Saya melihat Aim yang sedang mengunyah bakso dengan malas-malasan itu. Pelan-pelan saya bertanya soal Lila.
"Bang...abang suka sama teman sekelasnya abang ya ?"
Aim melirik ke arah saya. Dia diam sekitar dua detik. Tapi akhirnya ia menjawabnya dengan menaikkan kedua alisnya sebagai jawaban iya.
"Itu... cewek yang abang sukai itu anaknya cantik ya ?
Dia diam beberapa detik. Tampak sedang berpikir. Detik berikutnya dia menjawab dengan gelengan kepala.
"Dia pintar ya ?"
Dia kembali menunjukan ekspresi wajah yang sedang berpikir. Saya diam menunggu. Sejenak kemudian dia menggelengkan kepalanya.
"Dia lucu ya makanya bikin abang suka ?"
Lagi-lagi dia diam selama beberapa detik dan menunjukan ekspresi wajah yang sedang berpikir. Saya pun mau tak mau harus diam menunggu jawabannya. Â
Tak lama kemudian ia kembali menggelengkan kepalanya. Saya mengerutkan dahi saya sebagai isyarat bingung.
"Bang...kalau menurut abang dia itu nggak cantik, nggak pinter dan nggak lucu juga, terus apa yang bikin abang suka sama dia?"