Mohon tunggu...
NikenDe
NikenDe Mohon Tunggu... Guru - Vinsensia Niken Devi Intan Sari

Lahir di sebuah desa yang terletak ditengah hutan jati. Desa tersebut berada di wilayah kabupaten Banyuwangi. Daerah yang terlanjur terkenal kembali dengan sebutan Desa Penari. Niken kecil hidup diantara orang tua yang berprofesi sebagai guru. Guru jaman OLD. Dengan segala kekurangannya, namun tetap dan terus mensyukuri dan menyemangati anak-anaknya untuk berpendidikan tinggi. Dengan satu semboyan Ajaib dari mereka bahwa "Pasti ada jalan jika itu untuk biaya pendidikan." That is TRUE. Benarlah adanya. Kami, anak-anak guru SD di sebuah desa kecil tersebut mampu melanjutkan sekolah sampai lulus Sarjana. Mimpi Bapak Ibu terkabul. Hobi menulis menjadi sebuah kegiatan yang selalu memhadirkan CANDU. Menekuninya menghadirkan kegembiraan tersendiri. Semoga menjadikan manfaat bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bakso Pecel, Kuliner Khas Desa Masa Kecilku

1 Agustus 2020   16:33 Diperbarui: 1 Agustus 2020   16:31 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
rondo royal atau tape goreng (Dokpri)

Desaku yang kucinta. Benar adanya lagu anak-anak masa kecilku. Desa kelahiran tak terhapus kisahnya. Meskipun hanya sekejap aku menikmatinya. Masa kecil kunikmati hanya sampai kelas 6 SD. Selebihnya keluarga memutuskan untuk menugaskan aku sekolah di kecamatan lain. 

Sehingga aku harus kost alias tinggal dengan induk semang. Sejak itu tidak lagi ada kegiatan bermain jamuran, jumpritan (petak umpet), dakon, lompat tali, bekelan dengan teman-teman kecilku. Kami Berpisah demi ilmu.

Makanan masakan ibu sudah menjadi kerinduanku sejak kecil. Tak ada duanya. Padahal menurut ibuku bumbunya hanya sederhana saja, bawang merah, bawang putih, tomat, tambah cabe jika ingin pedas.

Resep yang kutiru ketika menjadi koki dalam rumah tanggaku. 2 minggu sekali aku baru bisa bertemu dengan kenikmatan dapur ibuku. Hingga kini menjadi sebuah mimpi jika lama tidak berkunjung.

Berkesempatan pulang saat libur idul adha menjadi sebuah peluang besar untuk menikmati masakan beliau. Beberapa kuliner khas yang wajib aku cicipi pun sudah kudata. Antara lain:

1. Bakso Pecel

Banyuwangi terkenal dengan makanan yang membuat orang-orang daerah lain terkesima. Dari namanya biasanya mereka melotot dan bergidik karena menganggapnya aneh. Senada dengan Rujak Soto yang sudah mendunia itu, khas desaku adalah bakso pecel. Bagaimana wujudnya. Ya, sepiring pecel dicampur dengan semangkok bakso.

Yummy, nikmatnya. Lebih nikmat jika sayur pecelnya adalah daun pepaya, genjer, bunga turi dan kecambah. Sambal pecel dengan level kepedasan tinggi menghadirkan sensasi yang luar biasa. Hmm, tiada duanya. Cukup Rp 7.500 -- Rp 10.000 sudah mendapatkan beberapa butir bakso, tahu dan pecel.

2. Jenang grendul

Jenang grendul adalah semacam bubur (jenang) yang terbuat dari tepung tapioka dibentuk bulat-bulat. Biasanya berwarna merah karena campuran gula aren atau gula jawa. Namun saat ini di desaku grendulnya sudah berwarna pink. Hahaha, ini terobosan yang menarik. Meski rasanya tak jauh beda. 

Ini menu wajib yang harus aku nikmati ketika pergi ke pasar. Jenang campur, terdiri dari jenang grendul, jenang ketan hitam dan jenang sungsum. Tak mahal, hanya Rp 3000. Jika dimakan bersamaan dengan bakso pecel pasti bikin super duper kenyang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun