Bukan promosi tapi ini sebuah pengalaman. saya memang fanatik terhadap merek motor tertentu. Dari jaman pertama kali bisa kredit motor sekitar tahun 2000 sampai hari ini selalu merk itu yang kugunakan. Entah mengapa. Rasanya mantap saja kalau memakai motor merk tersebut. Â Kefanatikan itu berlanjut dalam hal service motor. Rasanya kalau tidak di agen resmi tidak nyaman dan tidak mantap
Nah percaya itu menjadi sebuah sugesti ampuh dalam diri. Jadilah berpengaruh dalam perjalanan pesepedamotoran. Kendaraan kami hanya motor. Anak-anak kuliah, sekolah dan aku ke tempat kerja, semua memakai motor dengan merk dan jenis yang sama. Motor matic yang ramping dan nyaman. sesuai anjuran setiap 6 bulan sekali selalu aku bawa ke klinik resmi itu untuk dicek kesehatannya. Oli, rem, gas, ban dan segala keluhan yang muncul. Maka motor selalu nyaman terpakai.
Ini cerita tentang kefanatikkan dan sugesti itu. Suatu hari aku harus ke gereja untuk sebuah tugas. Pagi-pagi motor  melaju menuju gerejaku. Jarak dari rumah sekitar 3km. Masih sepi sehingga jalanan lancar. Ketika memarkir motor putih biru itu, hidungku mencium bau oli dan ada bau sesuatu yang kebakar. Panik dong.Â
Setelah melakukan protokol kesehatan sesuai protab covid 19, aku amati motor keluaran tahun 2014 itu. Ternyata dibagian knalpot ada yang basah dan terpanggang panasnya knalpot. Aku gak paham apa itu.Â
Kebetulan di dalam gereja ada beberapa anak muda yang sedang mempersiapan Misa live streaming. Aku meminjam salah satu motor mereka dan meninggalkan motorku di sana.Â
Kepanikan itu membuat aku meminta bantuan seorang teman yang memang bekerja di sebuah bengkel resmi motor dengan brand yang berbeda. Sebenarnya tidak sepenuh hati karena sudah terpapar sugesti. maksud hati minta tolong mengecek saja.
Alhasil keluarlah advice dari sang mekanik. Setelah terselesaikan semua kupakailah motor itu lagi. Koq semakin gak nyaman dan oli masih menetes. Kupikir seperti di bengkel resmi keluhan kedua masih masuk garansi ternyata ada advice susulan yang membuatku agak terkesiap. Namun biaya yang aku keluarkan tidak membuat motorku sembuh, tetap tidak berhasil membuatnya nyaman.
Akhirnya aku bawa ke delear resmi. Mereka dengan ramah menyambut. Menayakan kabar dan mengingatkan untuk melakukan protokol kesehatan covid 19. berceritalah aku tentang kisah motor putih biru itu. Satu kalimat keluar dari sang mekanik.
"Makane to, Bu. Kalau service itu ke deler resmi."Â
Mekanik itu memang sudah kenal lama dengaku dan si motor. Sejak awal aku membeli selalu dia yang memegang ktika harus service. Dia hapal betul riwayat sepeda putih niru itu.Â
Motorku ditangani dan harus menginap. Dia mengingatkan bahwa delear resmi juga menyediakan fasilitas jemput motor. Sebenarnya aku juga beberapa kali memakai fasilitas itu. Ketika besoknya ku ambil dan kubayar. terkejutlah aku karena biaya yang harus kubayar tak semalah 2 kali service di mekanik di luaran sana. Motorku juga nyaman lagi dengan tambahan garansi 1 minggu berikutnya.
Semakin percaya saja sama brand tercinta. Layanan service nya benar-benar membuat semakin tersenum lebar. Good job, sesuai dengan mottonya "Satu Hati" , "One Heart".Â