Mohon tunggu...
Nihayatu Saadah
Nihayatu Saadah Mohon Tunggu... Penulis - A life-long learner

Trying to be active in Kompasiana^^ [IG:fforcess]

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dispatch Akhir Tahun

31 Desember 2020   11:03 Diperbarui: 31 Desember 2020   12:41 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Zaya mengeluarkan headphone wireless dari ransel yang sedari tadi terduduk manis dipangkuannya. Baginya, musik adalah traveling mate yang tak boleh ketinggalan. Tak peduli seberapa banyak lagu  yang tersimpan digawainya, sekalipun lagu-lagu itu akan bermain 3 kali putaran, yang terpenting saat ini adalah perjalanan jauhnya tidak akan kesepian. Lagu bisa membuatnya menikmati perjalanan. Dan ya, lagu juga mampu meminimalisir masalah perutnya yang seringkali menjadi musuh perjalanannya. Zaya benci mabuk perjalanan.

Meski begitu, Zaya tidak pernah kapok. Benci mabuk perjalanan bukan berarti benci jalan-jalan. Mumpung ini akhir tahun, kenapa tidak mengambil cuti tahunan. Untuk menghabiskan uang. Eh bukan. Untuk merealisasikan keinginan. "2021 New Year's Eve Live Jakarta, I am coming." Soraknya dalam hati.

Pukul berapa ini? Oh sudah kelewat Isya. Dua setengah jam sudah perjalanan dia lalui. Tapi masih lama. Setidaknya sesuai jadwal, dia akan sampai di terminal tujuan pukul 04.30 pagi. Mencoba kembali memejamkan mata, tapi sudah tak bisa.

"Ah, lebih baik aku ngemil saja." Bisiknya pada diri sendiri.

"Eh tunggu! Kenapa teman sebangkuku berubah jadi cowok?" lanjutnya kaget.

Suasana jadi berubah canggung. Zaya jelas merasa tidak nyaman bila sudah duduk bersebelahan dengan lawan jenis. Bukan karena dia cewek alim, atau pendiam, atau suka minder lihat cowok. Bukan begitu. Dia hanya  tidak nyaman. Semacam tidak bisa bebas bergerak dan bertingkah layaknya duduk sendirian atau ketika sebangku dengan sesama wanita. Dia hanya bisa berharap, semoga cowok itu akan turun secepatnya.
Oh sepertinya tidak mungkin.

"Duh kenapa ini? Please jangan sekarang." 

Zaya masih sibuk berbisik dengan dirinya sendiri. Memang hanya bisa begitu, karena dia sedang dalam perjalanan sendirian. Zaya juga tidak bisa membuka pembicaraan dengan penumpang sebangkunya itu. Prinsipnya adalah jaim (jaga image). Cewek tidak boleh sok kenal sama cowok, kecuali dia yang memulai percakapan duluan.

Beberapa menit berlalu, Zaya semakin yakin kalau dia sedang tidak baik-baik saja. Ini bukan pusing, tapi mual. Zaya ingin muntah. Tapi tidak, dia tidak boleh melakukannya. Dia harus bertahan. Dia harus berusaha. Dia butuh minyak aromaterapy, permen mint, udara segar, dan air putih. Oke, dia hanya butuh semua itu.

Ditengah kepanikan tersembunyinya itu, syukurlah bus yang dikendarainya seperti mengerti yang Zaya rasakan. Kebisingan antusias oleh penumpang lain di dalam bus yang menciptakan keramaian tidak lagi mengganggunya. Justru, ia sama antusiasnya karena kendaraan itu akan segera berhenti di rest area. Akhirnya dia bisa turun juga untuk segelas teh hangat dan udara segar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun