Mohon tunggu...
Nihayatu Saadah
Nihayatu Saadah Mohon Tunggu... Penulis - A life-long learner

Trying to be active in Kompasiana^^ [IG:fforcess]

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bagaimana Menyikapi Fenomena Puber Kedua (Versi Tempat Curhat)?

1 Juni 2021   09:59 Diperbarui: 1 Juni 2021   16:14 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi konflik dengan pasangan by freepik.com


Bilamana topik "Puber Kedua" tidak pernah muncul di K waktu itu, mungkin saya tidak akan pernah tahu sama sekali.  Kalau istilah puber saja sih, tidak ada masalah. Tapi itu sudah ditambah kata "kedua". Maksudnya apa? Sama sekali tidak ada gambaran.

Lantas bagaimana?

Akhirnya (dengan terpaksa) membaca dong tulisan rekan-rekan Kompasianer yang sudah gercep ngirim tulisannya duluan. Membacanya dengan teknik quick skimming aja yang penting dapat poinnya. Dan ya, oke, sudah ketemu maksudnya. Terus SKIP. Saya memilih membaca ke topik lain saja yang lebih relevan dengan keadaan.

Namun siapa sangka 5 bulan berikutnya, ada kasus di sekitar yang membuat saya (kembali terpaksa) harus membuka artikel tersebut. Cukup kaget! Karena ternyata topik ini sudah banyak dibahas di laman berita manapun, tidak hanya oleh kita disini.

Bahkan sudah sejak 8 tahunan silam. Wah, saya merasa kudet sekali. Terus saya coba membuka kembali asal muasal saya mengenal tema ini. Maksudnya ke TOPIK PILIHAN K yang pertama kali saya temukan membahas topik ini. Tapi sudah tidak ada. Entah sudah terhapus, atau mesin pencarian saya yang tidak memunculkan karena gangguan signal internet.

Ya sudahlah baca yang ada saja.

Ternyata dihadapkan dengan fenomena Puber Kedua ini cukup meresahkan hati, Bun, Yeorobun. Meskipun bukan saya pribadi yang menghadapinya (Naudzubillah), namun bila itu menimpa sanak family yang kita cintai, itu sama saja menimpa diri sendiri. Apalagi menjadi posisi orang yang diajak curhat. Semacam ada beban berat menimpa untuk memberikan solusi yang terbaik untuk penyelesaiannya.

Iya kali, dicurhatin cuma modal menjadi pendengar yang baik saja tanpa solusi. Terus, kalau solusi sudah ada, masih ditakutkan kalau solusi tersebut bukannya membantu, tapi malah menambah masalah jadi runyam. Astaghfirullah, semoga saja sih ini hanya kekhawatiranku saja.

Kalau menilik definisi Puber Kedua, kurang lebih fenomena yang saya hadapi ini memang lebih mengarah ke sana. Yes,

  1. Hal ini sedang menimpa mereka yang berada di usia 35 tahun keatas. Kalau kata dokter sih, ini disebut masa perimenopause atau masa transisi sebelum memasuki masa menopause yang menimpa pria maupun wanita di usia 35-40 tahunan.
  2. Terjadi pada seseorang yang telah menjalani usia pernikahan 12 tahun keatas. Meskipun belum ada data penelitian terpercaya yang saya dapatkan, namun rata-rata orang menyebutkan angka ini. Kalau begitu, marilah kita semua waspada dengan pernikahan dini ya, Bun. Istilahnya, untuk meminimalisir rasa bosan dengan pasangan.
  3. Beberapa data menyebutkan bahwa sebetulnya Puber Kedua ini tidak jauh berbeda dengan puber pertama (pubernya masa remaja). Bedanya , perubahan tingkah laku dan psikologis ini dialami oleh orang dewasa. Mereka sedang mengalami penurunan produksi hormone estrogen,  testosteron, dan androgen yang sebelum usia 40-an berperan atas sifat kedewasaan seseorang.

Mungkin menurut kacamata kita (termasuk saya), yang orang-orang awam, ini agak mencengangkan. Dimana sejauh ini yang kita tahu, usia 40-an itu usia yang matang dalam kepemimpian, usia mapan dalam bisnis, dan tingkat kedewasaan seseorang sedang dalam puncak-puncaknya. Namun dibalik itu, ternyata ada sisi gangguan psikologi natural yang tak terhindarkan ini, yang bisa terjadi pada siapa saja.

Bukan menakut-nakuti ya, Yeorobun. Alangkah lebih baik bila kita coba lebih banyak menggali informasi agar tetap tenang dalam menghadapinya, dan menjadi persiapan pribadi bila kita sudah memasuki usia rawan itu.

  1. Hal ini menjadi horror dan meresahkan karena otomatis kasus ini bisa mengancam keutuhan rumah tangga. Serem loh?

Semoga tulisan ini tidak menakut-nakuti siapapun, alias menimbulkan suatu kekhawatiran baru. Penting untuk menjadi pengetahuan saja kalau mid-life crisis/Puber Kedua itu memang benar adanya, walau tidak semua orang mengalaminya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun