telah mencapai tujuan.

Untuk mendapatkan foto yang sempurna, perjuangan yang dilakukan termasuk mengambil foto dari sudut condong ke atas agar tubuh terlihat lebih tinggi dan langsing, menggunakan beberapa aplikasi yang mempercantik wajah, hingga memakai filter preset agar foto senada dengan feed kita di Instagram. Sungguh membutuhkan banyak perjuangan ya, untuk memperoleh kesenangan diri.

Namun, perjuangan yang dilakukan untuk mengambil foto tersebut terbayarkan dengan rasa senang saat memperoleh jumlah like yang banyak. 

Saya telah melakukan sebuah survei kepada 52 teman-teman sekitar mengenai seberapa berpengaruhnya jumlah like suatu unggahan pada perasaan dan keadaan mental mereka. 

Hasilnya, 29 orang menjawab bahwa mereka memperhatikan jumlah like yang didapat serta merasa senang dengan jumlah like yang banyak, sebab mereka merasa perjuangannya telah dihargai dan foto yang diunggah dianggap menarik oleh orang lain.

Bila harapan tersebut tidak tercapai, rasa kecewa akan muncul hingga membuat mereka ingin menghapus foto yang diunggah, dengan anggapan bahwa orang lain tidak menyukai unggahannya.

Lain halnya dengan 23 orang lainnya yang menjawab bahwa mereka tidak memperhatikan jumlah perolehan like, dengan alasan itu bukan merupakan suatu hal yang penting dan jumlah like yang didapat bukanlah segalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun