Mohon tunggu...
Nike Hafa Anggila
Nike Hafa Anggila Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hai saya Nike mahasiswa S1 keperawatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Program "GERMAS" Sebagai Intervensi Keperawatan Komunitas Dalam Pengendalian Hipertensi Pada Remaja

7 Juli 2025   16:43 Diperbarui: 6 Juli 2025   16:57 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Latar Belakang

Remaja merupakan fase penting dalam siklus kehidupan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun psikologis yang pesat. Namun, saat ini kelompok remaja dihadapkan pada berbagai ancaman kesehatan, salah satunya adalah meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi. Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang dianggap sebagai salah satu penyebab kematian paling banyak di dunia, karena biasanya tidak menunjukkan gejala yang jelas dan sering disebut sebagai "pembunuh diam-diam" atau "silent killer". Selama ini, hipertensi lebih dikenal sebagai penyakit yang umum terjadi pada usia dewasa atau lanjut usia, namun tren terbaru menunjukkan bahwa hipertensi kini juga mulai banyak ditemukan pada remaja akibat perubahan gaya hidup yang tidak sehat (Herdayati et al., 2022).

Menurut WHO (2023), hipertensi atau biasanya disebut dengan tekanan darah tinggi ini muncul ketika tekanan dalam pembuluh darah mencapai tingkat yang terlalu tinggi, yaitu 140/90 mmHg atau lebih. Kondisi ini sering kali umum, tetapi bisa menjadi serius jika tidak ditangani. Banyak orang yang mengalami tekanan darah tinggi tidak merasakan gejala apa-apa. Secara global, jumlah anak-anak yang terdiagnosis menderita hipertensi mencapai sekitar 2% hingga 4%, seperti yang terjadi di Amerika Serikat dengan angka berkisar 2,2% hingga 3,9%. Sementara itu, di benua Afrika dan Asia, angka prevalensi gabungan hipertensi di antara anak-anak tercatat 5,5% di Afrika, 18,4% di Tiongkok, dan 29,8% di India.

Berdasarkan Riskesdas (2018), prevalensi hipertensi nasional meningkat dari 25,8% di tahun 2013 menjadi 34,1% di tahun 2018. Sementara itu, menurut Survei Kesehatan Indonesia (2023), prevalensi hipertensi pada kelompok usia muda 18--24 tahun mencapai 10,7%, dan pada usia 25--34 tahun sebesar 17,4%, serta prevalensi nasional mencapai 34,11% . Tren ini menunjukkan bahwa hipertensi tidak hanya menjadi masalah di usia dewasa, tetapi kini juga mulai mengancam kelompok remaja, terutama disebabkan oleh pola hidup tidak sehat seperti konsumsi garam berlebih, rendah aktivitas fisik, stres, dan kurangnya kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Penyebab tekanan darah tinggi di kalangan remaja biasanya terkait dengan pola hidup yang tidak sehat. Hal ini mencakup minimnya aktivitas fisik, konsumsi makanan yang kaya garam dan lemak, kebiasaan merokok, stres, serta rendahnya kesadaran tentang pentingnya menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur. Selain itu, keadaan ini semakin parah dengan meningkatnya pemakaian gadget, kebiasaan duduk dalam waktu yang lama, serta kurang tidur, yang dapat berdampak negatif pada stabilitas tekanan darah sejak usia muda (Diana & Hastono, 2023).

Menghadapi masalah ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meluncurkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) sebagai inisiatif pencegahan dan promosi untuk mengurangi beban penyakit tidak menular di masyarakat. GERMAS memiliki tiga fokus utama, yaitu meningkatkan aktivitas fisik, mengonsumsi buah dan sayuran, serta menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur (Kemenkes, 2018). Program ini sangat relevan dan strategis jika diterapkan pada generasi muda, karena dapat membentuk kebiasaan hidup sehat sejak awal guna mencegah komplikasi hipertensi di usia dewasa.

Sebagai bagian penting dalam layanan kesehatan masyarakat, perawat komunitas bertugas mengedukasi, mendampingi, dan membantu masyarakat dalam menjalankan program GERMAS. Peran mereka sangat penting di lingkungan sekolah, posyandu remaja, serta tempat-tempat di mana remaja sering berkumpul. Selama menjalankan tugasnya, perawat juga bisa bekerja sama dengan para kader kesehatan, guru, dan tokoh masyarakat untuk memastikan program ini berjalan dengan baik.

PEMBAHASAN

 

Program GERMAS sebagai Strategi Pencegahan Hipertensi pada Remaja

Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan sebuah inisiatif nasional yang bersifat komprehensif, bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia. GERMAS diarahkan untuk membangun kesadaran serta kapasitas setiap individu dan komunitas dalam menjalani pola hidup sehat, sekaligus mendorong peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh dan berkelanjutan. Program ini mencakup berbagai kegiatan utama, antara lain peningkatan aktivitas fisik, penerapan gaya hidup sehat dan aman, penyediaan makanan sehat dan bergizi, deteksi dini dan pencegahan penyakit, peningkatan kualitas lingkungan, serta edukasi mengenai pentingnya perilaku hidup sehat (Hapsari & Yufiana, 2023).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun